{"title":"从铝土矿渣中提取钪的浸出工艺比较研究","authors":"Sariman, Siti Rochani, Nuryadi Saleh, Isyatun Rodliyah, Erika Arum Dianawati, Retno Wijayanti","doi":"10.30556/jtmb.vol19.no3.2023.1509","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Skandium diklasifikasikan sebagai unsur tanah jarang. Keberadaannya secara geokimia dalam jumlah kecil sebagai mineral ikutan. Akibatnya, produksi skandium sangat terbatas dan dihasilkan dari sisa pengolahan mineral utama. