{"title":"通过在班贡哈若的维多罗分村制作加仑介质生物孔增强社区能力","authors":"Nabila Anugrah Sisgasari, Fadila Tullazulfa, Devika Ayu Mawartika Sari, Lusy Loria Stefani Salsabilla, Rona Rohadatul ‘Aisy, H. S. Kasjono, Ibnu Rois","doi":"10.59025/js.v3i1.185","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Pemberdayaan masyarakat adalah upaya meningkatkan kemampuan dan potensi yang dimiliki masyarakat sehingga masyarakat dapat mewujudkan jati diri harkat dan martabatnya secara maksimal untuk bertahan dan mengembangkan diri secara mandiri baik di bidang ekonomi, sosial, agama dan budaya. Kondisi persampahan di Yogyakarta memasuki tingkat darurat sampah. Sampah adalah sisa kegiatan sehari hari manusia atau proses alam yang berbentuk padat atau semi padat berupa zat organik atau anorganik bersifat dapat terurai atau tidak dapat terurai yang dianggap sudah tidak berguna lagi dan dibuang ke lingkungan, banyaknya sampah yang tertumpuk dapat dikurangi dengan membuat biopori. Biopori merupakan ruang atau pori dalam tanah, bentuk biopori menyerupai liang dan bercabang-cabang sehingga sangat efektif dalam menyalurkan air dan udara ke dan di dalam tanah. Pembuatan biopori sisa sampah organik dipilih untuk pemberdayaan masyarakat melalui hasil diskusi prioritas masalah tertinggi oleh warga Dukuh Widoro. Tujuan dari kegiatan ini adalah agar masyarakat mengetahui cara menangani masalah darurat sampah. Kegiatan ini menggunakan metode yang terdiri dari Community Self Survey (CSS), pelatihan kader dan diseminasi kader. Dalam kegiatan ini mahasiswa sebagai fasilitator memberikan pelatihan kepada kader sehingga kader dapat menyampaikan mengenai biopori kepada masyarakat. Kegiatan ini diharapkan dapat mewujudkan kemampuan dan kemandirian masyarakat","PeriodicalId":127148,"journal":{"name":"Jurnal Masyarakat Madani Indonesia","volume":"38 7","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2024-01-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"Pemberdayaan Masyarakat Dengan Pembuatan Biopori Media Galon Di Padukuhan Widoro, Bangunharjo\",\"authors\":\"Nabila Anugrah Sisgasari, Fadila Tullazulfa, Devika Ayu Mawartika Sari, Lusy Loria Stefani Salsabilla, Rona Rohadatul ‘Aisy, H. S. Kasjono, Ibnu Rois\",\"doi\":\"10.59025/js.v3i1.185\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Pemberdayaan masyarakat adalah upaya meningkatkan kemampuan dan potensi yang dimiliki masyarakat sehingga masyarakat dapat mewujudkan jati diri harkat dan martabatnya secara maksimal untuk bertahan dan mengembangkan diri secara mandiri baik di bidang ekonomi, sosial, agama dan budaya. Kondisi persampahan di Yogyakarta memasuki tingkat darurat sampah. Sampah adalah sisa kegiatan sehari hari manusia atau proses alam yang berbentuk padat atau semi padat berupa zat organik atau anorganik bersifat dapat terurai atau tidak dapat terurai yang dianggap sudah tidak berguna lagi dan dibuang ke lingkungan, banyaknya sampah yang tertumpuk dapat dikurangi dengan membuat biopori. Biopori merupakan ruang atau pori dalam tanah, bentuk biopori menyerupai liang dan bercabang-cabang sehingga sangat efektif dalam menyalurkan air dan udara ke dan di dalam tanah. Pembuatan biopori sisa sampah organik dipilih untuk pemberdayaan masyarakat melalui hasil diskusi prioritas masalah tertinggi oleh warga Dukuh Widoro. Tujuan dari kegiatan ini adalah agar masyarakat mengetahui cara menangani masalah darurat sampah. Kegiatan ini menggunakan metode yang terdiri dari Community Self Survey (CSS), pelatihan kader dan diseminasi kader. Dalam kegiatan ini mahasiswa sebagai fasilitator memberikan pelatihan kepada kader sehingga kader dapat menyampaikan mengenai biopori kepada masyarakat. Kegiatan ini diharapkan dapat mewujudkan kemampuan dan kemandirian masyarakat\",\"PeriodicalId\":127148,\"journal\":{\"name\":\"Jurnal Masyarakat Madani Indonesia\",\"volume\":\"38 7\",\"pages\":\"\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2024-01-18\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Jurnal Masyarakat Madani Indonesia\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.59025/js.v3i1.185\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Masyarakat Madani Indonesia","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.59025/js.v3i1.185","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
Pemberdayaan Masyarakat Dengan Pembuatan Biopori Media Galon Di Padukuhan Widoro, Bangunharjo
Pemberdayaan masyarakat adalah upaya meningkatkan kemampuan dan potensi yang dimiliki masyarakat sehingga masyarakat dapat mewujudkan jati diri harkat dan martabatnya secara maksimal untuk bertahan dan mengembangkan diri secara mandiri baik di bidang ekonomi, sosial, agama dan budaya. Kondisi persampahan di Yogyakarta memasuki tingkat darurat sampah. Sampah adalah sisa kegiatan sehari hari manusia atau proses alam yang berbentuk padat atau semi padat berupa zat organik atau anorganik bersifat dapat terurai atau tidak dapat terurai yang dianggap sudah tidak berguna lagi dan dibuang ke lingkungan, banyaknya sampah yang tertumpuk dapat dikurangi dengan membuat biopori. Biopori merupakan ruang atau pori dalam tanah, bentuk biopori menyerupai liang dan bercabang-cabang sehingga sangat efektif dalam menyalurkan air dan udara ke dan di dalam tanah. Pembuatan biopori sisa sampah organik dipilih untuk pemberdayaan masyarakat melalui hasil diskusi prioritas masalah tertinggi oleh warga Dukuh Widoro. Tujuan dari kegiatan ini adalah agar masyarakat mengetahui cara menangani masalah darurat sampah. Kegiatan ini menggunakan metode yang terdiri dari Community Self Survey (CSS), pelatihan kader dan diseminasi kader. Dalam kegiatan ini mahasiswa sebagai fasilitator memberikan pelatihan kepada kader sehingga kader dapat menyampaikan mengenai biopori kepada masyarakat. Kegiatan ini diharapkan dapat mewujudkan kemampuan dan kemandirian masyarakat