{"title":"从 Mangunwijaya 的 \"Dwilogy 原则 \"角度看托拉贾的阿兰形会幕的神学意义","authors":"Dionius Bismoko Mahamboro, Hilarius Tandi Barana, Rosalia Rachma Rihadiani","doi":"10.34081/fidei.v7i1.514","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Inkulturasi gereja sebagai rumah ibadat di Indonesia pada umumnya dilakukan dengan menghadirkan unsur-unsur budaya lokal ke dalam arsitektur bangunan. Upaya ini sering memunculkan pertanyaan, apakah unsur-unsur budaya lokal yang dipakai sejalan dengan makna teologis dari bagian-bagian ruang liturgi. Tabernakel berbentuk lumbung padi pada Gereja Katolik St. Theresia, Rantepao di Toraja, merupakan salah satu contoh upaya inkulturasi dalam hal arsitektur bangunan gereja. Sejauh mana tabernakel berbentuk lumbung ini dapat mengungkapkan makna teologis tabernakel yang berakar pada tradisi liturgis-biblis? Pertanyaan ini akan dijawab dalam tulisan ini dengan menganalisis tabernakel berbentuk lumbung menggunakan prinsip dwilogi Y. B. Mangunwijaya. Metode yang digunakan ialah metode kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa walaupun bentuk alang untuk tabernakel dapat dipertanggungjawabkan dari perspektif dwilogi dan teologi liturgi, namun bentuk alang yang tidak utuh menyimpan resiko hilangnya pemaknaan yang utuh atas alang itu sendiri. Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai literasi bagi para pemerhati arsitektur dan interior gereja Katolik untuk kepentingan keberlanjutan kehidupan manusia, alam, dan budaya.","PeriodicalId":339023,"journal":{"name":"Fidei: Jurnal Teologi Sistematika dan Praktika","volume":"35 2","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2024-06-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"Makna Teologis Tabernakel Berbentuk Alang di Toraja dari Perspektif Prinsip Dwilogi Mangunwijaya\",\"authors\":\"Dionius Bismoko Mahamboro, Hilarius Tandi Barana, Rosalia Rachma Rihadiani\",\"doi\":\"10.34081/fidei.v7i1.514\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Inkulturasi gereja sebagai rumah ibadat di Indonesia pada umumnya dilakukan dengan menghadirkan unsur-unsur budaya lokal ke dalam arsitektur bangunan. Upaya ini sering memunculkan pertanyaan, apakah unsur-unsur budaya lokal yang dipakai sejalan dengan makna teologis dari bagian-bagian ruang liturgi. Tabernakel berbentuk lumbung padi pada Gereja Katolik St. Theresia, Rantepao di Toraja, merupakan salah satu contoh upaya inkulturasi dalam hal arsitektur bangunan gereja. Sejauh mana tabernakel berbentuk lumbung ini dapat mengungkapkan makna teologis tabernakel yang berakar pada tradisi liturgis-biblis? Pertanyaan ini akan dijawab dalam tulisan ini dengan menganalisis tabernakel berbentuk lumbung menggunakan prinsip dwilogi Y. B. Mangunwijaya. Metode yang digunakan ialah metode kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa walaupun bentuk alang untuk tabernakel dapat dipertanggungjawabkan dari perspektif dwilogi dan teologi liturgi, namun bentuk alang yang tidak utuh menyimpan resiko hilangnya pemaknaan yang utuh atas alang itu sendiri. Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai literasi bagi para pemerhati arsitektur dan interior gereja Katolik untuk kepentingan keberlanjutan kehidupan manusia, alam, dan budaya.\",\"PeriodicalId\":339023,\"journal\":{\"name\":\"Fidei: Jurnal Teologi Sistematika dan Praktika\",\"volume\":\"35 2\",\"pages\":\"\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2024-06-01\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Fidei: Jurnal Teologi Sistematika dan Praktika\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.34081/fidei.v7i1.514\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Fidei: Jurnal Teologi Sistematika dan Praktika","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.34081/fidei.v7i1.514","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
摘要
在印度尼西亚,对作为礼拜场所的教堂进行文化熏陶的方式通常是将当地文化元素融入建筑中。这种做法往往会引发一个问题,即所使用的当地文化元素是否符合礼仪空间部分内容的神学含义。Toraja 地区兰特保圣特蕾西亚天主教堂的花岗岩造型帐幕就是教堂建筑文化化的一个例子。这种花岗岩形状的帐幕在多大程度上揭示了植根于礼仪-宗教传统的帐幕的神学意义?本文将通过使用 Y. B. Mangunwijaya 的双重原则分析谷仓式会幕来回答这一问题。本文采用的是定性分析方法。研究结果表明,虽然可以从 "德维罗吉 "和礼仪神学的角度解释帐幕的 "阿朗 "形式,但不完整的 "阿朗 "形式有可能失去 "阿朗 "本身的全部意义。这项研究有望成为天主教堂建筑和内部装饰观察者的扫盲材料,以促进人类生活、自然和文化的可持续发展。
Makna Teologis Tabernakel Berbentuk Alang di Toraja dari Perspektif Prinsip Dwilogi Mangunwijaya
Inkulturasi gereja sebagai rumah ibadat di Indonesia pada umumnya dilakukan dengan menghadirkan unsur-unsur budaya lokal ke dalam arsitektur bangunan. Upaya ini sering memunculkan pertanyaan, apakah unsur-unsur budaya lokal yang dipakai sejalan dengan makna teologis dari bagian-bagian ruang liturgi. Tabernakel berbentuk lumbung padi pada Gereja Katolik St. Theresia, Rantepao di Toraja, merupakan salah satu contoh upaya inkulturasi dalam hal arsitektur bangunan gereja. Sejauh mana tabernakel berbentuk lumbung ini dapat mengungkapkan makna teologis tabernakel yang berakar pada tradisi liturgis-biblis? Pertanyaan ini akan dijawab dalam tulisan ini dengan menganalisis tabernakel berbentuk lumbung menggunakan prinsip dwilogi Y. B. Mangunwijaya. Metode yang digunakan ialah metode kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa walaupun bentuk alang untuk tabernakel dapat dipertanggungjawabkan dari perspektif dwilogi dan teologi liturgi, namun bentuk alang yang tidak utuh menyimpan resiko hilangnya pemaknaan yang utuh atas alang itu sendiri. Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai literasi bagi para pemerhati arsitektur dan interior gereja Katolik untuk kepentingan keberlanjutan kehidupan manusia, alam, dan budaya.