{"title":"道德教育:马朗艾西雅女子孤儿院的青少年教育工作","authors":"F. Afifah, I. N. Ruja, Agung Wiradimadja","doi":"10.17977/um063v4i1p55-70","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Moral education is a very important effort to direct individuals to have appropriate behavior and be considered good by the surrounding community, so as to avoid immoral actions. Teenager is a period that requires assistance and supervisory control more specifically related to morals. This is necessary because basically teenagers are very vulnerable to becoming victims of the current decline in moral quality. The orphanage iso one of the social welfare institutions that aims to provide social services, including in terms of fostering the morale of the foster children. The purpose of this research is to describe the moral problems that occur in orphanages, to analyze the effort made by orphanages to solve moral problems, and to analyze the impact of the effort made by orphanages. This research uses a qualitative approach with a descriptive type. This research is conducted at the Putri Aisyiyah Orphanage in Malang City. Data sources in this study are primary and secondary data sources. Data collection methods in this study are observation, interviews and documentation. Data analysis in this research uses Miles & Huberman’s interactive model analysis, which includes data collection, data reduction, data presentation, verification and drawing conclusions. The results of the research show that there are moral problems experienced, namely the behavior of foster children who are impolite, which includes rude and dirty words, lying, disobedience, and negative seniority. Then there are violations of rules which include fighting, dating and stealing as well as a lack of social sensitivity. Meanwhile, the efforts made to develop morals are through moral education, skills education, providing sanctions and implementing the chamber chairman system. These educational effort make foster children try to speak good words and not say harsh or dirty words, foster children are more careful in their behavior so that they are always better and polite, disciplined and comply with all the rules and activities of the orphanage, sensitive and caring about the surrounding environment, try to be more honest in all things, including with caregivers and fellow foster children, make foster children more obedient and no longer disobedient, and foster children limit themselves more so that they are not provoked by emotions, so that fights do not occur. The implications of the results of this research can be used to improve moral education efforts in dealing with immoral acts that occur among foster children in orphanages. \nPendidikan moral merupakan upaya yang sangat penting dilakukan untuk mengarahkan individu agar memiliki perilaku yang sesuai dan dinilai baik oleh masyarakat sekitar, sehingga terhindar dari tindakan amoral. Remaja merupakan masa yang membutuhkan pendampingan serta kontrol pengawasan lebih khususnya terkait pada moral. Hal tersebut diperlukan karena pada dasarnya remaja sangat rentan menjadi korban dari kemerosotan kualitas moral yang terjadi saat ini. Panti asuhan menjadi salah satu lembaga kesejahteraan sosial yang bertujuan memberikan pelayanan sosial termasuk dalam hal membina moral anak asuhnya. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan permasalahan moral yang terjadi di Panti Asuhan, menganalisis upaya yang diterapkan panti asuhan dalam menyelesaikan permasalahan moral, serta menganalisis dampak dari upaya yang telah dilakukan panti asuhan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis deskriptif. Penelitian ini dilakukan di Panti Asuhan Putri Aisyiyah Kota Malang. Sumber data pada penelitian ini adalah sumber data primer dan sekunder. Metode pengumpulan data pada penelitian ini adalah observasi, wawancara dan dokumentasi. Analisis data pada penelitian ini menggunakan analisis model interaktif Miles & Huberman yaitu meliputi pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, verifikasi dan penarikan kesimpulan. Hasil dari penelitian menunjukkan terdapat permasalahan moral yang dialami yaitu perilaku anak asuh yang kurang sopan yang meliputi berkata kasar dan kotor, berbohong, membangkang, serta senioritas yang negatif. Kemudian pelanggaran peraturan yang meliputi berkelahi, pacaran dan mencuri serta kurangnya kepekaan sosial. Sedangkan untuk upaya yang dilakukan dalam membina moral yaitu melalui pendidikan akhlak, pendidikan ketrampilan, pemberian sanksi serta penerapan sistem ketua kamar. Upaya pendidikan tersebut menjadikan anak asuh berusaha bertutur kata yang baik dan tidak berkata kasar ataupun kotor, anak asuh lebih berhati-hati dalam berperilaku sehingga senantiasa lebih baik dan sopan, disiplin dan mematuhi semua peraturan dan kegiatan panti asuhan, peka dan peduli pada lingkungan sekitarnya, lebih berusaha jujur dalam segala hal termasuk pada pengasuh maupun sesama anak asuh, menjadikan anak asuh lebih taat dan tidak membangkang lagi, serta anak asuh lebih membatasi diri agar tidak terpancing emosi, sehingga tidak terjadi perkelahian. Implikasi hasil penelitian ini dapat digunakan untuk meningkatkan upaya pendidikan moral dalam menangani tindakan amoral yang terjadi pada anak asuh di panti asuhan.","PeriodicalId":507896,"journal":{"name":"Jurnal Integrasi dan Harmoni Inovatif Ilmu-Ilmu Sosial","volume":"39 6","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2024-02-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"Pendidikan Moral: Upaya Pendidikan Remaja