{"title":"PENERJEMAHAN RAMAH DIFABEL","authors":"Wendi Parwanto, Farida Nur Afifah","doi":"10.22548/shf.v16i1.817","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Dalam Al-Qur’an dan Terjemahannya Edisi Penyempurnaan 2019 (QTK Edisi 2019) yang diterbitkan oleh Kemenag masih ditemukan sejumlah ayat difebal yang belum diterjemahkan dengan penerjemahan ramah difabel. Padahal saat peluncuran QTK Edisi penyempurnaan 2019 dijelaskan bahwa QTK edisi 2019 ini sudah mengakomodir terjemahan yang responsif dan ramah difabel. Dengan demikian, maka studi ini perlu dilakukan untuk menjelaskan bagaiamana terjemahan yang ‘dianggap’ ramah difabel oleh Kemenag. Kajian ini adalah jenis kajian kepustakaan, menggunakan metode deskriptif-analitis, serta menggunakan teori penerjemahan Peter Newmark. Kesimpulan studi ini menjelaskan bahwa: Pertama, penerjamahan ayat-ayat difabel fisik dan mental dalam QTK edisi 2019 cenderung belum konsisten. Kedua, masih diperlukan catatan tambahan untuk memahamkan pembaca, khususnya pada penekananan informasi ayat yang berindikasi difabel, sehingga tidak menimbulkan kesalahpahaman. Ketiga, dalam penerjemahan masih bertendesi pada konteks ayat, padahal susunan diksi dan kalimat juga perlu diperhatikan untuk menciptakan penerjemahan yang ramah difabel. Keempat, belum ada barometer yang jelas dalam QTK edisi 2019 khususnya pada penerjemahan yang ‘dianggap’ ramah difabel.","PeriodicalId":32680,"journal":{"name":"Suhuf","volume":"16 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"PENERJEMAHAN RAMAH DIFABEL\",\"authors\":\"Wendi Parwanto, Farida Nur Afifah\",\"doi\":\"10.22548/shf.v16i1.817\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Dalam Al-Qur’an dan Terjemahannya Edisi Penyempurnaan 2019 (QTK Edisi 2019) yang diterbitkan oleh Kemenag masih ditemukan sejumlah ayat difebal yang belum diterjemahkan dengan penerjemahan ramah difabel. Padahal saat peluncuran QTK Edisi penyempurnaan 2019 dijelaskan bahwa QTK edisi 2019 ini sudah mengakomodir terjemahan yang responsif dan ramah difabel. Dengan demikian, maka studi ini perlu dilakukan untuk menjelaskan bagaiamana terjemahan yang ‘dianggap’ ramah difabel oleh Kemenag. Kajian ini adalah jenis kajian kepustakaan, menggunakan metode deskriptif-analitis, serta menggunakan teori penerjemahan Peter Newmark. Kesimpulan studi ini menjelaskan bahwa: Pertama, penerjamahan ayat-ayat difabel fisik dan mental dalam QTK edisi 2019 cenderung belum konsisten. Kedua, masih diperlukan catatan tambahan untuk memahamkan pembaca, khususnya pada penekananan informasi ayat yang berindikasi difabel, sehingga tidak menimbulkan kesalahpahaman. Ketiga, dalam penerjemahan masih bertendesi pada konteks ayat, padahal susunan diksi dan kalimat juga perlu diperhatikan untuk menciptakan penerjemahan yang ramah difabel. Keempat, belum ada barometer yang jelas dalam QTK edisi 2019 khususnya pada penerjemahan yang ‘dianggap’ ramah difabel.\",\"PeriodicalId\":32680,\"journal\":{\"name\":\"Suhuf\",\"volume\":\"16 1\",\"pages\":\"\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2023-06-30\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Suhuf\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.22548/shf.v16i1.817\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Suhuf","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.22548/shf.v16i1.817","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
Dalam Al-Qur’an dan Terjemahannya Edisi Penyempurnaan 2019 (QTK Edisi 2019) yang diterbitkan oleh Kemenag masih ditemukan sejumlah ayat difebal yang belum diterjemahkan dengan penerjemahan ramah difabel. Padahal saat peluncuran QTK Edisi penyempurnaan 2019 dijelaskan bahwa QTK edisi 2019 ini sudah mengakomodir terjemahan yang responsif dan ramah difabel. Dengan demikian, maka studi ini perlu dilakukan untuk menjelaskan bagaiamana terjemahan yang ‘dianggap’ ramah difabel oleh Kemenag. Kajian ini adalah jenis kajian kepustakaan, menggunakan metode deskriptif-analitis, serta menggunakan teori penerjemahan Peter Newmark. Kesimpulan studi ini menjelaskan bahwa: Pertama, penerjamahan ayat-ayat difabel fisik dan mental dalam QTK edisi 2019 cenderung belum konsisten. Kedua, masih diperlukan catatan tambahan untuk memahamkan pembaca, khususnya pada penekananan informasi ayat yang berindikasi difabel, sehingga tidak menimbulkan kesalahpahaman. Ketiga, dalam penerjemahan masih bertendesi pada konteks ayat, padahal susunan diksi dan kalimat juga perlu diperhatikan untuk menciptakan penerjemahan yang ramah difabel. Keempat, belum ada barometer yang jelas dalam QTK edisi 2019 khususnya pada penerjemahan yang ‘dianggap’ ramah difabel.