农民对 "O Nga:农民资本会计实践背后的 "Laa "价值

M. Thalib, Rafka Suaib, Edis Edis
{"title":"农民对 \"O Nga:农民资本会计实践背后的 \"Laa \"价值","authors":"M. Thalib, Rafka Suaib, Edis Edis","doi":"10.24260/aktiva.v2i1.1753","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Purpose: This study aims to reveal capital accounting implemented by rice farmers based on local cultural values. Design/methodology/approach: This study uses an Islamic paradigm with an Islamic ethnomethodology approach. There are five data analysis stages: charity, knowledge, faith, revelation information, and courtesy.Research Findings: The study results show that farmers implement four capital accounting: capital sourced from debt, from side business income, capital used to finance agricultural needs, and capital used to share, among others. The practice of capital accounting is conditional on family (“O nga: laa”) value. It is reflected through the actions of farmers who use their crops to fulfill their personal needs and distribute rice free of charge to their neighbors. This is so the farmers’ neighbors can also feel happiness when the harvest season arrives. In the Islamic culture of the people of Gorontalo, the value of “O nga: laa” is often internalized by the elders through the expression (lumadu) “diila bo ilaato binthe wawu pale.” This expression contains the meaning of a family statement because of blood relations or family ties.Contribution/Originality/Novelty: The results of this study provide implications for the existence of the concept of capital accounting by farmers with local cultural values. \nTujuan Penelitian: Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan akuntansi modal yang dipraktikkan oleh petani padi berdasarkan nilai budaya lokal.Desain / metodologi / pendekatan: Kajian ini menggunakan paradigma Islam dengan pendekatan etnometodologi Islam. Ada lima tahapan analisis data yaitu amal, ilmu, iman, informasi wahyu, dan ihsan.Temuan Penelitian: Hasil kajian menunjukkan bahwa petani menerapkan empat praktik akuntansi modal, yaitu modal yang bersumber dari hutang, dari pendapatan usaha sampingan, modal yang digunakan untuk membiayai kebutuhan pertanian, dan modal yang digunakan untuk berbagi, dengan sesama. Praktik akuntansi modal syarat dengan nilai kekeluargaan (“O nga: laa”). Hal itu tercermin dari tindakan para petani yang menggunakan hasil panennya untuk memenuhi kebutuhan pribadi dan membagikan beras secara cuma-cuma kepada tetangganya. Hal ini agar tetangga petani juga bisa merasakan kebahagiaan saat musim panen tiba. Dalam budaya Islam masyarakat Gorontalo, nilai “O nga:laa” sering diinternalisasikan oleh para tua-tua melalui ungkapan (lumadu) “diila bo ilaato binthe wawu pale” Ungkapan ini mengandung makna pernyataan kekeluargaan karena adanya hubungan darah atau ikatan keluarga.Kontribusi / Orisinalitas / Kebaruan: penelitian ini memberikan kontribusi tentang hadirnya konsep akuntansi modal oleh para petani berbasis nilai budaya lokal.","PeriodicalId":320160,"journal":{"name":"AKTIVA: Journal Of Accountancy and Management","volume":"82 6","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2024-01-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"Reflection of “O Nga: Laa” Value behind Capital Accounting Practices by Farmers\",\"authors\":\"M. Thalib, Rafka Suaib, Edis Edis\",\"doi\":\"10.24260/aktiva.v2i1.1753\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Purpose: This study aims to reveal capital accounting implemented by rice farmers based on local cultural values. Design/methodology/approach: This study uses an Islamic paradigm with an Islamic ethnomethodology approach. There are five data analysis stages: charity, knowledge, faith, revelation information, and courtesy.Research Findings: The study results show that farmers implement four capital accounting: capital sourced from debt, from side business income, capital used to finance agricultural needs, and capital used to share, among others. The practice of capital accounting is conditional on family (“O nga: laa”) value. It is reflected through the actions of farmers who use their crops to fulfill their personal needs and distribute rice free of charge to their neighbors. This is so the farmers’ neighbors can also feel happiness when the harvest season arrives. In the Islamic culture of the people of Gorontalo, the value of “O nga: laa” is often internalized by the elders through the expression (lumadu) “diila bo ilaato binthe wawu pale.” This expression contains the meaning of a family statement because of blood relations or family ties.Contribution/Originality/Novelty: The results of this study provide implications for the existence of the concept of capital accounting by farmers with local cultural values. \\nTujuan Penelitian: Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan akuntansi modal yang dipraktikkan oleh petani padi berdasarkan nilai budaya lokal.Desain / metodologi / pendekatan: Kajian ini menggunakan paradigma Islam dengan pendekatan etnometodologi Islam. Ada lima tahapan analisis data yaitu amal, ilmu, iman, informasi wahyu, dan ihsan.Temuan Penelitian: Hasil kajian menunjukkan bahwa petani menerapkan empat praktik akuntansi modal, yaitu modal yang bersumber dari hutang, dari pendapatan usaha sampingan, modal yang digunakan untuk membiayai kebutuhan pertanian, dan modal yang digunakan untuk berbagi, dengan sesama. Praktik akuntansi modal syarat dengan nilai kekeluargaan (“O nga: laa”). Hal itu tercermin dari tindakan para petani yang menggunakan hasil panennya untuk memenuhi kebutuhan pribadi dan membagikan beras secara cuma-cuma kepada tetangganya. Hal ini agar tetangga petani juga bisa merasakan kebahagiaan saat musim panen tiba. Dalam budaya Islam masyarakat Gorontalo, nilai “O nga:laa” sering diinternalisasikan oleh para tua-tua melalui ungkapan (lumadu) “diila bo ilaato binthe wawu pale” Ungkapan ini mengandung makna pernyataan kekeluargaan karena adanya hubungan darah atau ikatan keluarga.Kontribusi / Orisinalitas / Kebaruan: penelitian ini memberikan kontribusi tentang hadirnya konsep akuntansi modal oleh para petani berbasis nilai budaya lokal.\",\"PeriodicalId\":320160,\"journal\":{\"name\":\"AKTIVA: Journal Of Accountancy and Management\",\"volume\":\"82 6\",\"pages\":\"\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2024-01-30\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"AKTIVA: Journal Of Accountancy and Management\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.24260/aktiva.v2i1.1753\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"AKTIVA: Journal Of Accountancy and Management","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.24260/aktiva.v2i1.1753","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0