di Panti Asuhan Putri Aisyiyah Malang\",\"authors\":\"F. Afifah, I. N. Ruja, Agung Wiradimadja\",\"doi\":\"10.17977/um063v4i1p55-70\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Moral education is a very important effort to direct individuals to have appropriate behavior and be considered good by the surrounding community, so as to avoid immoral actions. Teenager is a period that requires assistance and supervisory control more specifically related to morals. This is necessary because basically teenagers are very vulnerable to becoming victims of the current decline in moral quality. The orphanage iso one of the social welfare institutions that aims to provide social services, including in terms of fostering the morale of the foster children. The purpose of this research is to describe the moral problems that occur in orphanages, to analyze the effort made by orphanages to solve moral problems, and to analyze the impact of the effort made by orphanages. This research uses a qualitative approach with a descriptive type. This research is conducted at the Putri Aisyiyah Orphanage in Malang City. Data sources in this study are primary and secondary data sources. Data collection methods in this study are observation, interviews and documentation. Data analysis in this research uses Miles & Huberman’s interactive model analysis, which includes data collection, data reduction, data presentation, verification and drawing conclusions. The results of the research show that there are moral problems experienced, namely the behavior of foster children who are impolite, which includes rude and dirty words, lying, disobedience, and negative seniority. Then there are violations of rules which include fighting, dating and stealing as well as a lack of social sensitivity. Meanwhile, the efforts made to develop morals are through moral education, skills education, providing sanctions and implementing the chamber chairman system. These educational effort make foster children try to speak good words and not say harsh or dirty words, foster children are more careful in their behavior so that they are always better and polite, disciplined and comply with all the rules and activities of the orphanage, sensitive and caring about the surrounding environment, try to be more honest in all things, including with caregivers and fellow foster children, make foster children more obedient and no longer disobedient, and foster children limit themselves more so that they are not provoked by emotions, so that fights do not occur. The implications of the results of this research can be used to improve moral education efforts in dealing with immoral acts that occur among foster children in orphanages. \\nPendidikan moral merupakan upaya yang sangat penting dilakukan untuk mengarahkan individu agar memiliki perilaku yang sesuai dan dinilai baik oleh masyarakat sekitar, sehingga terhindar dari tindakan amoral. Remaja merupakan masa yang membutuhkan pendampingan serta kontrol pengawasan lebih khususnya terkait pada moral. Hal tersebut diperlukan karena pada dasarnya remaja sangat rentan menjadi korban dari kemerosotan kualitas moral yang terjadi saat ini. Panti asuhan menjadi salah satu lembaga kesejahteraan sosial yang bertujuan memberikan pelayanan sosial termasuk dalam hal membina moral anak asuhnya. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan permasalahan moral yang terjadi di Panti Asuhan, menganalisis upaya yang diterapkan panti asuhan dalam menyelesaikan permasalahan moral, serta menganalisis dampak dari upaya yang telah dilakukan panti asuhan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis deskriptif. Penelitian ini dilakukan di Panti Asuhan Putri Aisyiyah Kota Malang. Sumber data pada penelitian ini adalah sumber data primer dan sekunder. Metode pengumpulan data pada penelitian ini adalah observasi, wawancara dan dokumentasi. Analisis data pada penelitian ini menggunakan analisis model interaktif Miles & Huberman yaitu meliputi pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, verifikasi dan penarikan kesimpulan. Hasil dari penelitian menunjukkan terdapat permasalahan moral yang dialami yaitu perilaku anak asuh yang kurang sopan yang meliputi berkata kasar dan kotor, berbohong, membangkang, serta senioritas yang negatif. Kemudian pelanggaran peraturan yang meliputi berkelahi, pacaran dan mencuri serta kurangnya kepekaan sosial. Sedangkan untuk upaya yang dilakukan dalam membina moral yaitu melalui pendidikan akhlak, pendidikan ketrampilan, pemberian sanksi serta penerapan sistem ketua kamar. Upaya pendidikan tersebut menjadikan anak asuh berusaha bertutur kata yang baik dan tidak berkata kasar ataupun kotor, anak asuh lebih berhati-hati dalam berperilaku sehingga senantiasa lebih baik dan sopan, disiplin dan mematuhi semua peraturan dan kegiatan panti asuhan, peka dan peduli pada lingkungan sekitarnya, lebih berusaha jujur dalam segala hal termasuk pada pengasuh maupun sesama anak asuh, menjadikan anak asuh lebih taat dan tidak membangkang lagi, serta anak asuh lebih membatasi diri agar tidak terpancing emosi, sehingga tidak terjadi perkelahian. Implikasi hasil penelitian ini dapat digunakan untuk meningkatkan upaya pendidikan moral dalam menangani tindakan amoral yang terjadi pada anak asuh di panti asuhan.\",\"PeriodicalId\":507896,\"journal\":{\"name\":\"Jurnal Integrasi dan Harmoni Inovatif Ilmu-Ilmu Sosial\",\"volume\":\"39 6\",\"pages\":\"\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2024-02-29\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Jurnal Integrasi dan Harmoni Inovatif Ilmu-Ilmu Sosial\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.17977/um063v4i1p55-70\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Integrasi dan Harmoni Inovatif Ilmu-Ilmu Sosial","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.17977/um063v4i1p55-70","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
