{"title":"中风风险检测和教育作为中风的初级预防措施","authors":"Erfin Firmawati, Erna Rochmawati, Ismail Setyopranoto","doi":"10.22236/solma.v12i2.11834","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Latar belakang. Stroke adalah penyakit neurovaskular yang merupakan penyakit ketiga terbanyak dan penyebab kematian kedua di dunia. Prevalensi stroke di Indonesia mengalami peningkatan. Meningkatnya prevalensi stroke dapat disebabkan oleh pencegahan stroke yang rendah. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku pencegahan stroke adalah pengetahuan dan kesadaran. Upaya untuk mengurangi kejadian stroke adalah pencegahan primer. Metode. Pengabdian masyarakat yang dilakukan di Kendangan, Caturharjo Sleman yang meliputi dua kegiatan. Kegiatan pertama adalah deteksi risiko stroke menggunakan Stroke Risk Scorecard, pemeriksaan tekanan darah, berat badan, pengukuran glukosa darah dan kadar kolesterol. Deteksi risiko stroke diikuti oleh 67 orang. Kegiatan kedua adalah pemberikan edukasi kesehatan tentang pencegahan stroke. Hasil. Hasil deteksi faktor risiko menemukan bahwa orang yang berisiko tinggi terkena stroke berjumlah 4 orang (6%), dan 63 orang berisiko rendah terkena stroke (94%). Orang dengan hipertensi 31 (46%), hiperkolesterolemia 26 (38%), merokok 7 (10%), tidak pernah berolahraga 50 (74%), dan overwigth7 (10%). Pendidikan stroke diikuti oleh 36 orang. Pengetahuan meningkat setelah diberikan pendidikan (skor 15) dengan skor pre-test rata-rata 59,41 (min-max 20-100) dan post-test 74,41 (min-max 30-100). Kesimpulan. Sebagian besar masyarakat memiliki resiko rendah terkena stroke. Edukasi deteksi risiko stroke dan pencegahan primer merupakan upaya penting untuk mencegah stroke, sehingga dianjurkan untuk dilakukan secara terus menerus.","PeriodicalId":137472,"journal":{"name":"Jurnal SOLMA","volume":"72 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-08-11","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"Deteksi Risiko Stroke Dan Edukasi Sebagai Upaya Pencegahan Primer Terjadinya Stroke\",\"authors\":\"Erfin Firmawati, Erna Rochmawati, Ismail Setyopranoto\",\"doi\":\"10.22236/solma.v12i2.11834\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Latar belakang. Stroke adalah penyakit neurovaskular yang merupakan penyakit ketiga terbanyak dan penyebab kematian kedua di dunia. Prevalensi stroke di Indonesia mengalami peningkatan. Meningkatnya prevalensi stroke dapat disebabkan oleh pencegahan stroke yang rendah. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku pencegahan stroke adalah pengetahuan dan kesadaran. Upaya untuk mengurangi kejadian stroke adalah pencegahan primer. Metode. Pengabdian masyarakat yang dilakukan di Kendangan, Caturharjo Sleman yang meliputi dua kegiatan. Kegiatan pertama adalah deteksi risiko stroke menggunakan Stroke Risk Scorecard, pemeriksaan tekanan darah, berat badan, pengukuran glukosa darah dan kadar kolesterol. Deteksi risiko stroke diikuti oleh 67 orang. Kegiatan kedua adalah pemberikan edukasi kesehatan tentang pencegahan stroke. Hasil. Hasil deteksi faktor risiko menemukan bahwa orang yang berisiko tinggi terkena stroke berjumlah 4 orang (6%), dan 63 orang berisiko rendah terkena stroke (94%). Orang dengan hipertensi 31 (46%), hiperkolesterolemia 26 (38%), merokok 7 (10%), tidak pernah berolahraga 50 (74%), dan overwigth7 (10%). Pendidikan stroke diikuti oleh 36 orang. Pengetahuan meningkat setelah diberikan pendidikan (skor 15) dengan skor pre-test rata-rata 59,41 (min-max 20-100) dan post-test 74,41 (min-max 30-100). Kesimpulan. Sebagian besar masyarakat memiliki resiko rendah terkena stroke. Edukasi deteksi risiko stroke dan pencegahan primer merupakan upaya penting untuk mencegah stroke, sehingga dianjurkan untuk dilakukan secara terus menerus.\",\"PeriodicalId\":137472,\"journal\":{\"name\":\"Jurnal SOLMA\",\"volume\":\"72 1\",\"pages\":\"\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2023-08-11\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Jurnal SOLMA\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.22236/solma.v12i2.11834\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal SOLMA","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.22236/solma.v12i2.11834","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
Deteksi Risiko Stroke Dan Edukasi Sebagai Upaya Pencegahan Primer Terjadinya Stroke
Latar belakang. Stroke adalah penyakit neurovaskular yang merupakan penyakit ketiga terbanyak dan penyebab kematian kedua di dunia. Prevalensi stroke di Indonesia mengalami peningkatan. Meningkatnya prevalensi stroke dapat disebabkan oleh pencegahan stroke yang rendah. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku pencegahan stroke adalah pengetahuan dan kesadaran. Upaya untuk mengurangi kejadian stroke adalah pencegahan primer. Metode. Pengabdian masyarakat yang dilakukan di Kendangan, Caturharjo Sleman yang meliputi dua kegiatan. Kegiatan pertama adalah deteksi risiko stroke menggunakan Stroke Risk Scorecard, pemeriksaan tekanan darah, berat badan, pengukuran glukosa darah dan kadar kolesterol. Deteksi risiko stroke diikuti oleh 67 orang. Kegiatan kedua adalah pemberikan edukasi kesehatan tentang pencegahan stroke. Hasil. Hasil deteksi faktor risiko menemukan bahwa orang yang berisiko tinggi terkena stroke berjumlah 4 orang (6%), dan 63 orang berisiko rendah terkena stroke (94%). Orang dengan hipertensi 31 (46%), hiperkolesterolemia 26 (38%), merokok 7 (10%), tidak pernah berolahraga 50 (74%), dan overwigth7 (10%). Pendidikan stroke diikuti oleh 36 orang. Pengetahuan meningkat setelah diberikan pendidikan (skor 15) dengan skor pre-test rata-rata 59,41 (min-max 20-100) dan post-test 74,41 (min-max 30-100). Kesimpulan. Sebagian besar masyarakat memiliki resiko rendah terkena stroke. Edukasi deteksi risiko stroke dan pencegahan primer merupakan upaya penting untuk mencegah stroke, sehingga dianjurkan untuk dilakukan secara terus menerus.