在旅游霸权中加强文化建设,促进品格旅游村的可持续发展

Dewa Putu Oka Prasiasa, D. A. P. N. Widari
{"title":"在旅游霸权中加强文化建设,促进品格旅游村的可持续发展","authors":"Dewa Putu Oka Prasiasa, D. A. P. N. Widari","doi":"10.22373/jsai.v5i2.4590","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"The development of sustainable tourism villages is anticipated to optimally fulfill three key indicators: cultural sustainability, environmental sustainability, and economic sustainability. However, numerous challenges persist, including the dynamics of authenticity and commodification, tourism political domination and hegemony, as well as the strengthening of traditional institutions. This research focuses on examining the implementation of cultural, environmental, and economic strengthening within the Pinge Tourism Village amidst tourism hegemony. Utilizing qualitative methods and a comprehensive literature review, the study reveals that cultural strengthening efforts include maintaining daily life traditions such as farming, traditional sewing (mejejahitan), flower picking, dance learning, and traditional hunting (metekap/nenggala) during specific seasons. Notably, no specific tour packages are designed exclusively for tourism, ensuring that traditions in Pinge continue as the primary focus, with the tourism village management involving elements from the traditional community. These actions represent efforts to preserve the authenticity of Pinge’s cultural products. The research also finds that the planning, development, and operations of the Pinge Tourism Village are driven by the local community, which prevents external hegemony. All societal levels contribute to the development of the tourism village. This study offers practical insights into cultural implementation for strengthening tourism villages and provides an academic contribution by proposing a cultural strengthening model for the sustainability of tourism villages with characteristics similar to those of Pinge. \nAbstrak \nPengembangan desa wisata berkelanjutan diharapkan dapat memenuhi secara optimal tiga indikator utama: keberlanjutan budaya, keberlanjutan lingkungan, dan keberlanjutan ekonomi. Namun, dalam mewujudkannya, desa wisata masih menghadapi berbagai tantangan, termasuk dinamika autentisitas versus komodifikasi, dominasi politik pariwisata, hegemoni, serta perlunya penguatan kelembagaan tradisional. Fokus penelitian ini adalah mengkaji implementasi penguatan budaya, lingkungan, dan ekonomi dalam perkembangan Desa Wisata Pinge di tengah hegemoni pariwisata. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan didukung oleh tinjauan pustaka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penguatan budaya dilakukan melalui pelaksanaan tradisi kehidupan sehari-hari masyarakat desa, seperti bertani, menjahit, memetik bunga, belajar menari, dan metekap/nenggala pada musimnya, tanpa membuat paket wisata khusus. Tradisi di Desa Adat Pinge tetap menjadi prioritas utama dengan pengelolaan yang melibatkan unsur Desa Adat Pinge. Implementasi tradisi sehari-hari sebagai produk budaya merupakan upaya menjaga keaslian produk budaya Desa Wisata Pinge. Penelitian ini juga menemukan bahwa perencanaan, pengembangan, dan operasional Desa Wisata Pinge berasal dari masyarakat setempat, sehingga tidak terdapat hegemoni dalam pengembangan. Semua lapisan masyarakat dilibatkan dalam pengembangan desa wisata. Penelitian ini memberikan kontribusi praktis terkait dengan implementasi budaya dalam rangka penguatan eksistensi desa wisata dan kontribusi akademis berupa model penguatan budaya yang dapat diterapkan pada desa wisata lain yang memiliki karakteristik serupa dengan Desa Wisata Pinge untuk menjaga keberlanjutan budaya.","PeriodicalId":433836,"journal":{"name":"Jurnal Sosiologi Agama Indonesia (JSAI)","volume":"4 6","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2024-07-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"Implementasi Penguatan Budaya untuk Keberlanjutan Desa Wisata Pinge di Tengah Hegemoni Pariwisata\",\"authors\":\"Dewa Putu Oka Prasiasa, D. A. P. N. Widari\",\"doi\":\"10.22373/jsai.v5i2.4590\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"The development of sustainable tourism villages is anticipated to optimally fulfill three key indicators: cultural sustainability, environmental sustainability, and economic sustainability. However, numerous challenges persist, including