宗教温和话语部:诺曼-费尔克拉夫批判性话语分析

Martalia Martalia, Andri Ashadi, Susilawati Susilawati
{"title":"宗教温和话语部:诺曼-费尔克拉夫批判性话语分析","authors":"Martalia Martalia, Andri Ashadi, Susilawati Susilawati","doi":"10.22373/jsai.v5i1.4312","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"This article aims to analyze the discourse of religious moderation as conveyed by the Ministry of Religious Affairs of the Republic of Indonesia, utilizing Norman Fairclough's critical discourse analysis (CDA) framework. The primary focus is on understanding how religious moderation is represented, how power relations are constructed, and how identity is formed through this discourse. The study adopts a qualitative approach, applying Fairclough's techniques for critical discourse analysis. Data were collected from content related to religious moderation on the official website of the Ministry of Religious Affairs of the Republic of Indonesia. The analysis divides the discourse into three levels: Microstructural, Mesostructural, and Macrostructural. At the Microstructural level, the findings indicate that the representation in the discourse of religious moderation includes comprehensive information and clear metaphors, establishing power relations and positioning journalists as part of governmental authority. At the Mesostructural level, it was found that the Ministry of Religious Affairs' website functions as a government information medium in the religious domain, with journalists as members of the Ministry of Religious Affairs, reaffirming power relations in the dissemination of the discourse. Furthermore, the Macrostructural analysis reveals that the Ministry of Religious Affairs' efforts to construct a narrative of religious moderation are a strategic response to social threats disrupting national unity, such as radicalism and intolerance. This study confirms that the Ministry of Religious Affairs of the Republic of Indonesia uses its website as the primary platform for spreading the discourse of religious moderation as an effort to face social challenges and strengthen national unity. The critical discourse analysis demonstrates that representation, power relations, and identity formation through the discourse of religious moderation play a crucial role in this effort. \nAbstrak \nArtikel ini bertujuan untuk menganalisis wacana moderasi beragama yang disampaikan oleh Kementerian Agama Republik Indonesia menggunakan kerangka analisis wacana kritis Norman Fairclough. Fokus utama adalah untuk memahami bagaimana moderasi beragama direpresentasikan, bagaimana relasi kuasa terkonstruksi, dan bagaimana identitas dibentuk melalui wacana tersebut. Kajian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dengan menerapkan teknik analisis wacana kritis Norman Fairclough. Data dikumpulkan dari konten yang terkait dengan moderasi beragama pada situs web resmi Kementerian Agama Republik Indonesia. Analisis dilakukan dengan membagi wacana menjadi tiga tingkat yaitu Mikrostruktural, Mesostruktural dan Makrostruktural. Hasil kajian ini menunjukkan bahwa pada tingkat Mikrostruktural, representasi dalam wacana moderasi beragama mencakup informasi yang lengkap dan metafora yang jelas, membangun relasi kuasa dan memosisikan wartawan sebagai bagian dari otoritas pemerintah. Pada tingkat Mesostruktural, ditemukan bahwa situs web Kementerian Agama berfungsi sebagai medium informasi pemerintah dalam bidang keagamaan, dengan wartawan sebagai anggota dari Kementerian Agama, yang menegaskan kembali relasi kuasa dalam penyebaran wacana. Kemudian, analisis Makrostruktural menunjukkan bahwa upaya Kementerian Agama dalam membangun narasi moderasi beragama merupakan respons strategis terhadap ancaman sosial yang mengganggu persatuan bangsa, seperti radikalisme dan intoleransi. Kajian ini mengonfirmasi bahwa Kementerian Agama Republik Indonesia menggunakan situs webnya sebagai platform utama untuk menyebarkan wacana moderasi beragama sebagai upaya menghadapi tantangan sosial dan memperkuat persatuan nasional. Analisis wacana kritis menunjukkan bahwa representasi, relasi kuasa, dan pembentukan identitas melalui wacana moderasi beragama memainkan peran penting dalam upaya tersebut.","PeriodicalId":433836,"journal":{"name":"Jurnal Sosiologi Agama Indonesia (JSAI)","volume":"11 16","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2024-03-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"Wacana Moderasi Beragama Kementerian Agama: Analisis Wacana Kritis Norman Fairclough\",\"authors\":\"Martalia Martalia, Andri Ashadi, Susilawati Susilawati\",\"doi\":\"10.22373/jsai.v5i1.4312\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"This article aims to analyze the discourse of religious moderation as conveyed by the Ministry of Religious Affairs of the Republic of Indonesia, utilizing Norman Fairclough's critical discourse analysis (CDA) framework. The primary focus