{"title":"在文化遗产保护中树立基层社会意识","authors":"Y. Winoto","doi":"10.21043/LIBRARIA.V6I1.3891","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Naskah kuno merupakan suatu jenis koleksi langka yang tidak setiap orang ataupun daerah memilikinya. Selain itu juga penyimpanan naskah kuno yang disimpan di tempat-tempat tertentu saja seperti musium dan perpustakaan. Dengan tersedianya naskah kuno di perpustakaan maupun musium diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai sumber informasi bagi masyarakat dimana informasi Informasi yang terdapat dalam naskah kuno tidak hanya dapat dimanfaatkan oleh generasi sekarang, tapi juga oleh generasi yang akan datang. Dalam upaya mempertahankan informasi yang terkandung dalam suatu naskah kuno bukanlah hal yang mudah. Apalagi usia naskah kuno biasanya memiliki usia yang mencapai ratusan tahun, bahan naskah kuno yang pada umumnya berasal dari bahan kertas yang sangat rentan terhadap kerusakan serta penggunaan yang terus menerus oleh pengunjung perpustakaan akan mempercepat kerusakan dari naskah kuno tersebut. Oleh karena demikian perlu adanya upaya pelestarian atau preservasi bahan pustaka. Salah satu musium atau perpustakaan yang memiliki naskah kuno adalah Perpustakaan Yayasan Pangeran Sumedang. Di perpustakaan Yayasan Pangeran Sumedang terdapat berbagai koleksi yang berupa naskah kuno salah satu diantaranya yaitu naskah kuno “Babad Sumedang”. Penelitian ini bertujuan kegiatan pengalaman pustakawan dalam melakukan pelestarian bahan pustaka yang berupa naskah kuno “Babad Sumedang” . Metode yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan jenis pendekatan penelitian fenomenologi. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa pengetahuan pustakawan tentang keberadaan buku “Babad Sumedang”, pustakawan hanya mengetahui keberadaan buku babad sumedang yang hanya ada di perpustakaan Yayasan Pangeran Sumedang Saja. Sedangkan mengenai pengetahuan tentang isi yang terkandung dalam buku “Babad Sumedang” pustakawan mengetahui tentang isi yang terdapat dalam naskah kuno “Babad Sumedang” tersebut. Kemudian mengenai pengalaman pustakawan dalam melakukan pelestarian naskah kuno “Babad Sumedang”, pustakawan telah melakukan kegiatan pelestarian baik yang bersifat preventif seperti pencegahan maupun pelestarian yang berupa perbaikan maupun alih bentuk (kuratif).","PeriodicalId":55732,"journal":{"name":"Libraria Jurnal Perpustakaan","volume":"49 6","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2018-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"3","resultStr":"{\"title\":\"Membangun Kesadaran Masyarakat Sumedang Dalam Melestarikan Warisan Budaya\",\"authors\":\"Y. Winoto\",\"doi\":\"10.21043/LIBRARIA.V6I1.3891\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Naskah kuno merupakan suatu jenis koleksi langka yang tidak setiap orang ataupun daerah memilikinya. Selain itu juga penyimpanan naskah kuno yang disimpan di tempat-tempat tertentu saja seperti musium dan perpustakaan. Dengan tersedianya naskah kuno di perpustakaan maupun musium diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai sumber informasi bagi masyarakat dimana informasi Informasi yang terdapat dalam naskah kuno tidak hanya dapat dimanfaatkan oleh generasi sekarang, tapi juga oleh generasi yang akan datang. Dalam upaya mempertahankan informasi yang terkandung dalam suatu naskah kuno bukanlah hal yang mudah. Apalagi usia naskah kuno biasanya memiliki usia yang mencapai ratusan tahun, bahan naskah kuno yang pada umumnya berasal dari bahan kertas yang sangat rentan terhadap kerusakan serta penggunaan yang terus menerus oleh pengunjung perpustakaan akan mempercepat kerusakan dari naskah kuno tersebut. Oleh karena demikian perlu adanya upaya pelestarian atau preservasi bahan pustaka. Salah satu musium atau perpustakaan yang memiliki naskah kuno adalah Perpustakaan Yayasan Pangeran Sumedang. Di perpustakaan Yayasan Pangeran Sumedang terdapat berbagai koleksi yang berupa naskah kuno salah satu diantaranya yaitu naskah kuno “Babad Sumedang”. Penelitian ini bertujuan kegiatan pengalaman pustakawan dalam melakukan pelestarian bahan pustaka yang berupa naskah kuno “Babad Sumedang” . Metode yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan jenis pendekatan penelitian fenomenologi. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa pengetahuan pustakawan tentang keberadaan buku “Babad Sumedang”, pustakawan hanya mengetahui keberadaan buku babad sumedang yang hanya ada di perpustakaan Yayasan Pangeran Sumedang Saja. Sedangkan mengenai pengetahuan tentang isi yang terkandung dalam buku “Babad Sumedang” pustakawan mengetahui tentang isi yang terdapat dalam naskah kuno “Babad Sumedang” tersebut. Kemudian mengenai pengalaman pustakawan dalam melakukan pelestarian naskah kuno “Babad Sumedang”, pustakawan telah melakukan kegiatan pelestarian baik yang bersifat preventif seperti pencegahan maupun pelestarian yang berupa perbaikan maupun alih bentuk (kuratif).\",\"PeriodicalId\":55732,\"journal\":{\"name\":\"Libraria Jurnal Perpustakaan\",\"volume\":\"49 6\",\"pages\":\"\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2018-06-30\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"3\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Libraria Jurnal Perpustakaan\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.21043/LIBRARIA.V6I1.3891\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Libraria Jurnal Perpustakaan","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.21043/LIBRARIA.V6I1.3891","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
Membangun Kesadaran Masyarakat Sumedang Dalam Melestarikan Warisan Budaya
Naskah kuno merupakan suatu jenis koleksi langka yang tidak setiap orang ataupun daerah memilikinya. Selain itu juga penyimpanan naskah kuno yang disimpan di tempat-tempat tertentu saja seperti musium dan perpustakaan. Dengan tersedianya naskah kuno di perpustakaan maupun musium diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai sumber informasi bagi masyarakat dimana informasi Informasi yang terdapat dalam naskah kuno tidak hanya dapat dimanfaatkan oleh generasi sekarang, tapi juga oleh generasi yang akan datang. Dalam upaya mempertahankan informasi yang terkandung dalam suatu naskah kuno bukanlah hal yang mudah. Apalagi usia naskah kuno biasanya memiliki usia yang mencapai ratusan tahun, bahan naskah kuno yang pada umumnya berasal dari bahan kertas yang sangat rentan terhadap kerusakan serta penggunaan yang terus menerus oleh pengunjung perpustakaan akan mempercepat kerusakan dari naskah kuno tersebut. Oleh karena demikian perlu adanya upaya pelestarian atau preservasi bahan pustaka. Salah satu musium atau perpustakaan yang memiliki naskah kuno adalah Perpustakaan Yayasan Pangeran Sumedang. Di perpustakaan Yayasan Pangeran Sumedang terdapat berbagai koleksi yang berupa naskah kuno salah satu diantaranya yaitu naskah kuno “Babad Sumedang”. Penelitian ini bertujuan kegiatan pengalaman pustakawan dalam melakukan pelestarian bahan pustaka yang berupa naskah kuno “Babad Sumedang” . Metode yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan jenis pendekatan penelitian fenomenologi. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa pengetahuan pustakawan tentang keberadaan buku “Babad Sumedang”, pustakawan hanya mengetahui keberadaan buku babad sumedang yang hanya ada di perpustakaan Yayasan Pangeran Sumedang Saja. Sedangkan mengenai pengetahuan tentang isi yang terkandung dalam buku “Babad Sumedang” pustakawan mengetahui tentang isi yang terdapat dalam naskah kuno “Babad Sumedang” tersebut. Kemudian mengenai pengalaman pustakawan dalam melakukan pelestarian naskah kuno “Babad Sumedang”, pustakawan telah melakukan kegiatan pelestarian baik yang bersifat preventif seperti pencegahan maupun pelestarian yang berupa perbaikan maupun alih bentuk (kuratif).