{"title":"在培养桑特里道德方面实施 \"培桑特伦 \"课程","authors":"Bahroni Bahroni, Asmuni Asmuni","doi":"10.58561/jkpi.v3i1.109","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Kurikulum yang digunakan dalam pondok pesantren tidak hanya mengacu pada pengertian kurikulum sebagai materi semata, melainkan jauh lebih luas dari itu, yakni menyangkut keseluruhan pengalaman belajar santri yang masih berada dalam lingkup koordinasi pondok pesantren. Pesantren Sunan Muria Darul Falah Baradatu adalah salah satu pondok pesantren dalam sistem pendidikannya memiliki muatan pendidikan agama dan pendidikan umum. Namun demikian sistem pendidikan yang dikembangkan pesantren itu adalah mengikuti kurikulum Kementerian Agama sebagaimana lembaga pendidikan madrasah pada umumnya. Di samping itu, kurikulum yang dikembangkan pesantren Sunan Muria Darul Falah juga memiliki muatan ke arah pembentukan akhlak santri. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan dan menganalisis tujuan kurikulum, materi kurikulum, dan evaluasi kurikulum dalam pembentukan akhlak santri di Pesantren Sunan Muria Darul Falah Baradatu. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus pada penyelenggaraan pendidikan di Pesantren Sunan Muria Darul Falah Baradatu. Peneliti sebagai instrumen utama, dengan teknik pengumpul data melalui wawancara mendalam (dengan komponen pimpinan pengasuh pesantren, pengurus, ustadz, dan santri), observasi dan studi dokumen. seluruh data tersebut dianalisis dengan model interaktif dengan alur: pencatatan data, reduksi data, penyajian data, analisis data dan kesimpulan. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut: Pertama, tujuan kurikulum pesantren dalam membentuk akhlak santri dilaksanakan melalui dua tujuan, yaitu tujuan khusus dan umum. Tujuan khususnya adalah mempersiapkan para santri untuk menjadi orang yang alim dalam ilmu agama yang diajarkan oleh kyai yang bersangkutan serta mengamalkannya dalam masyarakat dan berpedoman pada Al- Qur‟an & Hadist. Sedangkan tujuan umumnya adalah membimbing santri untuk menjadi manusia yang berkepribadian Islam yang sanggup dengan ilmu agamanya menjadi muslim yang berakhlak mulia dalam masyarakat melalui ilmu dan amalnya. Kedua, materi kurikulum pendidikan pesantren yang membuat pembentukan akhlak di antaranya adalah (1) Ta‟lim Muta‟alim karya syekh Zarnuji, (2) Adabul Alim wal Muta‟alim karya K.H. Hasyim Asy‟ari, (3) Washoya lil al aba karya Syekh Ahmad Subakir, (4) Aklak lil banin wal banat karya ahmad barja, (5) Ihya Ulumuddin karya Imam al-Ghazali. Dan ketiga, evaluasi pembelajaran dalam rangka pembentukan akhlak santri antara lain berupa ujian lisan yang dilakukan oleh kiai dan ustadz kepada santri setiap selesai pembelajaran satu bab pada kitab yang dipelajari. Bentuk evaluasi lisan ini dilakukan guna melatih berbicara dan mengemukakan pendapat agar terbiasa.","PeriodicalId":518399,"journal":{"name":"Jurnal Kajian Pendidikan Islam","volume":"63 7","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2024-01-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"Pelaksanaan Kurikulum Pesantren Dalam Membentuk Akhlak Santri\",\"authors\":\"Bahroni Bahroni, Asmuni Asmuni\",\"doi\":\"10.58561/jkpi.v3i1.109\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Kurikulum yang digunakan dalam pondok pesantren tidak hanya mengacu pada pengertian kurikulum sebagai materi semata, melainkan jauh lebih luas dari itu, yakni menyangkut keseluruhan pengalaman