1900-1980年代印尼民族国家形成中穆西亚瓦拉·穆法卡特思想与实践的话语缺口分析

Agus Suwignyo, Rhoma Dwi Aria Yuliantri
{"title":"1900-1980年代印尼民族国家形成中穆西亚瓦拉·穆法卡特思想与实践的话语缺口分析","authors":"Agus Suwignyo, Rhoma Dwi Aria Yuliantri","doi":"10.15294/paramita.v33i1.41514","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"The aim of this paper is to examine the existing studies on the Indonesian deliberative mechanism of decision making, musyawarah-mufakat (MM), in the frame of nation-state formation. The 17th of August, 1945 construction of the Indonesian nation-state was based on traditional values despite its modelling of the European modern states by way of colonial legacies. This paper argues that, although scholarly attentions to revisit the ideas and practices of MM have developed very vast over the past four decades, the transformation of MM as a state mechanism has been touched in passing. Consequently, there was a discursive gap in the ideas and practices of MM. By analyzing recent studies on MM and by employing a historical method to explore daily newspapers and official documents published between 1900 and 1980s, this paper shows that the collective nature of MM did represent the taming of the political masses that overrode an individual’s sense of citizenship. Given the notion of unity, the making of MM a state ideology promoted the type of citizenship that had to work contingently with the ideological undertones of the ruling regimes. The Gesellschaft nature of the state enforced a unity as an individual’s social duty, whereas the Gemeinschaft nature of MM promoted a unity as a personal initiative, hence an ambivalence. Nevertheless, the dynamics of people’s citizenship in the practice of MM has become qualitatively compelling over time. Keywords: musyawarah mufakat, citizenship, state formation, Indonesia, twentieth century.Tulisan ini bertujuan untuk mengkaji tentang mekanisme pengambilan keputusan di Indonesia, yakni musyawarah-mufakat (MM), dalam rangka pembentukan negara-bangsa. Pada tanggal 17 Agustus 1945 pembangunan negara-bangsa Indonesia didasarkan pada nilai-nilai tradisional meski mengadaptasi model negara-negara Eropa modern karena warisan kolonial. Tulisan ini berpendapat bahwa meskipun perhatian ilmiah untuk meninjau kembali gagasan dan praktik MM telah berkembang pesat selama empat dekade terakhir, transformasi MM sebagai mesin negara telah disentuh secara sepintas. Dengan menganalisis studi terbaru tentang MM dan menggunakan metode historis untuk mengeksplorasi surat kabar harian dan dokumen resmi yang diterbitkan antara tahun 1900 dan 1980-an, tulisan ini menunjukkan bahwa sifat kolektif MM mewakili penjinakan massa politik yang mengesampingkan rasa kewarganegaraan individu. Mengingat gagasan persatuan, menjadikan MM sebagai ideologi negara yang mempromosikan jenis kewarganegaraan yang harus bekerja secara kontinyu dengan nada ideologis rezim yang berkuasa. Sifat Gesellschaft dari persatuan yang dipaksakan oleh negara sebagai tugas sosial individu, sedangkan sifat Gemeinschaft dari MM mempromosikan persatuan sebagai inisiatif pribadi, karenanya menjadi ambivalensi. Namun demikian, dinamika kewarganegaraan dalam praktik MM menjadi menarik secara kualitatif dari waktu ke waktu.Kata kunci: musyawarah mufakat, kewarganegaraan, pembentukan negara, Indonesia, abad ke dua puluh.","PeriodicalId":30724,"journal":{"name":"Paramita Historical Studies Journal","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-04-10","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"An Analysis of The Discursive Gap in the Ideas and Practices of Musyawarah Mufakat in the Indonesian Nation-State Formation, 1900-1980s\",\"authors\":\"Agus Suwignyo, Rhoma Dwi Aria Yuliantri\",\"doi\":\"10.15294/paramita.v33i1.41514\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"The aim of this paper is to examine the existing studies on the Indonesian deliberative mechanism of decision making, musyawarah-mufakat (MM), in the frame of nation-state formation. The 17th of August, 1945 construction of the Indonesian nation-state was based on traditional values despite its modelling of the European modern states by way of colonial legacies. This paper argues that, although