摘要

研究目的本研究旨在揭示稻农基于当地文化价值观实施的资本会计。设计/方法/途径:本研究采用伊斯兰范式和伊斯兰民族方法论。研究结果:研究结果表明,农民实行四种资本核算:来自债务的资本、来自副业收入的资本、用于农业需求的资本和用于分享的资本等。资本核算的实践以家庭("O nga: laa")价值为条件。这体现在农民的行为中,他们用农作物满足个人需求,并免费向邻居分发大米。这样,农民的邻居也能在收获季节感受到幸福。在戈伦塔洛人的伊斯兰文化中,"O nga: laa "的价值观经常通过 "diila bo ilaato binthe wawu pale"(卢马杜)这一表达方式被长辈们内化。由于血缘关系或家庭纽带,这种表达方式包含了家庭声明的含义:本研究的结果为具有地方文化价值观的农民提出资本会计概念提供了启示。研究目标:本研究旨在揭示稻农基于当地文化价值观而实行的资本核算:本研究采用伊斯兰范式和伊斯兰民族方法论。数据分析分为五个阶段,即 "阿迈勒"、"伊勒穆"、"伊曼"、"启示信息 "和 "伊赫桑":研究结果表明,农民采用了四种资本会计做法,即来自债务的资本、来自副业收入的资本、用于满足农业需求的资本以及用于与他人分享的资本。资本核算做法符合家庭价值观("O nga: laa")。这体现在农民的行动中,他们用收成满足个人需求,并将大米免费分给邻居。这样,农民的邻居在丰收季节到来时也会感到高兴。在戈伦塔洛的伊斯兰文化中,"O nga:laa "的价值往往通过 "diila bo ilaato binthe wawu pale"(lumadu)这一表达方式被长者内化。
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
Reflection of “O Nga: Laa” Value behind Capital Accounting Practices by Farmers
Purpose: This study aims to reveal capital accounting implemented by rice farmers based on local cultural values. Design/methodology/approach: This study uses an Islamic paradigm with an Islamic ethnomethodology approach. There are five data analysis stages: charity, knowledge, faith, revelation information, and courtesy.Research Findings: The study results show that farmers implement four capital accounting: capital sourced from debt, from side business income, capital used to finance agricultural needs, and capital used to share, among others. The practice of capital accounting is conditional on family (“O nga: laa”) value. It is reflected through the actions of farmers who use their crops to fulfill their personal needs and distribute rice free of charge to their neighbors. This is so the farmers’ neighbors can also feel happiness when the harvest season arrives. In the Islamic culture of the people of Gorontalo, the value of “O nga: laa” is often internalized by the elders through the expression (lumadu) “diila bo ilaato binthe wawu pale.” This expression contains the meaning of a family statement because of blood relations or family ties.Contribution/Originality/Novelty: The results of this study provide implications for the existence of the concept of capital accounting by farmers with local cultural values. Tujuan Penelitian: Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan akuntansi modal yang dipraktikkan oleh petani padi berdasarkan nilai budaya lokal.Desain / metodologi / pendekatan: Kajian ini menggunakan paradigma Islam dengan pendekatan etnometodologi Islam. Ada lima tahapan analisis data yaitu amal, ilmu, iman, informasi wahyu, dan ihsan.Temuan Penelitian: Hasil kajian menunjukkan bahwa petani menerapkan empat praktik akuntansi modal, yaitu modal yang bersumber dari hutang, dari pendapatan usaha sampingan, modal yang digunakan untuk membiayai kebutuhan pertanian, dan modal yang digunakan untuk berbagi, dengan sesama. Praktik akuntansi modal syarat dengan nilai kekeluargaan (“O nga: laa”). Hal itu tercermin dari tindakan para petani yang menggunakan hasil panennya untuk memenuhi kebutuhan pribadi dan membagikan beras secara cuma-cuma kepada tetangganya. Hal ini agar tetangga petani juga bisa merasakan kebahagiaan saat musim panen tiba. Dalam budaya Islam masyarakat Gorontalo, nilai “O nga:laa” sering diinternalisasikan oleh para tua-tua melalui ungkapan (lumadu) “diila bo ilaato binthe wawu pale” Ungkapan ini mengandung makna pernyataan kekeluargaan karena adanya hubungan darah atau ikatan keluarga.Kontribusi / Orisinalitas / Kebaruan: penelitian ini memberikan kontribusi tentang hadirnya konsep akuntansi modal oleh para petani berbasis nilai budaya lokal.
求助全文
通过发布文献求助,成功后即可免费获取论文全文。 去求助
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
0
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
确定
请完成安全验证×
copy
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
右上角分享
点击右上角分享
0
联系我们:info@booksci.cn Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。 Copyright © 2023 布克学术 All rights reserved.
京ICP备2023020795号-1
ghs 京公网安备 11010802042870号
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术官方微信