belajar santri yang masih berada dalam lingkup koordinasi pondok pesantren. Pesantren Sunan Muria Darul Falah Baradatu adalah salah satu pondok pesantren dalam sistem pendidikannya memiliki muatan pendidikan agama dan pendidikan umum. Namun demikian sistem pendidikan yang dikembangkan pesantren itu adalah mengikuti kurikulum Kementerian Agama sebagaimana lembaga pendidikan madrasah pada umumnya. Di samping itu, kurikulum yang dikembangkan pesantren Sunan Muria Darul Falah juga memiliki muatan ke arah pembentukan akhlak santri. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan dan menganalisis tujuan kurikulum, materi kurikulum, dan evaluasi kurikulum dalam pembentukan akhlak santri di Pesantren Sunan Muria Darul Falah Baradatu. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus pada penyelenggaraan pendidikan di Pesantren Sunan Muria Darul Falah Baradatu. Peneliti sebagai instrumen utama, dengan teknik pengumpul data melalui wawancara mendalam (dengan komponen pimpinan pengasuh pesantren, pengurus, ustadz, dan santri), observasi dan studi dokumen. seluruh data tersebut dianalisis dengan model interaktif dengan alur: pencatatan data, reduksi data, penyajian data, analisis data dan kesimpulan. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut: Pertama, tujuan kurikulum pesantren dalam membentuk akhlak santri dilaksanakan melalui dua tujuan, yaitu tujuan khusus dan umum. Tujuan khususnya adalah mempersiapkan para santri untuk menjadi orang yang alim dalam ilmu agama yang diajarkan oleh kyai yang bersangkutan serta mengamalkannya dalam masyarakat dan berpedoman pada Al- Qur‟an & Hadist. Sedangkan tujuan umumnya adalah membimbing santri untuk menjadi manusia yang berkepribadian Islam yang sanggup dengan ilmu agamanya menjadi muslim yang berakhlak mulia dalam masyarakat melalui ilmu dan amalnya. Kedua, materi kurikulum pendidikan pesantren yang membuat pembentukan akhlak di antaranya adalah (1) Ta‟lim Muta‟alim karya syekh Zarnuji, (2) Adabul Alim wal Muta‟alim karya K.H. Hasyim Asy‟ari, (3) Washoya lil al aba karya Syekh Ahmad Subakir, (4) Aklak lil banin wal banat karya ahmad barja, (5) Ihya Ulumuddin karya Imam al-Ghazali. Dan ketiga, evaluasi pembelajaran dalam rangka pembentukan akhlak santri antara lain berupa ujian lisan yang dilakukan oleh kiai dan ustadz kepada santri setiap selesai pembelajaran satu bab pada kitab yang dipelajari. Bentuk evaluasi lisan ini dilakukan guna melatih berbicara dan mengemukakan pendapat agar terbiasa.\",\"PeriodicalId\":518399,\"journal\":{\"name\":\"Jurnal Kajian Pendidikan Islam\",\"volume\":\"63 7\",\"pages\":\"\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2024-01-20\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Jurnal Kajian Pendidikan Islam\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.58561/jkpi.v3i1.109\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Kajian Pendidikan Islam","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.58561/jkpi.v3i1.109","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
摘要