is on understanding how religious moderation is represented, how power relations are constructed, and how identity is formed through this discourse. The study adopts a qualitative approach, applying Fairclough's techniques for critical discourse analysis. Data were collected from content related to religious moderation on the official website of the Ministry of Religious Affairs of the Republic of Indonesia. The analysis divides the discourse into three levels: Microstructural, Mesostructural, and Macrostructural. At the Microstructural level, the findings indicate that the representation in the discourse of religious moderation includes comprehensive information and clear metaphors, establishing power relations and positioning journalists as part of governmental authority. At the Mesostructural level, it was found that the Ministry of Religious Affairs' website functions as a government information medium in the religious domain, with journalists as members of the Ministry of Religious Affairs, reaffirming power relations in the dissemination of the discourse. Furthermore, the Macrostructural analysis reveals that the Ministry of Religious Affairs' efforts to construct a narrative of religious moderation are a strategic response to social threats disrupting national unity, such as radicalism and intolerance. This study confirms that the Ministry of Religious Affairs of the Republic of Indonesia uses its website as the primary platform for spreading the discourse of religious moderation as an effort to face social challenges and strengthen national unity. The critical discourse analysis demonstrates that representation, power relations, and identity formation through the discourse of religious moderation play a crucial role in this effort. \\nAbstrak \\nArtikel ini bertujuan untuk menganalisis wacana moderasi beragama yang disampaikan oleh Kementerian Agama Republik Indonesia menggunakan kerangka analisis wacana kritis Norman Fairclough. Fokus utama adalah untuk memahami bagaimana moderasi beragama direpresentasikan, bagaimana relasi kuasa terkonstruksi, dan bagaimana identitas dibentuk melalui wacana tersebut. Kajian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dengan menerapkan teknik analisis wacana kritis Norman Fairclough. Data dikumpulkan dari konten yang terkait dengan moderasi beragama pada situs web resmi Kementerian Agama Republik Indonesia. Analisis dilakukan dengan membagi wacana menjadi tiga tingkat yaitu Mikrostruktural, Mesostruktural dan Makrostruktural. Hasil kajian ini menunjukkan bahwa pada tingkat Mikrostruktural, representasi dalam wacana moderasi beragama mencakup informasi yang lengkap dan metafora yang jelas, membangun relasi kuasa dan memosisikan wartawan sebagai bagian dari otoritas pemerintah. Pada tingkat Mesostruktural, ditemukan bahwa situs web Kementerian Agama berfungsi sebagai medium informasi pemerintah dalam bidang keagamaan, dengan wartawan sebagai anggota dari Kementerian Agama, yang menegaskan kembali relasi kuasa dalam penyebaran wacana. Kemudian, analisis Makrostruktural menunjukkan bahwa upaya Kementerian Agama dalam membangun narasi moderasi beragama merupakan respons strategis terhadap ancaman sosial yang mengganggu persatuan bangsa, seperti radikalisme dan intoleransi. Kajian ini mengonfirmasi bahwa Kementerian Agama Republik Indonesia menggunakan situs webnya sebagai platform utama untuk menyebarkan wacana moderasi beragama sebagai upaya menghadapi tantangan sosial dan memperkuat persatuan nasional. Analisis wacana kritis menunjukkan bahwa representasi, relasi kuasa, dan pembentukan identitas melalui wacana moderasi beragama memainkan peran penting dalam upaya tersebut.\",\"PeriodicalId\":433836,\"journal\":{\"name\":\"Jurnal Sosiologi Agama Indonesia (JSAI)\",\"volume\":\"11 16\",\"pages\":\"\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2024-03-31\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Jurnal Sosiologi Agama Indonesia (JSAI)\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.22373/jsai.v5i1.4312\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Sosiologi Agama Indonesia (JSAI)","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.22373/jsai.v5i1.4312","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0

摘要

本文旨在利用诺曼-费尔克拉夫(Norman Fairclough)的批判性话语分析(CDA)框架,分析印度尼西亚共和国宗教事务部传达的宗教温和话语。研究的主要重点是了解宗教温和性是如何体现的,权力关系是如何构建的,以及身份是如何通过这种话语形成的。本研究采用定性方法,运用费尔克拉夫的批判性话语分析技术。数据来自印度尼西亚共和国宗教事务部官方网站上与宗教温和性相关的内容。分析将话语分为三个层次:微观结构、中观结构和宏观结构。在微观结构层面,研究结果表明,宗教节制话语中的表述包括全面的信息和清晰的隐喻,建立了权力关系,并将记者定位为政府权威的一部分。在中观结构层面,研究发现宗教事务部网站在宗教领域发挥着政府信息媒介的作用,记者是宗教事务部的成员,这再次确认了话语传播中的权力关系。此外,宏观结构分析表明,宗教事务部构建宗教温和叙事的努力是对激进主义和不宽容等破坏民族团结的社会威胁的战略回应。本研究证实,印度尼西亚共和国宗教事务部利用其网站作为传播宗教温和论述的主要平台,努力应对社会挑战,加强民族团结。批判性话语分析表明,宗教温和性话语中的代表性、权力关系和身份形成在这一努力中发挥了至关重要的作用。摘要 本文旨在运用诺曼-费尔克拉夫(Norman Fairclough)的批判性话语分析框架,分析印度尼西亚共和国宗教事务部发表的宗教温和言论。主要重点是了解宗教温和性是如何体现的,权力关系是如何构建的,以及身份是如何通过话语形成的。本研究采用定性方法,运用诺曼-费尔克拉夫的批判性话语分析技术。数据来自印度尼西亚共和国宗教事务部官方网站上与宗教温和性相关的内容。分析方法是将话语分为三个层次,即微观结构、中观结构和宏观结构。研究结果表明,在微观结构层面,宗教节制话语的表述包括完整的信息和清晰的隐喻,建立了权力关系,并将记者定位为政府权威的一部分。在中观结构层面,研究发现宗教事务部网站作为宗教领域的政府信息媒介,记者是宗教事务部的成员,这再次确认了话语传播中的权力关系。然后,宏观结构分析表明,宗教事务部构建宗教温和叙事的努力是对破坏民族团结的社会威胁(如激进主义和不宽容)的战略回应。本研究证实,印度尼西亚共和国宗教事务部利用其网站作为传播宗教温和论述的主要平台,努力应对社会挑战,加强民族团结。批判性话语分析表明,通过宗教温和性话语进行的表述、权力关系和身份形成在这一努力中发挥了重要作用。