scholarly attentions to revisit the ideas and practices of MM have developed very vast over the past four decades, the transformation of MM as a state mechanism has been touched in passing. Consequently, there was a discursive gap in the ideas and practices of MM. By analyzing recent studies on MM and by employing a historical method to explore daily newspapers and official documents published between 1900 and 1980s, this paper shows that the collective nature of MM did represent the taming of the political masses that overrode an individual’s sense of citizenship. Given the notion of unity, the making of MM a state ideology promoted the type of citizenship that had to work contingently with the ideological undertones of the ruling regimes. The Gesellschaft nature of the state enforced a unity as an individual’s social duty, whereas the Gemeinschaft nature of MM promoted a unity as a personal initiative, hence an ambivalence. Nevertheless, the dynamics of people’s citizenship in the practice of MM has become qualitatively compelling over time. Keywords: musyawarah mufakat, citizenship, state formation, Indonesia, twentieth century.Tulisan ini bertujuan untuk mengkaji tentang mekanisme pengambilan keputusan di Indonesia, yakni musyawarah-mufakat (MM), dalam rangka pembentukan negara-bangsa. Pada tanggal 17 Agustus 1945 pembangunan negara-bangsa Indonesia didasarkan pada nilai-nilai tradisional meski mengadaptasi model negara-negara Eropa modern karena warisan kolonial. Tulisan ini berpendapat bahwa meskipun perhatian ilmiah untuk meninjau kembali gagasan dan praktik MM telah berkembang pesat selama empat dekade terakhir, transformasi MM sebagai mesin negara telah disentuh secara sepintas. Dengan menganalisis studi terbaru tentang MM dan menggunakan metode historis untuk mengeksplorasi surat kabar harian dan dokumen resmi yang diterbitkan antara tahun 1900 dan 1980-an, tulisan ini menunjukkan bahwa sifat kolektif MM mewakili penjinakan massa politik yang mengesampingkan rasa kewarganegaraan individu. Mengingat gagasan persatuan, menjadikan MM sebagai ideologi negara yang mempromosikan jenis kewarganegaraan yang harus bekerja secara kontinyu dengan nada ideologis rezim yang berkuasa. Sifat Gesellschaft dari persatuan yang dipaksakan oleh negara sebagai tugas sosial individu, sedangkan sifat Gemeinschaft dari MM mempromosikan persatuan sebagai inisiatif pribadi, karenanya menjadi ambivalensi. Namun demikian, dinamika kewarganegaraan dalam praktik MM menjadi menarik secara kualitatif dari waktu ke waktu.Kata kunci: musyawarah mufakat, kewarganegaraan, pembentukan negara, Indonesia, abad ke dua puluh.\",\"PeriodicalId\":30724,\"journal\":{\"name\":\"Paramita Historical Studies Journal\",\"volume\":\" \",\"pages\":\"\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2023-04-10\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Paramita Historical Studies Journal\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.15294/paramita.v33i1.41514\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Paramita Historical Studies Journal","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.15294/paramita.v33i1.41514","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0

摘要

本文的目的是在民族国家形成的框架下,对印度尼西亚审议决策机制(musyawarah-mufakat, MM)的现有研究进行审查。1945年8月17日,印度尼西亚民族国家的建立是基于传统价值观的,尽管它是通过殖民遗产来模仿欧洲现代国家的。本文认为,尽管在过去的四十年中,学术界对重新审视MM的思想和实践的关注已经发展得非常广泛,但MM作为一种状态机制的转变却很少被提及。因此,MM的思想和实践存在话语缺口。通过分析最近关于MM的研究,并采用历史方法探索1900年至1980年间出版的日报和官方文件,本文表明MM的集体性质确实代表了凌驾于个人公民意识之上的政治群众的驯服。考虑到统一的概念,将MM作为一种国家意识形态,促进了一种公民身份,这种公民身份必须与统治政权的意识形态潜在因素一起偶然地发挥作用。国家的集体性质强制统一作为个人的社会责任,而MM的集体性质促进统一作为个人的主动性,因此是矛盾的。然而,随着时间的推移,人们在MM实践中的公民身份的动态已经变得在质量上引人注目。关键词:穆斯林,公民,国家形成,印度尼西亚,二十世纪。tuisan ini bertujuan untuk mengkaji tentang mekanisme pengambilan keputusan di Indonesia, jakni musyawarah-mufakat (MM), dalam rangka pembentukan negara-bangsa。Pada tanggal 17 Agustus 1945 pembangunan negara-bangsa印度尼西亚didasarkan Pada nilai-nilai传统的meski mengadaptasi模型negara-negara欧洲现代karena warisan殖民地。我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,登安孟山纳坎的历史研究,登安孟山纳坎的历史研究,登安孟山纳坎的历史研究,登安孟山纳坎的历史研究,登安孟山纳坎的历史研究,登安孟山纳坎的历史研究,登安孟山纳坎的历史研究,登安孟山纳坎的历史研究,登安孟山纳坎的历史研究,登安孟山纳坎的政治研究,登安孟山纳坎的政治研究,登安孟山纳坎的历史研究,登安孟山纳坎的历史研究,登安孟山纳坎的历史研究,登安孟山纳坎的历史研究,登安孟山纳坎的历史研究,登安孟山纳坎的历史研究。孟山都,孟山都,孟山都,孟山都,孟山都,孟山都,孟山都,孟山都,孟山都,孟山都,孟山都,孟山都,孟山都,孟山都Sifat Gesellschaft dari persatuan yang dipaksakan oleh negara sebagai tugas社会个体,sedangkan Sifat Gemeinschaft dari MM mempromosikan persatuan sebagai inisiatif pribadi, karenanya menjadi ambivalensi。Namun demikian, dinamika kewargangaraan dalam praktik MM menjadi menarik secara kalititf dari waktu ke waktu。Kata kunci: musyawarah mufakat, kewarganegaraan, pembentukan negara,印度尼西亚,abad ke dua puluh。
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
An Analysis of The Discursive Gap in the Ideas and Practices of Musyawarah Mufakat in the Indonesian Nation-State Formation, 1900-1980s
The aim of this paper is to examine the existing studies on the Indonesian deliberative mechanism of decision making, musyawarah-mufakat (MM), in the frame of nation-state formation. The 17th of August, 1945 construction of the Indonesian nation-state was based on traditional values despite its modelling of the European modern states by way of colonial legacies. This paper argues that, although scholarly attentions to revisit the ideas and practices of MM have developed very vast over the past four decades, the transformation of MM as a state mechanism has been touched in passing. Consequently, there was a discursive gap in the ideas and practices of MM. By analyzing recent studies on MM and by employing a historical method to explore daily newspapers and official documents published between 1900 and 1980s, this paper shows that the collective nature of MM did represent the taming of the political masses that overrode an individual’s sense of citizenship. Given the notion of unity, the making of MM a state ideology promoted the type of citizenship that had to work contingently with the ideological undertones of the ruling regimes. The Gesellschaft nature of the state enforced a unity as an individual’s social duty, whereas the Gemeinschaft nature of MM promoted a unity as a personal initiative, hence an ambivalence. Nevertheless, the dynamics of people’s citizenship in the practice of MM has become qualitatively compelling over time. Keywords: musyawarah mufakat, citizenship, state formation, Indonesia, twentieth century.Tulisan ini bertujuan untuk mengkaji tentang mekanisme pengambilan keputusan di Indonesia, yakni musyawarah-mufakat (MM), dalam rangka pembentukan negara-bangsa. Pada tanggal 17 Agustus 1945 pembangunan negara-bangsa Indonesia didasarkan pada nilai-nilai tradisional meski mengadaptasi model negara-negara Eropa modern karena warisan kolonial. Tulisan ini berpendapat bahwa meskipun perhatian ilmiah untuk meninjau kembali gagasan dan praktik MM telah berkembang pesat selama empat dekade terakhir, transformasi MM sebagai mesin negara telah disentuh secara sepintas. Dengan menganalisis studi terbaru tentang MM dan menggunakan metode historis untuk mengeksplorasi surat kabar harian dan dokumen resmi yang diterbitkan antara tahun 1900 dan 1980-an, tulisan ini menunjukkan bahwa sifat kolektif MM mewakili penjinakan massa politik yang mengesampingkan rasa kewarganegaraan individu. Mengingat gagasan persatuan, menjadikan MM sebagai ideologi negara yang mempromosikan jenis kewarganegaraan yang harus bekerja secara kontinyu dengan nada ideologis rezim yang berkuasa. Sifat Gesellschaft dari persatuan yang dipaksakan oleh negara sebagai tugas sosial individu, sedangkan sifat Gemeinschaft dari MM mempromosikan persatuan sebagai inisiatif pribadi, karenanya menjadi ambivalensi. Namun demikian, dinamika kewarganegaraan dalam praktik MM menjadi menarik secara kualitatif dari waktu ke waktu.Kata kunci: musyawarah mufakat, kewarganegaraan, pembentukan negara, Indonesia, abad ke dua puluh.
求助全文
通过发布文献求助,成功后即可免费获取论文全文。 去求助
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
15
审稿时长
12 weeks
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
确定
请完成安全验证×
copy
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
右上角分享
点击右上角分享
0
联系我们:info@booksci.cn Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。 Copyright © 2023 布克学术 All rights reserved.
京ICP备2023020795号-1
ghs 京公网安备 11010802042870号
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术官方微信