{"title":"宗教宽容与SILATURAHMI媒体:在CIREBON BUNTET hotel的BARONGSAI show","authors":"Ahmad Fasya Alfayyadl, Ammarsan Fachory MS","doi":"10.23971/jsam.v19i1.4099","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Indonesia dengan penduduk terbanyak keempat di dunia, menjadikannya terdapat berbagai macam perbedaan, baik fisik, agama, ras, suku, dan lainnya. Perbedaan agama adalah hal yang paling sering untuk dibahas, karena masyarakat harus dapat saling menghargai dan menghormati kepercayaan yang dianut oleh orang lain. Sikap tersebut biasa disebut juga dengan toleransi beragama. Bentuk dari toleransi beragama ialah dengan adanya silaturahmi antar umat beragama. Tujuan dari penelitian ini ialah memahami konsep toleransi beragama dan mengetahui media toleransi yang digunakan Pondok Buntet Pesantren. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan teknik fenomenologis. Teknik pengumpulan data yang digunakan yakni wawancara dan dokumentasi. Penelitian ini dilakukan di Pondok Buntet Pesantren Cirebon. Sebuah Lembaga pendidikan harus memberikan contoh dan pelajaran yang baik kepada masyarakat. Bentuk toleransi yang dilakukan Pondok Buntet Pesantren ialah dengan mengundang tim barongsai dari umat Kong Hu Cu ke acara khitanan massal. Karena barongsai bukanlah sebuah ritual keagamaan melainkan sebuah kebudayaan, sehingga dapat dijadikan sebagai media silaturahmi. Para santri dan masyarakat pun sudah terbiasa untuk bersikap toleransi, sehingga mereka dengan mudah untuk bersikap toleransi beragama. Hal tersebut menjadikan sikap toleransi itu semakin tumbuh dan hubungan antara agama Islam dan Kong Hu Cu semakin kuat.","PeriodicalId":53367,"journal":{"name":"Jurnal Studi Agama dan Masyarakat","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-07-03","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"MEDIA TOLERANSI DAN SILATURAHMI ANTAR UMAT BERAGAMA: PERTUNJUKKAN BARONGSAI DI PONDOK BUNTET PESANTREN CIREBON\",\"authors\":\"Ahmad Fasya Alfayyadl, Ammarsan Fachory MS\",\"doi\":\"10.23971/jsam.v19i1.4099\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Indonesia dengan penduduk terbanyak keempat di dunia, menjadikannya terdapat berbagai macam perbedaan, baik fisik, agama, ras, suku, dan lainnya. Perbedaan agama adalah hal yang paling sering untuk dibahas, karena masyarakat harus dapat saling menghargai dan menghormati kepercayaan yang dianut oleh orang lain. Sikap tersebut biasa disebut juga dengan toleransi beragama. Bentuk dari toleransi beragama ialah dengan adanya silaturahmi antar umat beragama. Tujuan dari penelitian ini ialah memahami konsep toleransi beragama dan mengetahui media toleransi yang digunakan Pondok Buntet Pesantren. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan teknik fenomenologis. Teknik pengumpulan data yang digunakan yakni wawancara dan dokumentasi. Penelitian ini dilakukan di Pondok Buntet Pesantren Cirebon. Sebuah Lembaga pendidikan harus memberikan contoh dan pelajaran yang baik kepada masyarakat. Bentuk toleransi yang dilakukan Pondok Buntet Pesantren ialah dengan mengundang tim barongsai dari umat Kong Hu Cu ke acara khitanan massal. Karena barongsai bukanlah sebuah ritual keagamaan melainkan sebuah kebudayaan, sehingga dapat dijadikan sebagai media silaturahmi. Para santri dan masyarakat pun sudah terbiasa untuk bersikap toleransi, sehingga mereka dengan mudah untuk bersikap toleransi beragama. Hal tersebut menjadikan sikap toleransi itu semakin tumbuh dan hubungan antara agama Islam dan Kong Hu Cu semakin kuat.\",\"PeriodicalId\":53367,\"journal\":{\"name\":\"Jurnal Studi Agama dan Masyarakat\",\"volume\":null,\"pages\":null},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2023-07-03\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Jurnal Studi Agama dan Masyarakat\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.23971/jsam.v19i1.4099\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Studi Agama dan Masyarakat","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.23971/jsam.v19i1.4099","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
摘要
印度尼西亚是世界上人口第四多的国家,因此存在着各种各样的差异,包括身体上的、宗教上的、种族上的、种族上的和其他方面的。宗教差异是最容易讨论的,因为社会应该能够相互尊重和尊重他人的信仰。这通常被称为宗教宽容。宗教宽容的一种形式是宗教之间的友好关系。这项研究的目的是了解宗教宽容的概念,了解使用寄宿学校的宽容媒介。本研究采用描述性定性方法和表型技术。采用的数据收集技术包括访谈和记录。这项研究是在奇雷朋-阿德本酒店进行的。教育机构应该为社会树立一个好榜样和良好的教育。Buntet - Pesantren的一种宽容形式是邀请孔库(Kong Hu Cu)的barongsai团队参加大规模的割礼活动。因为barongsai不是一种宗教仪式,而是一种文化,因此可以作为一种教学媒介。santri和整个社区都习惯了宽容,所以他们很容易容忍宗教。这使得宽容的态度越来越强烈,伊斯兰教和儒家之间的联系也越来越紧密。
MEDIA TOLERANSI DAN SILATURAHMI ANTAR UMAT BERAGAMA: PERTUNJUKKAN BARONGSAI DI PONDOK BUNTET PESANTREN CIREBON
Indonesia dengan penduduk terbanyak keempat di dunia, menjadikannya terdapat berbagai macam perbedaan, baik fisik, agama, ras, suku, dan lainnya. Perbedaan agama adalah hal yang paling sering untuk dibahas, karena masyarakat harus dapat saling menghargai dan menghormati kepercayaan yang dianut oleh orang lain. Sikap tersebut biasa disebut juga dengan toleransi beragama. Bentuk dari toleransi beragama ialah dengan adanya silaturahmi antar umat beragama. Tujuan dari penelitian ini ialah memahami konsep toleransi beragama dan mengetahui media toleransi yang digunakan Pondok Buntet Pesantren. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan teknik fenomenologis. Teknik pengumpulan data yang digunakan yakni wawancara dan dokumentasi. Penelitian ini dilakukan di Pondok Buntet Pesantren Cirebon. Sebuah Lembaga pendidikan harus memberikan contoh dan pelajaran yang baik kepada masyarakat. Bentuk toleransi yang dilakukan Pondok Buntet Pesantren ialah dengan mengundang tim barongsai dari umat Kong Hu Cu ke acara khitanan massal. Karena barongsai bukanlah sebuah ritual keagamaan melainkan sebuah kebudayaan, sehingga dapat dijadikan sebagai media silaturahmi. Para santri dan masyarakat pun sudah terbiasa untuk bersikap toleransi, sehingga mereka dengan mudah untuk bersikap toleransi beragama. Hal tersebut menjadikan sikap toleransi itu semakin tumbuh dan hubungan antara agama Islam dan Kong Hu Cu semakin kuat.