{"title":"政治空间中的古兰经生活","authors":"Muhtarul Alif","doi":"10.22548/shf.v16i1.798","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Artikel ini bertujuan untuk melacak tradisi memasukkan ayat Al-Qur’an ke dalam simbol politik. Studi Living Al-Qur’an mempelajari bagaimana Al-Qur’an mempengaruhi dan dipengaruhi oleh pemahaman masyarakat. Namun, jarang ada kajian Living Al-Qur’an dalam ranah politik, padahal ranah politik merupakan kekuatan yang sangat besar dalam mempengaruhi massa. Bendera Pusaka Jayakarta merupakan simbol perlawanan bangsa Indonesia yang memuat ayatayat Al-Qur’an. Penelitian ini akan menyingkap apa maksud internalisasi ayat tersebut, bagaimana ayat tersebut merespon dan direspon oleh masyarakat pada kala itu, serta menjelaskan pentingnya nilai-nilai Al-Qur’an dalam kehidupan sosial. Adapun metode yang digunakan dalam artikel ini adalah metode kualiatif dengan pendekatan semiotika C.S. Pierce. Hal ini dikarenakan setiap bendera memiliki makna dan filosofi yang dipercayai oleh penggunanya. Objek observasi dalam penelitian adalah bendera pusaka Jayakarta dengan dukungan referensi dari berbagai literatur. Hasil penelitian ini adalah Bendera Pusaka Jayakarta memiliki sembilan bagian yang mencirikan nilai Islam. Surah al-Ikhlas mencerminkan ketauhidan, Surah al-An'am/6: 103 menguatkan keyakinan, Basmalah meminta keberkahan, Surah as-Saff/61: 13 sebagai pemacu semangat. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sudut pandang baru dalam kajian Living Al-Qur’an serta mengetahui nilai yang menjadi inspirasi perjuangan masyarakat.","PeriodicalId":32680,"journal":{"name":"Suhuf","volume":"7 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"LIVING AL-QUR'AN DALAM RUANG POLITIK\",\"authors\":\"Muhtarul Alif\",\"doi\":\"10.22548/shf.v16i1.798\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Artikel ini bertujuan untuk melacak tradisi memasukkan ayat Al-Qur’an ke dalam simbol politik. Studi Living Al-Qur’an mempelajari bagaimana Al-Qur’an mempengaruhi dan dipengaruhi oleh pemahaman masyarakat. Namun, jarang ada kajian Living Al-Qur’an dalam ranah politik, padahal ranah politik merupakan kekuatan yang sangat besar dalam mempengaruhi massa. Bendera Pusaka Jayakarta merupakan simbol perlawanan bangsa Indonesia yang memuat ayatayat Al-Qur’an. Penelitian ini akan menyingkap apa maksud internalisasi ayat tersebut, bagaimana ayat tersebut merespon dan direspon oleh masyarakat pada kala itu, serta menjelaskan pentingnya nilai-nilai Al-Qur’an dalam kehidupan sosial. Adapun metode yang digunakan dalam artikel ini adalah metode kualiatif dengan pendekatan semiotika C.S. Pierce. Hal ini dikarenakan setiap bendera memiliki makna dan filosofi yang dipercayai oleh penggunanya. Objek observasi dalam penelitian adalah bendera pusaka Jayakarta dengan dukungan referensi dari berbagai literatur. Hasil penelitian ini adalah Bendera Pusaka Jayakarta memiliki sembilan bagian yang mencirikan nilai Islam. Surah al-Ikhlas mencerminkan ketauhidan, Surah al-An'am/6: 103 menguatkan keyakinan, Basmalah meminta keberkahan, Surah as-Saff/61: 13 sebagai pemacu semangat. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sudut pandang baru dalam kajian Living Al-Qur’an serta mengetahui nilai yang menjadi inspirasi perjuangan masyarakat.\",\"PeriodicalId\":32680,\"journal\":{\"name\":\"Suhuf\",\"volume\":\"7 1\",\"pages\":\"\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2023-06-30\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Suhuf\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.22548/shf.v16i1.798\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Suhuf","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.22548/shf.v16i1.798","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
Artikel ini bertujuan untuk melacak tradisi memasukkan ayat Al-Qur’an ke dalam simbol politik. Studi Living Al-Qur’an mempelajari bagaimana Al-Qur’an mempengaruhi dan dipengaruhi oleh pemahaman masyarakat. Namun, jarang ada kajian Living Al-Qur’an dalam ranah politik, padahal ranah politik merupakan kekuatan yang sangat besar dalam mempengaruhi massa. Bendera Pusaka Jayakarta merupakan simbol perlawanan bangsa Indonesia yang memuat ayatayat Al-Qur’an. Penelitian ini akan menyingkap apa maksud internalisasi ayat tersebut, bagaimana ayat tersebut merespon dan direspon oleh masyarakat pada kala itu, serta menjelaskan pentingnya nilai-nilai Al-Qur’an dalam kehidupan sosial. Adapun metode yang digunakan dalam artikel ini adalah metode kualiatif dengan pendekatan semiotika C.S. Pierce. Hal ini dikarenakan setiap bendera memiliki makna dan filosofi yang dipercayai oleh penggunanya. Objek observasi dalam penelitian adalah bendera pusaka Jayakarta dengan dukungan referensi dari berbagai literatur. Hasil penelitian ini adalah Bendera Pusaka Jayakarta memiliki sembilan bagian yang mencirikan nilai Islam. Surah al-Ikhlas mencerminkan ketauhidan, Surah al-An'am/6: 103 menguatkan keyakinan, Basmalah meminta keberkahan, Surah as-Saff/61: 13 sebagai pemacu semangat. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sudut pandang baru dalam kajian Living Al-Qur’an serta mengetahui nilai yang menjadi inspirasi perjuangan masyarakat.