Pendidikan Moral: Upaya Pendidikan Remaja di Panti Asuhan Putri Aisyiyah Malang
Moral education is a very important effort to direct individuals to have appropriate behavior and be considered good by the surrounding community, so as to avoid immoral actions. Teenager is a period that requires assistance and supervisory control more specifically related to morals. This is necessary because basically teenagers are very vulnerable to becoming victims of the current decline in moral quality. The orphanage iso one of the social welfare institutions that aims to provide social services, including in terms of fostering the morale of the foster children. The purpose of this research is to describe the moral problems that occur in orphanages, to analyze the effort made by orphanages to solve moral problems, and to analyze the impact of the effort made by orphanages. This research uses a qualitative approach with a descriptive type. This research is conducted at the Putri Aisyiyah Orphanage in Malang City. Data sources in this study are primary and secondary data sources. Data collection methods in this study are observation, interviews and documentation. Data analysis in this research uses Miles & Huberman’s interactive model analysis, which includes data collection, data reduction, data presentation, verification and drawing conclusions. The results of the research show that there are moral problems experienced, namely the behavior of foster children who are impolite, which includes rude and dirty words, lying, disobedience, and negative seniority. Then there are violations of rules which include fighting, dating and stealing as well as a lack of social sensitivity. Meanwhile, the efforts made to develop morals are through moral education, skills education, providing sanctions and implementing the chamber chairman system. These educational effort make foster children try to speak good words and not say harsh or dirty words, foster children are more careful in their behavior so that they are always better and polite, disciplined and comply with all the rules and activities of the orphanage, sensitive and caring about the surrounding environment, try to be more honest in all things, including with caregivers and fellow foster children, make foster children more obedient and no longer disobedient, and foster children limit themselves more so that they are not provoked by emotions, so that fights do not occur. The implications of the results of this research can be used to improve moral education efforts in dealing with immoral acts that occur among foster children in orphanages.
Pendidikan moral merupakan upaya yang sangat penting dilakukan untuk mengarahkan individu agar memiliki perilaku yang sesuai dan dinilai baik oleh masyarakat sekitar, sehingga terhindar dari tindakan amoral. Remaja merupakan masa yang membutuhkan pendampingan serta kontrol pengawasan lebih khususnya terkait pada moral. Hal tersebut diperlukan karena pada dasarnya remaja sangat rentan menjadi korban dari kemerosotan kualitas moral yang terjadi saat ini. Panti asuhan menjadi salah satu lembaga kesejahteraan sosial yang bertujuan memberikan pelayanan sosial termasuk dalam hal membina moral anak asuhnya. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan permasalahan moral yang terjadi di Panti Asuhan, menganalisis upaya yang diterapkan panti asuhan dalam menyelesaikan permasalahan moral, serta menganalisis dampak dari upaya yang telah dilakukan panti asuhan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis deskriptif. Penelitian ini dilakukan di Panti Asuhan Putri Aisyiyah Kota Malang. Sumber data pada penelitian ini adalah sumber data primer dan sekunder. Metode pengumpulan data pada penelitian ini adalah observasi, wawancara dan dokumentasi. Analisis data pada penelitian ini menggunakan analisis model interaktif Miles & Huberman yaitu meliputi pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, verifikasi dan penarikan kesimpulan. Hasil dari penelitian menunjukkan terdapat permasalahan moral yang dialami yaitu perilaku anak asuh yang kurang sopan yang meliputi berkata kasar dan kotor, berbohong, membangkang, serta senioritas yang negatif. Kemudian pelanggaran peraturan yang meliputi berkelahi, pacaran dan mencuri serta kurangnya kepekaan sosial. Sedangkan untuk upaya yang dilakukan dalam membina moral yaitu melalui pendidikan akhlak, pendidikan ketrampilan, pemberian sanksi serta penerapan sistem ketua kamar. Upaya pendidikan tersebut menjadikan anak asuh berusaha bertutur kata yang baik dan tidak berkata kasar ataupun kotor, anak asuh lebih berhati-hati dalam berperilaku sehingga senantiasa lebih baik dan sopan, disiplin dan mematuhi semua peraturan dan kegiatan panti asuhan, peka dan peduli pada lingkungan sekitarnya, lebih berusaha jujur dalam segala hal termasuk pada pengasuh maupun sesama anak asuh, menjadikan anak asuh lebih taat dan tidak membangkang lagi, serta anak asuh lebih membatasi diri agar tidak terpancing emosi, sehingga tidak terjadi perkelahian. Implikasi hasil penelitian ini dapat digunakan untuk meningkatkan upaya pendidikan moral dalam menangani tindakan amoral yang terjadi pada anak asuh di panti asuhan.