Naufalia Qisthi, Mia Angrianan Juniarti, Y. Hamdiyati, Adi Rahmat, Nanang Winarno
{"title":"管理学业压力:高中生案例研究与生物学习策略","authors":"Naufalia Qisthi, Mia Angrianan Juniarti, Y. Hamdiyati, Adi Rahmat, Nanang Winarno","doi":"10.26740/jptt.v15n01.p32-47","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Abstract\nBackground: Stress is a phenomenon that is often ignored in society because it is related to mental health. Academic stress is a subjective response to high academic demands and changes in the school environment. Objectve: These findings highlight the need for educational institutions to consider lesson timing to manage students' academic stress. Method: The research method used is quantitative descriptive. In data analysis, 40 students from one class were taken as samples using purposive sampling technique. The sample determined by the researcher was public and private high school students without gender restrictions. Result: The variable biology lesson hours has a significant correlation with students' academic stress levels, while gender does not have a significant correlation. The Kruskal Wallis test showed little difference in stress levels between biology lessons held in the morning or afternoon. Conclusion: Using the SEL approach can help educational institutions create learning environments that are more adaptive and responsive to students' needs in dealing with academic stress.\n \nAbstrak\nLatar Belakang: Stres merupakan fenomena yang sering diabaikan dalam masyarakat karena terkait dengan kesehatan mental. Stres akademik merupakan respons subjektif terhadap tuntutan akademik yang tinggi dan perubahan lingkungan sekolah. Tujuan: Temuan ini menyoroti perlunya institusi pendidikan mempertimbangkan pengaturan waktu pelajaran untuk mengelola stres akademik siswa. Method: Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif untuk mengeksplorasi tingkat stres akademik siswa Sekolah Menengah Atas pada pelajaran biologi. Metode penelitian yang digunakan yaitu deskriptif kuantitatif. Dalam analisis data, 40 siswa dari satu kelas diambil sebagai sampel menggunakan teknik purposive sampling. Sampel yang ditentukan oleh peneliti yaitu siswa SMA negeri dan swasta tanpa batasan jumlah gender. Hasil: Variabel jam pelajaran biologi memiliki korelasi signifikan dengan tingkat stres akademik siswa, sedangkan gender tidak memiliki korelasi signifikan. Uji Kruskal Wallis menunjukkan sedikit perbedaan dalam tingkat stres antara pelajaran biologi yang diadakan pada jam pagi atau siang. Simpulan: Penggunaan pendekatan SEL dapat membantu institusi pendidikan menciptakan lingkungan pembelajaran yang lebih adaptif dan responsif terhadap kebutuhan siswa dalam menghadapi stres akademik.","PeriodicalId":32575,"journal":{"name":"Jurnal Psikologi Teori dan Terapan","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2024-02-12","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"Managing Academic Stress: Case Study of High School Students and Strategies in Biology Learning\",\"authors\":\"Naufalia Qisthi, Mia Angrianan Juniarti, Y. Hamdiyati, Adi Rahmat, Nanang Winarno\",\"doi\":\"10.26740/jptt.v15n01.p32-47\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Abstract\\nBackground: Stress is a phenomenon that is often ignored in society because it is related to mental health. Academic stress is a subjective response to high academic demands and changes in the school environment. Objectve: These findings highlight the need for educational institutions to consider lesson timing to manage students' academic stress. Method: The research method used is quantitative descriptive. In data analysis, 40 students from one class were taken as samples using purposive sampling technique. The sample determined by the researcher was public and private high school students without gender restrictions. Result: The variable biology lesson hours has a significant correlation with students' academic stress levels, while gender does not have a significant correlation. The Kruskal Wallis test showed little difference in stress levels between biology lessons held in the morning or afternoon. Conclusion: Using the SEL approach can help educational institutions create learning environments that are more adaptive and responsive to students' needs in dealing with academic stress.