{"title":"马迪恩县 Banjarsari Kulon 村通过温室建设实现农业发展的模式","authors":"Inhu Wahid Dhiya 'Ulhaq","doi":"10.23960/jsp.vol6.no1.2024.198","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":" \nUpaya pemerintah Desa Banjarsari Kulon dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan membangun greenhouse sebagai program ketahanan pangan skala desa. Namun greenhouse tersebut mengalami kemacetan pembangunan hingga tidak ada tindak lanjut dari pemerintah desa. Oleh sebab itu, penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi dan mendeskripsikan latar belakang serta permasalahan yang terjadi pada pembangunan greenhouse. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan strategi observasi, wawancara dan dokumentasi sehingga dapat memperoleh data secara mendalam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembangunan greenhouse tersebut dilatarbelakangi oleh peraturan presiden nomor 104 tahun 2021 tentang dana desa mengalokasikan sebesar 20% untuk ketahanan pangan. Pembangunan tersebut bersifat Top-Down sehingga tidak melibatkan masyarakat dalam pembangunan. Permasalahan yang terjadi pada greenhouse adalah tidak tersedianya pengairan, perubahan anggaran, kurangnya partisipasi dan tidak adanya tindakan yang solutif dari pemerintah maupun masyarakat. Konsep developmentalisme yang diterapkan oleh pemerintah dalam mensejahterakan rakyatnya dianggap gagal dalam mengatasi kemiskinan. Seperti pembangunan secara linear dengan menggencarkan pembangunan fisik berharap kuatnya aspek ekonomi, maka aspek lainnya akan mengikuti. Jalan keluar bagi pemerintah dalam mensejahterakan rakyatnya dengan memperhatikan berbagai aspek yaitu ekonomi, politik, budaya, lingkungan, dan personal/spiritual.","PeriodicalId":332890,"journal":{"name":"Suluh Pembangunan : Journal of Extension and Development","volume":"81 19","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2024-03-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"Model Pengembangan Pertanian Melalui Pembangunan Greenhouse di Desa Banjarsari Kulon, Kabupaten Madiun\",\"authors\":\"Inhu Wahid Dhiya 'Ulhaq\",\"doi\":\"10.23960/jsp.vol6.no1.2024.198\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\" \\nUpaya pemerintah Desa Banjarsari Kulon dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan membangun greenhouse sebagai program ketahanan pangan skala desa. Namun greenhouse tersebut mengalami kemacetan pembangunan hingga tidak ada tindak lanjut dari pemerintah desa. Oleh sebab itu, penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi dan mendeskripsikan latar belakang serta permasalahan yang terjadi pada pembangunan greenhouse. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan strategi observasi, wawancara dan dokumentasi sehingga dapat memperoleh data secara mendalam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembangunan greenhouse tersebut dilatarbelakangi oleh peraturan presiden nomor 104 tahun 2021 tentang dana desa mengalokasikan sebesar 20% untuk ketahanan pangan. Pembangunan tersebut bersifat Top-Down sehingga tidak melibatkan masyarakat dalam pembangunan. Permasalahan yang terjadi pada greenhouse adalah tidak tersedianya pengairan, perubahan anggaran, kurangnya partisipasi dan tidak adanya tindakan yang solutif dari pemerintah maupun masyarakat. Konsep developmentalisme yang diterapkan oleh pemerintah dalam mensejahterakan rakyatnya dianggap gagal dalam mengatasi kemiskinan. Seperti pembangunan secara linear dengan menggencarkan pembangunan fisik berharap kuatnya aspek ekonomi, maka aspek lainnya akan mengikuti. Jalan keluar bagi pemerintah dalam mensejahterakan rakyatnya dengan memperhatikan berbagai aspek yaitu ekonomi, politik, budaya, lingkungan, dan personal/spiritual.\",\"PeriodicalId\":332890,\"journal\":{\"name\":\"Suluh Pembangunan : Journal of Extension and Development\",\"volume\":\"81 19\",\"pages\":\"\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2024-03-27\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Suluh Pembangunan : Journal of Extension and Development\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.23960/jsp.vol6.no1.2024.198\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Suluh Pembangunan : Journal of Extension and Development","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.23960/jsp.vol6.no1.2024.198","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
摘要
Banjarsari Kulon 村政府努力改善社区福利,建造了一个温室,作为村级粮食安全计划。然而,温室一直停滞不前,村政府也没有采取任何后续行动。因此,本研究旨在确定和描述温室建造过程中的背景和问题。 本研究采用描述性定性方法,通过观察、访谈和记录等策略来获取深度数据。研究结果表明,建造温室的动机来自于 2021 年第 104 号总统条例,该条例规定村级资金分配 20% 用于粮食安全。温室的发展是自上而下的,因此没有让社区参与发展。温室中出现的问题是灌溉不到位、预算变动、缺乏参与以及政府和社区没有采取解决措施。政府在为人民谋福利时采用的发展主义理念被认为是战胜贫困的失败之举。就像线性发展一样,通过加强物质发展,希望经济方面强大,其他方面也会随之强大。政府为人民谋福利的解决办法是关注各个方面,即经济、政治、文化、环境和个人/精神。
Model Pengembangan Pertanian Melalui Pembangunan Greenhouse di Desa Banjarsari Kulon, Kabupaten Madiun
Upaya pemerintah Desa Banjarsari Kulon dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan membangun greenhouse sebagai program ketahanan pangan skala desa. Namun greenhouse tersebut mengalami kemacetan pembangunan hingga tidak ada tindak lanjut dari pemerintah desa. Oleh sebab itu, penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi dan mendeskripsikan latar belakang serta permasalahan yang terjadi pada pembangunan greenhouse. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan strategi observasi, wawancara dan dokumentasi sehingga dapat memperoleh data secara mendalam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembangunan greenhouse tersebut dilatarbelakangi oleh peraturan presiden nomor 104 tahun 2021 tentang dana desa mengalokasikan sebesar 20% untuk ketahanan pangan. Pembangunan tersebut bersifat Top-Down sehingga tidak melibatkan masyarakat dalam pembangunan. Permasalahan yang terjadi pada greenhouse adalah tidak tersedianya pengairan, perubahan anggaran, kurangnya partisipasi dan tidak adanya tindakan yang solutif dari pemerintah maupun masyarakat. Konsep developmentalisme yang diterapkan oleh pemerintah dalam mensejahterakan rakyatnya dianggap gagal dalam mengatasi kemiskinan. Seperti pembangunan secara linear dengan menggencarkan pembangunan fisik berharap kuatnya aspek ekonomi, maka aspek lainnya akan mengikuti. Jalan keluar bagi pemerintah dalam mensejahterakan rakyatnya dengan memperhatikan berbagai aspek yaitu ekonomi, politik, budaya, lingkungan, dan personal/spiritual.