the dynamics of authenticity and commodification, tourism political domination and hegemony, as well as the strengthening of traditional institutions. This research focuses on examining the implementation of cultural, environmental, and economic strengthening within the Pinge Tourism Village amidst tourism hegemony. Utilizing qualitative methods and a comprehensive literature review, the study reveals that cultural strengthening efforts include maintaining daily life traditions such as farming, traditional sewing (mejejahitan), flower picking, dance learning, and traditional hunting (metekap/nenggala) during specific seasons. Notably, no specific tour packages are designed exclusively for tourism, ensuring that traditions in Pinge continue as the primary focus, with the tourism village management involving elements from the traditional community. These actions represent efforts to preserve the authenticity of Pinge’s cultural products. The research also finds that the planning, development, and operations of the Pinge Tourism Village are driven by the local community, which prevents external hegemony. All societal levels contribute to the development of the tourism village. This study offers practical insights into cultural implementation for strengthening tourism villages and provides an academic contribution by proposing a cultural strengthening model for the sustainability of tourism villages with characteristics similar to those of Pinge. \\nAbstrak \\nPengembangan desa wisata berkelanjutan diharapkan dapat memenuhi secara optimal tiga indikator utama: keberlanjutan budaya, keberlanjutan lingkungan, dan keberlanjutan ekonomi. Namun, dalam mewujudkannya, desa wisata masih menghadapi berbagai tantangan, termasuk dinamika autentisitas versus komodifikasi, dominasi politik pariwisata, hegemoni, serta perlunya penguatan kelembagaan tradisional. Fokus penelitian ini adalah mengkaji implementasi penguatan budaya, lingkungan, dan ekonomi dalam perkembangan Desa Wisata Pinge di tengah hegemoni pariwisata. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan didukung oleh tinjauan pustaka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penguatan budaya dilakukan melalui pelaksanaan tradisi kehidupan sehari-hari masyarakat desa, seperti bertani, menjahit, memetik bunga, belajar menari, dan metekap/nenggala pada musimnya, tanpa membuat paket wisata khusus. Tradisi di Desa Adat Pinge tetap menjadi prioritas utama dengan pengelolaan yang melibatkan unsur Desa Adat Pinge. Implementasi tradisi sehari-hari sebagai produk budaya merupakan upaya menjaga keaslian produk budaya Desa Wisata Pinge. Penelitian ini juga menemukan bahwa perencanaan, pengembangan, dan operasional Desa Wisata Pinge berasal dari masyarakat setempat, sehingga tidak terdapat hegemoni dalam pengembangan. Semua lapisan masyarakat dilibatkan dalam pengembangan desa wisata. Penelitian ini memberikan kontribusi praktis terkait dengan implementasi budaya dalam rangka penguatan eksistensi desa wisata dan kontribusi akademis berupa model penguatan budaya yang dapat diterapkan pada desa wisata lain yang memiliki karakteristik serupa dengan Desa Wisata Pinge untuk menjaga keberlanjutan budaya.\",\"PeriodicalId\":433836,\"journal\":{\"name\":\"Jurnal Sosiologi Agama Indonesia (JSAI)\",\"volume\":\"4 6\",\"pages\":\"\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2024-07-30\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Jurnal Sosiologi Agama Indonesia (JSAI)\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.22373/jsai.v5i2.4590\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Sosiologi Agama Indonesia (JSAI)","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.22373/jsai.v5i2.4590","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0

摘要

可持续旅游村的发展预计将以最佳方式实现三个关键指标:文化可持续性、环境可持续性和经济可持续性。然而,众多挑战依然存在,包括真实性和商品化的动态变化、旅游政治统治和霸权以及传统机构的强化。本研究的重点是探讨在旅游霸权下,如何在品格旅游村内加强文化、环境和经济建设。利用定性方法和全面的文献回顾,研究揭示了文化强化工作包括在特定季节保持日常生活传统,如耕作、传统缝纫(mejejahitan)、采花、舞蹈学习和传统狩猎(metekap/nenggala)。值得注意的是,没有专门为旅游业设计特定的旅游套餐,以确保 Pinge 的传统继续作为主要重点,旅游村的管理涉及传统社区的元素。这些行动体现了为保护 Pinge 文化产品的真实性所做的努力。研究还发现,Pinge 旅游村的规划、开发和运营都是由当地社区推动的,这就避免了外部霸权。社会各个层面都为旅游村的发展做出了贡献。本研究为加强旅游村的文化实施提供了实用的见解,并为具有类似品格旅游村特点的旅游村的可持续发展提出了一种文化加强模式,从而做出了学术贡献。摘 要 旅游村落的可持续发展应最优化地实现三个主要指标:文化可持续性、环境可持续性和经济可持续性。然而,在实现这一目标的过程中,旅游村落仍然面临着各种挑战,包括真实性与商品化的动态关系、旅游政治的主导地位、霸权以及加强传统制度的必要性。本研究的重点是探讨在旅游霸权的背景下,如何在品格旅游村的发展中加强文化、环境和经济建设。本研究采用定性方法,并辅以文献综述。研究结果表明,文化强化是通过实施村落社区的日常生活传统来进行的,如耕作、缝纫、采花、学习舞蹈、在季节里跳 metekap/nenggala,而没有制定特别的旅游套餐。Pinge 传统村落的传统仍然是重中之重,其管理涉及 Pinge 传统村落的各种要素。将日常传统作为文化产品来实施是为了保持 Pinge 旅游村文化产品的真实性。本研究还发现,Pinge 旅游村的规划、开发和运营均来自当地社区,因此在开发过程中不存在霸权。社会各阶层都参与了旅游村的开发。本研究在实施文化以加强旅游村的存在方面做出了实际贡献,并以文化强化模型的形式做出了学术贡献,该模型可应用于与品格旅游村具有相似特征的其他旅游村,以保持文化的可持续性。