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
Wacana Moderasi Beragama Kementerian Agama: Analisis Wacana Kritis Norman Fairclough
This article aims to analyze the discourse of religious moderation as conveyed by the Ministry of Religious Affairs of the Republic of Indonesia, utilizing Norman Fairclough's critical discourse analysis (CDA) framework. The primary focus is on understanding how religious moderation is represented, how power relations are constructed, and how identity is formed through this discourse. The study adopts a qualitative approach, applying Fairclough's techniques for critical discourse analysis. Data were collected from content related to religious moderation on the official website of the Ministry of Religious Affairs of the Republic of Indonesia. The analysis divides the discourse into three levels: Microstructural, Mesostructural, and Macrostructural. At the Microstructural level, the findings indicate that the representation in the discourse of religious moderation includes comprehensive information and clear metaphors, establishing power relations and positioning journalists as part of governmental authority. At the Mesostructural level, it was found that the Ministry of Religious Affairs' website functions as a government information medium in the religious domain, with journalists as members of the Ministry of Religious Affairs, reaffirming power relations in the dissemination of the discourse. Furthermore, the Macrostructural analysis reveals that the Ministry of Religious Affairs' efforts to construct a narrative of religious moderation are a strategic response to social threats disrupting national unity, such as radicalism and intolerance. This study confirms that the Ministry of Religious Affairs of the Republic of Indonesia uses its website as the primary platform for spreading the discourse of religious moderation as an effort to face social challenges and strengthen national unity. The critical discourse analysis demonstrates that representation, power relations, and identity formation through the discourse of religious moderation play a crucial role in this effort. Abstrak Artikel ini bertujuan untuk menganalisis wacana moderasi beragama yang disampaikan oleh Kementerian Agama Republik Indonesia menggunakan kerangka analisis wacana kritis Norman Fairclough. Fokus utama adalah untuk memahami bagaimana moderasi beragama direpresentasikan, bagaimana relasi kuasa terkonstruksi, dan bagaimana identitas dibentuk melalui wacana tersebut. Kajian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dengan menerapkan teknik analisis wacana kritis Norman Fairclough. Data dikumpulkan dari konten yang terkait dengan moderasi beragama pada situs web resmi Kementerian Agama Republik Indonesia. Analisis dilakukan dengan membagi wacana menjadi tiga tingkat yaitu Mikrostruktural, Mesostruktural dan Makrostruktural. Hasil kajian ini menunjukkan bahwa pada tingkat Mikrostruktural, representasi dalam wacana moderasi beragama mencakup informasi yang lengkap dan metafora yang jelas, membangun relasi kuasa dan memosisikan wartawan sebagai bagian dari otoritas pemerintah. Pada tingkat Mesostruktural, ditemukan bahwa situs web Kementerian Agama berfungsi sebagai medium informasi pemerintah dalam bidang keagamaan, dengan wartawan sebagai anggota dari Kementerian Agama, yang menegaskan kembali relasi kuasa dalam penyebaran wacana. Kemudian, analisis Makrostruktural menunjukkan bahwa upaya Kementerian Agama dalam membangun narasi moderasi beragama merupakan respons strategis terhadap ancaman sosial yang mengganggu persatuan bangsa, seperti radikalisme dan intoleransi. Kajian ini mengonfirmasi bahwa Kementerian Agama Republik Indonesia menggunakan situs webnya sebagai platform utama untuk menyebarkan wacana moderasi beragama sebagai upaya menghadapi tantangan sosial dan memperkuat persatuan nasional. Analisis wacana kritis menunjukkan bahwa representasi, relasi kuasa, dan pembentukan identitas melalui wacana moderasi beragama memainkan peran penting dalam upaya tersebut.
求助全文
通过发布文献求助,成功后即可免费获取论文全文。 去求助
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
0
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
确定
请完成安全验证×
copy
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
右上角分享
点击右上角分享
0
联系我们:info@booksci.cn Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。 Copyright © 2023 布克学术 All rights reserved.
京ICP备2023020795号-1
ghs 京公网安备 11010802042870号
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术官方微信