伊斯兰寄宿学校所使用的课程并不仅仅是指单纯作为教材的课程概念,而是比这更广泛的概念,它涉及仍在伊斯兰寄宿学校协调范围内的学生的整体学习体验。Pesantren Sunan Muria Darul Falah Baradatu 是教育系统中的一所寄宿学校,它既有宗教教育内容,也有普通教育内容。不过,该寄宿学校制定的教育制度遵循宗教部以及一般伊斯兰学校教育机构的课程。此外,苏南穆里亚达鲁法拉寄宿学校(Sunan Muria Darul Falah boarding school)制定的课程也包含培养桑特里道德的内容。本研究旨在描述和分析巴拉达图苏南穆里亚达鲁法拉寄宿学校(Pesantren Sunan Muria Darul Falah Baradatu)在培养学生圣德方面的课程目标、课程材料和课程评价。本研究采用个案研究的定性方法,对苏南穆里亚达鲁尔法拉巴拉达图学校(Pesantren Sunan Muria Darul Falah Baradatu)的教育实施情况进行研究。以研究者为主要工具,通过深入访谈(访谈对象包括儿童村的看护领导、管理人员、乌斯塔德兹和学生)、观察和文件研究等方法收集数据。所有数据均采用互动模式进行分析,流程包括:数据记录、数据还原、数据展示、数据分析和结论。本研究的结果可归纳如下:首先,长老会课程在塑造学生道德方面的目的是通过两个目标来实现的,即具体目标和一般目标。具体目标是培养学生成为虔诚的人,学习相关教派传授的宗教知识,并在社区中以《古兰经》和圣训为指导进行实践。同时,总体目标是引导桑德里成为具有伊斯兰人格的人,能够通过自己的知识和行为成为社会上具有高尚品格的穆斯林。第二,培养道德的长老教育课程教材包括:(1)谢赫-扎尔努吉(Sheikh Zarnuji)的《Ta "lim Muta "alim》;(2)K.H. Hasyim Asy "ari的《Adabul Alim wal Muta "alim》;(3)谢赫-艾哈迈德-苏巴基尔(Sheikh Ahmad Subakir)的《Washoya lil al aba》;(4)艾哈迈德-巴尔贾(Ahmad Barja)的《Aklak lil banin wal banat》;(5)伊玛目-加扎利(Imam al-Ghazali)的《Ihya Ulumuddin》。第三,在塑造学生道德等方面的学习评价是以口试的形式进行的,每当学生学完所学书籍的一个章节,就由 Kiai 和 ustadz 对学生进行口试。进行这种形式的口头评价是为了训练说话和表达意见的能力,使他们习惯于这种方式。
Pelaksanaan Kurikulum Pesantren Dalam Membentuk Akhlak Santri
Kurikulum yang digunakan dalam pondok pesantren tidak hanya mengacu pada pengertian kurikulum sebagai materi semata, melainkan jauh lebih luas dari itu, yakni menyangkut keseluruhan pengalaman belajar santri yang masih berada dalam lingkup koordinasi pondok pesantren. Pesantren Sunan Muria Darul Falah Baradatu adalah salah satu pondok pesantren dalam sistem pendidikannya memiliki muatan pendidikan agama dan pendidikan umum. Namun demikian sistem pendidikan yang dikembangkan pesantren itu adalah mengikuti kurikulum Kementerian Agama sebagaimana lembaga pendidikan madrasah pada umumnya. Di samping itu, kurikulum yang dikembangkan pesantren Sunan Muria Darul Falah juga memiliki muatan ke arah pembentukan akhlak santri. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan dan menganalisis tujuan kurikulum, materi kurikulum, dan evaluasi kurikulum dalam pembentukan akhlak santri di Pesantren Sunan Muria Darul Falah Baradatu. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus pada penyelenggaraan pendidikan di Pesantren Sunan Muria Darul Falah Baradatu. Peneliti sebagai instrumen utama, dengan teknik pengumpul data melalui wawancara mendalam (dengan komponen pimpinan pengasuh pesantren, pengurus, ustadz, dan santri), observasi dan studi dokumen. seluruh data tersebut dianalisis dengan model interaktif dengan alur: pencatatan data, reduksi data, penyajian data, analisis data dan kesimpulan. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut: Pertama, tujuan kurikulum pesantren dalam membentuk akhlak santri dilaksanakan melalui dua tujuan, yaitu tujuan khusus dan umum. Tujuan khususnya adalah mempersiapkan para santri untuk menjadi orang yang alim dalam ilmu agama yang diajarkan oleh kyai yang bersangkutan serta mengamalkannya dalam masyarakat dan berpedoman pada Al- Qur‟an & Hadist. Sedangkan tujuan umumnya adalah membimbing santri untuk menjadi manusia yang berkepribadian Islam yang sanggup dengan ilmu agamanya menjadi muslim yang berakhlak mulia dalam masyarakat melalui ilmu dan amalnya. Kedua, materi kurikulum pendidikan pesantren yang membuat pembentukan akhlak di antaranya adalah (1) Ta‟lim Muta‟alim karya syekh Zarnuji, (2) Adabul Alim wal Muta‟alim karya K.H. Hasyim Asy‟ari, (3) Washoya lil al aba karya Syekh Ahmad Subakir, (4) Aklak lil banin wal banat karya ahmad barja, (5) Ihya Ulumuddin karya Imam al-Ghazali. Dan ketiga, evaluasi pembelajaran dalam rangka pembentukan akhlak santri antara lain berupa ujian lisan yang dilakukan oleh kiai dan ustadz kepada santri setiap selesai pembelajaran satu bab pada kitab yang dipelajari. Bentuk evaluasi lisan ini dilakukan guna melatih berbicara dan mengemukakan pendapat agar terbiasa.