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
Implementasi Penguatan Budaya untuk Keberlanjutan Desa Wisata Pinge di Tengah Hegemoni Pariwisata
The development of sustainable tourism villages is anticipated to optimally fulfill three key indicators: cultural sustainability, environmental sustainability, and economic sustainability. However, numerous challenges persist, including the dynamics of authenticity and commodification, tourism political domination and hegemony, as well as the strengthening of traditional institutions. This research focuses on examining the implementation of cultural, environmental, and economic strengthening within the Pinge Tourism Village amidst tourism hegemony. Utilizing qualitative methods and a comprehensive literature review, the study reveals that cultural strengthening efforts include maintaining daily life traditions such as farming, traditional sewing (mejejahitan), flower picking, dance learning, and traditional hunting (metekap/nenggala) during specific seasons. Notably, no specific tour packages are designed exclusively for tourism, ensuring that traditions in Pinge continue as the primary focus, with the tourism village management involving elements from the traditional community. These actions represent efforts to preserve the authenticity of Pinge’s cultural products. The research also finds that the planning, development, and operations of the Pinge Tourism Village are driven by the local community, which prevents external hegemony. All societal levels contribute to the development of the tourism village. This study offers practical insights into cultural implementation for strengthening tourism villages and provides an academic contribution by proposing a cultural strengthening model for the sustainability of tourism villages with characteristics similar to those of Pinge. Abstrak Pengembangan desa wisata berkelanjutan diharapkan dapat memenuhi secara optimal tiga indikator utama: keberlanjutan budaya, keberlanjutan lingkungan, dan keberlanjutan ekonomi. Namun, dalam mewujudkannya, desa wisata masih menghadapi berbagai tantangan, termasuk dinamika autentisitas versus komodifikasi, dominasi politik pariwisata, hegemoni, serta perlunya penguatan kelembagaan tradisional. Fokus penelitian ini adalah mengkaji implementasi penguatan budaya, lingkungan, dan ekonomi dalam perkembangan Desa Wisata Pinge di tengah hegemoni pariwisata. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan didukung oleh tinjauan pustaka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penguatan budaya dilakukan melalui pelaksanaan tradisi kehidupan sehari-hari masyarakat desa, seperti bertani, menjahit, memetik bunga, belajar menari, dan metekap/nenggala pada musimnya, tanpa membuat paket wisata khusus. Tradisi di Desa Adat Pinge tetap menjadi prioritas utama dengan pengelolaan yang melibatkan unsur Desa Adat Pinge. Implementasi tradisi sehari-hari sebagai produk budaya merupakan upaya menjaga keaslian produk budaya Desa Wisata Pinge. Penelitian ini juga menemukan bahwa perencanaan, pengembangan, dan operasional Desa Wisata Pinge berasal dari masyarakat setempat, sehingga tidak terdapat hegemoni dalam pengembangan. Semua lapisan masyarakat dilibatkan dalam pengembangan desa wisata. Penelitian ini memberikan kontribusi praktis terkait dengan implementasi budaya dalam rangka penguatan eksistensi desa wisata dan kontribusi akademis berupa model penguatan budaya yang dapat diterapkan pada desa wisata lain yang memiliki karakteristik serupa dengan Desa Wisata Pinge untuk menjaga keberlanjutan budaya.
求助全文
通过发布文献求助,成功后即可免费获取论文全文。 去求助
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
0
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
确定
请完成安全验证×
copy
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
右上角分享
点击右上角分享
0
联系我们:info@booksci.cn Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。 Copyright © 2023 布克学术 All rights reserved.
京ICP备2023020795号-1
ghs 京公网安备 11010802042870号
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术官方微信