Limesa Irhamni Rahmah, David Setiadi, Asep Firdaus
{"title":"Soe tjen marching 的小说《从坟墓里走出来》反映的中国妇女的不公正待遇","authors":"Limesa Irhamni Rahmah, David Setiadi, Asep Firdaus","doi":"10.31943/bi.v9i1.554","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Novel Dari Dalam Kubur karya Soe Tjen Marching menceritakan tentang peristiwa 1965 yang mendiskreditkan perempuan/kelompok perempuan tertentu seperti Gerakan Wanita Indonesia (Gerwani). Melalui sudut pandang perempuan beretnis Tionghoa, novel ini menarik untuk diteliti. Penelitian ini bertujuan menganalisis bentuk-bentuk ketidakadilan yang dialami oleh perempuan Tionghoa (perempuan lainnya) yang terefleksi dalam Novel Dari Dalam Kubur karya Soe Tjen Marching. Metode kualitatif dengan pendekatan kritik sastra feminis digunakan sebagai cara untuk menganalisis bentuk-bentuk ketidakadilan yang dialami oleh tokoh perempuan Tionghoa dalam novel ini. Berdasarkan analisis, penelitian ini menunjukkan adanya ketidakadilan pada perempuan Tionghoa (perempuan lainnya) di era pasca-peristiwa 1965. Ketidakadilan dialami oleh Djing Fei/Lidya Maria, diduga istri yang dominan dan pelacur; dan Maya dikucilkan di lingkungannya. Marginalisasi dialami oleh Djing Fei/Lidya Maria (perempuan lainnya) dampak dari pemerkosaan. Subordinasi dialami oleh Lan Ing/Inggrid karena dianggap beban. Stereotip dialami oleh Karla, diberi stigma anak tetangga, “Cina ireng”, “Pu Ren”, dan wanita kurang ajar; Djing Fei/Lidya Maria, mengalami stereotip “Cino sombong”, keluarga PKI dan Gerwani; Lan Ing/Inggrid, mengalami stereotip julukan “si Monyet”, menggunakan guna-guna, perempuan kotor; dan Agatha, dianggap perempuan murahan. Kekerasan dialami oleh Djing Fei/Lidya Maria, berupa ditangkap secara paksa, ditelanjangi, dilecehkan secara verbal, diperkosa, digrayangi tubuhnya, dihujam putung rokok pada tubuhnya; Fan, berupa ditangkap secara paksa, diperkosa, dan dibunuh, Lan Ing/Inggrid, mengalami KDRT; dan Karla, berupa pelecehan secara verbal (catcalling).","PeriodicalId":517820,"journal":{"name":"Bahtera Indonesia; Jurnal Penelitian Bahasa dan Sastra Indonesia","volume":"17 6","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2024-03-03","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"KETIDAKADILAN PADA PEREMPUAN TIONGHOA YANG TEREFLEKSI DALAM NOVEL DARI DALAM KUBUR KARYA SOE TJEN MARCHING\",\"authors\":\"Limesa Irhamni Rahmah, David Setiadi, Asep Firdaus\",\"doi\":\"10.31943/bi.v9i1.554\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Novel Dari Dalam Kubur karya Soe Tjen Marching menceritakan tentang peristiwa 1965 yang mendiskreditkan perempuan/kelompok perempuan tertentu seperti Gerakan Wanita Indonesia (Gerwani). Melalui sudut pandang perempuan beretnis Tionghoa, novel ini menarik untuk diteliti. Penelitian ini bertujuan menganalisis bentuk-bentuk ketidakadilan yang dialami oleh perempuan Tionghoa (perempuan lainnya) yang terefleksi dalam Novel Dari Dalam Kubur karya Soe Tjen Marching. Metode kualitatif dengan pendekatan kritik sastra feminis digunakan sebagai cara untuk menganalisis bentuk-bentuk ketidakadilan yang dialami oleh tokoh perempuan Tionghoa dalam novel ini. Berdasarkan analisis, penelitian ini menunjukkan adanya ketidakadilan pada perempuan Tionghoa (perempuan lainnya) di era pasca-peristiwa 1965. Ketidakadilan dialami oleh Djing Fei/Lidya Maria, diduga istri yang dominan dan pelacur; dan Maya dikucilkan di lingkungannya. Marginalisasi dialami oleh Djing Fei/Lidya Maria (perempuan lainnya) dampak dari pemerkosaan. Subordinasi dialami oleh Lan Ing/Inggrid karena dianggap beban. Stereotip dialami oleh Karla, diberi stigma anak tetangga, “Cina ireng”, “Pu Ren”, dan wanita kurang ajar; Djing Fei/Lidya Maria, mengalami stereotip “Cino sombong”, keluarga PKI dan Gerwani; Lan Ing/Inggrid, mengalami stereotip julukan “si Monyet”, menggunakan guna-guna, perempuan kotor; dan Agatha, dianggap perempuan murahan. Kekerasan dialami oleh Djing Fei/Lidya Maria, berupa ditangkap secara paksa, ditelanjangi, dilecehkan secara verbal, diperkosa, digrayangi tubuhnya, dihujam putung rokok pada tubuhnya; Fan, berupa ditangkap secara paksa, diperkosa, dan dibunuh, Lan Ing/Inggrid, mengalami KDRT; dan Karla, berupa pelecehan secara verbal (catcalling).