\\n \\nAbstrak\\nLatar Belakang: Stres merupakan fenomena yang sering diabaikan dalam masyarakat karena terkait dengan kesehatan mental. Stres akademik merupakan respons subjektif terhadap tuntutan akademik yang tinggi dan perubahan lingkungan sekolah. Tujuan: Temuan ini menyoroti perlunya institusi pendidikan mempertimbangkan pengaturan waktu pelajaran untuk mengelola stres akademik siswa. Method: Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif untuk mengeksplorasi tingkat stres akademik siswa Sekolah Menengah Atas pada pelajaran biologi. Metode penelitian yang digunakan yaitu deskriptif kuantitatif. Dalam analisis data, 40 siswa dari satu kelas diambil sebagai sampel menggunakan teknik purposive sampling. Sampel yang ditentukan oleh peneliti yaitu siswa SMA negeri dan swasta tanpa batasan jumlah gender. Hasil: Variabel jam pelajaran biologi memiliki korelasi signifikan dengan tingkat stres akademik siswa, sedangkan gender tidak memiliki korelasi signifikan. Uji Kruskal Wallis menunjukkan sedikit perbedaan dalam tingkat stres antara pelajaran biologi yang diadakan pada jam pagi atau siang. Simpulan: Penggunaan pendekatan SEL dapat membantu institusi pendidikan menciptakan lingkungan pembelajaran yang lebih adaptif dan responsif terhadap kebutuhan siswa dalam menghadapi stres akademik.\",\"PeriodicalId\":32575,\"journal\":{\"name\":\"Jurnal Psikologi Teori dan Terapan\",\"volume\":null,\"pages\":null},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2024-02-12\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Jurnal Psikologi Teori dan Terapan\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.26740/jptt.v15n01.p32-47\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Psikologi Teori dan Terapan","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.26740/jptt.v15n01.p32-47","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
摘要
摘要背景:压力是一种经常被社会忽视的现象,因为它与心理健康有关。学业压力是对高学业要求和学校环境变化的一种主观反应。目的:这些研究结果凸显了教育机构考虑课时安排以管理学生学业压力的必要性。研究方法采用定量描述性研究方法。在数据分析中,使用目的性抽样技术从一个班级中抽取 40 名学生作为样本。研究人员确定的样本是公立和私立高中的学生,没有性别限制。研究结果生物课时这一变量与学生的学业压力水平有显著相关性,而性别没有显著相关性。Kruskal Wallis 检验显示,上午或下午的生物课在压力水平上差别不大。结论使用 SEL 方法可以帮助教育机构创造更适应和更能满足学生需要的学习环境,以应对学业压力。摘要--背景:压力是一种经常被社会忽视的现象,因为它与心理健康有关。学业压力是对高学业要求和学校环境变化的一种主观反应。研究目的研究结果强调,教育机构需要考虑课时安排,以管理学生的学业压力。研究方法本研究采用定量描述法探讨高中生在生物课上的学业压力水平。采用的研究方法是定量描述法。在数据分析中,使用目的性抽样技术从一个班级中抽取 40 名学生作为样本。研究人员确定的样本为公立和私立高中学生,没有性别限制。研究结果生物课时这一变量与学生的学业压力水平有显著相关性,而性别没有显著相关性。Kruskal Wallis 检验显示,上午或下午的生物课在压力水平上差别不大。结论使用 SEL 方法可以帮助教育机构创造一个更能适应和满足学生需要的学习环境,以应对学业压力。
Managing Academic Stress: Case Study of High School Students and Strategies in Biology Learning
Abstract
Background: Stress is a phenomenon that is often ignored in society because it is related to mental health. Academic stress is a subjective response to high academic demands and changes in the school environment. Objectve: These findings highlight the need for educational institutions to consider lesson timing to manage students' academic stress. Method: The research method used is quantitative descriptive. In data analysis, 40 students from one class were taken as samples using purposive sampling technique. The sample determined by the researcher was public and private high school students without gender restrictions. Result: The variable biology lesson hours has a significant correlation with students' academic stress levels, while gender does not have a significant correlation. The Kruskal Wallis test showed little difference in stress levels between biology lessons held in the morning or afternoon. Conclusion: Using the SEL approach can help educational institutions create learning environments that are more adaptive and responsive to students' needs in dealing with academic stress.
Abstrak
Latar Belakang: Stres merupakan fenomena yang sering diabaikan dalam masyarakat karena terkait dengan kesehatan mental. Stres akademik merupakan respons subjektif terhadap tuntutan akademik yang tinggi dan perubahan lingkungan sekolah. Tujuan: Temuan ini menyoroti perlunya institusi pendidikan mempertimbangkan pengaturan waktu pelajaran untuk mengelola stres akademik siswa. Method: Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif untuk mengeksplorasi tingkat stres akademik siswa Sekolah Menengah Atas pada pelajaran biologi. Metode penelitian yang digunakan yaitu deskriptif kuantitatif. Dalam analisis data, 40 siswa dari satu kelas diambil sebagai sampel menggunakan teknik purposive sampling. Sampel yang ditentukan oleh peneliti yaitu siswa SMA negeri dan swasta tanpa batasan jumlah gender. Hasil: Variabel jam pelajaran biologi memiliki korelasi signifikan dengan tingkat stres akademik siswa, sedangkan gender tidak memiliki korelasi signifikan. Uji Kruskal Wallis menunjukkan sedikit perbedaan dalam tingkat stres antara pelajaran biologi yang diadakan pada jam pagi atau siang. Simpulan: Penggunaan pendekatan SEL dapat membantu institusi pendidikan menciptakan lingkungan pembelajaran yang lebih adaptif dan responsif terhadap kebutuhan siswa dalam menghadapi stres akademik.