{"title":"规范性正义与伊斯兰教经济法争端的实施:质疑法律的确定性和公正性","authors":"Miftakhul Huda, Umi Sumbulah, Nasrulloh","doi":"10.22373/petita.v9i1.279","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"The academic problem stems from the outcomes of decisions issued by Religious Court concerning sharia economic disputes, which fail to meet the criteria of certainty and justice, both at the normative (book in law) and implementation (law in action) levels. The losing parties can only file objections for simple cases and submit an appeal, which contradicts the principle of direct justice (speedy trial). Therefore, This research aims to analyze this issue. The theoretical frameworks employed in this research include the theories of legal certainty and justice, sulh theory, and the theory of judicial power. The findings of the research demonstrate that for the decisions of judges regarding Sharia economic disputes in Religious Courts to meet the requirements of legal certainty and justice, they must adhere to Sharia principles, including: refraining from making things difficult (‘adam al-haraj), reducing burdens (taqlil al-taklif), periodically determining laws, and in line with universal benefit and ensuring equality and justice (al-musawah wa al-ilah). Additionally, the decisions of the panel of judges in examining, deciding and resolving the case are guided by government laws/regulations, Perma, KHES, and Islamic jurisprudence (fiqh) and the judge's ijtihad \nAbstrak: Problem akademik bermula dari hasil produk putusan yang dikeluarkan oleh Pengadilan Agama berkaitan dengan sengketa ekonomi syariah, belum memenuhi unsur kepastian dan keadilan, baik dari tataran hukum normatif (book in law) maupun implementatif (law in action). Para pihak yang kalah hanya dapat mengajukan keberatan untuk perkara sederhana dan mengajukan banding. Sehingga hal tersebut bertolak belakang dengan asas contante justitie (speedy trial). Sehingga tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis tentang hal tersebut. Teori yang digunakan dalam penelitian ini antara lain teori kepastian dan keadilan hukum, teori sulh, serta teori kekuasaan kehakiman. Hasil penelitian membuktikan bahwa hasil putusan Hakim berkaitan dengan sengketa ekonomi syariah di Pengadilan Agama agar memenuhi unsur kepastian dan keadilan hukum harus merujuk pada prinsip syariah, meliputi : tidak mempersulit (‘adam al-haraj), mengurangi beban (taqlil al-taklif), penetapan hukum secara periodik, sejalan dengan kemaslahatan universal, dan persamaan dan keadilan (al-musawah wa al-adalah). Selain itu hasil putusan majelis hakim dalam memeriksa, memutus dan menyelesaikan perkara tersebut dilakukan dengan merujuk pada Undang-undang/peraturan pemerintah, Perma, KHES, dan fiqh islam dan ijtihad hakim. \nKata Kunci: Keadilan Normatif Dan Implementatif, Sengketa Hukum Ekonomi Syariah, Kepastian dan Keadilan Hukum","PeriodicalId":231408,"journal":{"name":"PETITA: JURNAL KAJIAN ILMU HUKUM DAN SYARIAH","volume":"23 10","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2024-03-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"NORMATIVE JUSTICE AND IMPLEMENTATION OF SHARIA ECONOMIC LAW DISPUTES: QUESTIONING LAW CERTAINTY AND JUSTICE\",\"authors\":\"Miftakhul Huda, Umi Sumbulah, Nasrulloh\",\"doi\":\"10.22373/petita.v9i1.279\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"The academic problem stems from the outcomes of decisions issued by Religious Court concerning sharia economic disputes, which fail to meet the criteria of certainty and justice, both at the normative (book in law) and implementation (law in action) levels. The losing parties can only file objections for simple cases and submit an appeal, which contradicts the principle of direct justice (speedy trial). Therefore, This research aims to analyze this issue. The theoretical frameworks employed in this research include the theories of legal certainty and justice, sulh theory, and the theory of judicial power. The findings of the research demonstrate that for the decisions of judges regarding Sharia economic disputes in Religious Courts to meet the requirements of legal certainty and justice, they must adhere to Sharia principles, including: refraining from making things difficult (‘adam al-haraj), reducing burdens (taqlil al-taklif), periodically determining laws, and in line with universal benefit and ensuring equality and justice (al-musawah wa al-ilah). Additionally, the decisions of the panel of judges in examining, deciding and resolving the case are guided by government laws/regulations, Perma, KHES, and Islamic jurisprudence (fiqh) and the judge's ijtihad \\nAbstrak: Problem akademik bermula dari hasil produk putusan yang dikeluarkan oleh Pengadilan Agama berkaitan dengan sengketa ekonomi syariah, belum memenuhi unsur kepastian dan keadilan, baik dari tataran hukum normatif (book in law) maupun implementatif (law in action). Para pihak yang kalah hanya dapat mengajukan keberatan untuk perkara sederhana dan mengajukan banding. Sehingga hal tersebut bertolak belakang dengan asas contante justitie (speedy trial). Sehingga tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis tentang hal tersebut. Teori yang digunakan dalam penelitian ini antara lain teori kepastian dan keadilan hukum, teori sulh, serta teori kekuasaan kehakiman. Hasil penelitian membuktikan bahwa hasil putusan Hakim berkaitan dengan sengketa ekonomi syariah di Pengadilan Agama agar memenuhi unsur kepastian dan keadilan hukum harus merujuk pada prinsip syariah, meliputi : tidak mempersulit (‘adam al-haraj), mengurangi beban (taqlil al-taklif), penetapan hukum secara periodik, sejalan dengan kemaslahatan universal, dan persamaan dan keadilan (al-musawah wa al-adalah). Selain itu hasil putusan majelis hakim dalam memeriksa, memutus dan menyelesaikan perkara tersebut dilakukan dengan merujuk pada Undang-undang/peraturan pemerintah, Perma, KHES, dan fiqh islam dan ijtihad hakim. \\nKata Kunci: Keadilan Normatif Dan Implementatif, Sengketa Hukum Ekonomi Syariah, Kepastian dan Keadilan Hukum\",\"PeriodicalId\":231408,\"journal\":{\"name\":\"PETITA: JURNAL KAJIAN ILMU HUKUM DAN SYARIAH\",\"volume\":\"23 10\",\"pages\":\"\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2024-03-02\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"PETITA: JURNAL KAJIAN ILMU HUKUM DAN SYARIAH\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.22373/petita.v9i1.279\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"PETITA: JURNAL KAJIAN ILMU HUKUM DAN SYARIAH","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.22373/petita.v9i1.279","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
摘要
学术问题源于宗教法院就伊斯兰教法经济纠纷做出的裁决结果,这些裁决在规范(法律书籍)和执行(法律行动)层面都不符合确定性和公正性标准。败诉方只能对简单案件提出异议并提交上诉,这违背了直接司法(快速审判)原则。因此,本研究旨在分析这一问题。本研究采用的理论框架包括法律确定性和正义理论、SULH 理论和司法权理论。研究结果表明,要使宗教法院法官对伊斯兰教法经济纠纷的裁决符合法律确定性和公正性的要求,他们必须遵守伊斯兰教法原则,包括:避免刁难('adam al-haraj)、减轻负担(taqlil al-taklif)、定期确定法律、符合普遍利益以及确保平等和公正(al-musawah wa al-ilah)。此外,法官小组在审查、裁决和解决案件时的决定以政府法律/法规、Perma、KHES 和伊斯兰法学(fiqh)以及法官的 ijtihad 摘要为指导:学术问题源于宗教法院发布的与伊斯兰教法经济纠纷有关的裁决结果,这些结果无论从法律规范层面(法律书籍)还是执行层面(法律行动)来看,都不符合确定性和公正性的要素。败诉方只能对简单案件提出异议并提起上诉。这违背了快速审判(contante justitie)原则。本研究旨在对此进行分析。本研究采用的理论包括法律确定性与正义理论、苏尔理论和司法权理论。研究结果证明,法官对宗教法庭中与伊斯兰教法经济纠纷有关的裁决结果要满足法律确定性和公正性的要素,必须参考伊斯兰教法原则,包括:不复杂化('adam al-haraj)、减轻负担(taqlil al-taklif)、定期确定法律、符合普遍利益以及平等和公正(al-musawah wa al-adalah)。此外,法官小组在审查、裁决和解决案件时,会参考法律/政府法规、Perma、KHES、伊斯兰教义和法官的 "即知"(ijtihad)做出决定。关键词规范性和执行性司法、伊斯兰教法经济法纠纷、法律确定性和司法公正
NORMATIVE JUSTICE AND IMPLEMENTATION OF SHARIA ECONOMIC LAW DISPUTES: QUESTIONING LAW CERTAINTY AND JUSTICE
The academic problem stems from the outcomes of decisions issued by Religious Court concerning sharia economic disputes, which fail to meet the criteria of certainty and justice, both at the normative (book in law) and implementation (law in action) levels. The losing parties can only file objections for simple cases and submit an appeal, which contradicts the principle of direct justice (speedy trial). Therefore, This research aims to analyze this issue. The theoretical frameworks employed in this research include the theories of legal certainty and justice, sulh theory, and the theory of judicial power. The findings of the research demonstrate that for the decisions of judges regarding Sharia economic disputes in Religious Courts to meet the requirements of legal certainty and justice, they must adhere to Sharia principles, including: refraining from making things difficult (‘adam al-haraj), reducing burdens (taqlil al-taklif), periodically determining laws, and in line with universal benefit and ensuring equality and justice (al-musawah wa al-ilah). Additionally, the decisions of the panel of judges in examining, deciding and resolving the case are guided by government laws/regulations, Perma, KHES, and Islamic jurisprudence (fiqh) and the judge's ijtihad
Abstrak: Problem akademik bermula dari hasil produk putusan yang dikeluarkan oleh Pengadilan Agama berkaitan dengan sengketa ekonomi syariah, belum memenuhi unsur kepastian dan keadilan, baik dari tataran hukum normatif (book in law) maupun implementatif (law in action). Para pihak yang kalah hanya dapat mengajukan keberatan untuk perkara sederhana dan mengajukan banding. Sehingga hal tersebut bertolak belakang dengan asas contante justitie (speedy trial). Sehingga tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis tentang hal tersebut. Teori yang digunakan dalam penelitian ini antara lain teori kepastian dan keadilan hukum, teori sulh, serta teori kekuasaan kehakiman. Hasil penelitian membuktikan bahwa hasil putusan Hakim berkaitan dengan sengketa ekonomi syariah di Pengadilan Agama agar memenuhi unsur kepastian dan keadilan hukum harus merujuk pada prinsip syariah, meliputi : tidak mempersulit (‘adam al-haraj), mengurangi beban (taqlil al-taklif), penetapan hukum secara periodik, sejalan dengan kemaslahatan universal, dan persamaan dan keadilan (al-musawah wa al-adalah). Selain itu hasil putusan majelis hakim dalam memeriksa, memutus dan menyelesaikan perkara tersebut dilakukan dengan merujuk pada Undang-undang/peraturan pemerintah, Perma, KHES, dan fiqh islam dan ijtihad hakim.
Kata Kunci: Keadilan Normatif Dan Implementatif, Sengketa Hukum Ekonomi Syariah, Kepastian dan Keadilan Hukum