\",\"PeriodicalId\":517820,\"journal\":{\"name\":\"Bahtera Indonesia; Jurnal Penelitian Bahasa dan Sastra Indonesia\",\"volume\":\"17 6\",\"pages\":\"\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2024-03-03\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Bahtera Indonesia; Jurnal Penelitian Bahasa dan Sastra Indonesia\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.31943/bi.v9i1.554\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Bahtera Indonesia; Jurnal Penelitian Bahasa dan Sastra Indonesia","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.31943/bi.v9i1.554","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
摘要
Soe Tjen Marching 的小说《Dari Dalam Kubur》讲述了 1965 年发生的事件,这些事件使某些妇女/妇女群体(如印尼妇女运动(Gerwani))名誉扫地。通过华裔女性的视角,这部小说值得研究。本研究旨在分析 Soe Tjen Marching 的《Dari Dalam Kubur》中反映的华裔女性(其他女性)所经历的不公正形式。本研究采用定性方法和女性主义文学批评方法来分析小说中中国女性角色所经历的不公正形式。根据分析,本研究显示了 1965 年后时代中国女性(其他女性)所遭受的不公正待遇。迪静菲/莉迪亚-玛丽亚经历了不公正,据称她是一个霸道的妻子和妓女;玛雅在她的邻居中受到排斥。Djing Fei/Lidya Maria(其他妇女)因被强奸而被边缘化。Lan Ing/Inggrid 被视为累赘,因而受到排挤。Karla 被认为是邻居的孩子、"Cina ireng"、"Pu Ren "和傲慢无礼的女人;Djing Fei/Lidya Maria 被认为是 "傲慢的 Cino"、PKI 家族和 Gerwani;Lan Ing/Inggrid 被认为是 "猴子"、使用魔法和肮脏的女人;Agatha 被认为是下贱的女人。Djing Fei/Lidya Maria 遭受的暴力形式包括被强行逮捕、剥光衣服、辱骂、强奸、身体被刺、烟头被砸在身上;Fan 遭受的暴力形式包括被强行逮捕、强奸和杀害;Lan Ing/Inggrid 遭受家庭暴力;Karla 遭受辱骂(猫叫)。
KETIDAKADILAN PADA PEREMPUAN TIONGHOA YANG TEREFLEKSI DALAM NOVEL DARI DALAM KUBUR KARYA SOE TJEN MARCHING
Novel Dari Dalam Kubur karya Soe Tjen Marching menceritakan tentang peristiwa 1965 yang mendiskreditkan perempuan/kelompok perempuan tertentu seperti Gerakan Wanita Indonesia (Gerwani). Melalui sudut pandang perempuan beretnis Tionghoa, novel ini menarik untuk diteliti. Penelitian ini bertujuan menganalisis bentuk-bentuk ketidakadilan yang dialami oleh perempuan Tionghoa (perempuan lainnya) yang terefleksi dalam Novel Dari Dalam Kubur karya Soe Tjen Marching. Metode kualitatif dengan pendekatan kritik sastra feminis digunakan sebagai cara untuk menganalisis bentuk-bentuk ketidakadilan yang dialami oleh tokoh perempuan Tionghoa dalam novel ini. Berdasarkan analisis, penelitian ini menunjukkan adanya ketidakadilan pada perempuan Tionghoa (perempuan lainnya) di era pasca-peristiwa 1965. Ketidakadilan dialami oleh Djing Fei/Lidya Maria, diduga istri yang dominan dan pelacur; dan Maya dikucilkan di lingkungannya. Marginalisasi dialami oleh Djing Fei/Lidya Maria (perempuan lainnya) dampak dari pemerkosaan. Subordinasi dialami oleh Lan Ing/Inggrid karena dianggap beban. Stereotip dialami oleh Karla, diberi stigma anak tetangga, “Cina ireng”, “Pu Ren”, dan wanita kurang ajar; Djing Fei/Lidya Maria, mengalami stereotip “Cino sombong”, keluarga PKI dan Gerwani; Lan Ing/Inggrid, mengalami stereotip julukan “si Monyet”, menggunakan guna-guna, perempuan kotor; dan Agatha, dianggap perempuan murahan. Kekerasan dialami oleh Djing Fei/Lidya Maria, berupa ditangkap secara paksa, ditelanjangi, dilecehkan secara verbal, diperkosa, digrayangi tubuhnya, dihujam putung rokok pada tubuhnya; Fan, berupa ditangkap secara paksa, diperkosa, dan dibunuh, Lan Ing/Inggrid, mengalami KDRT; dan Karla, berupa pelecehan secara verbal (catcalling).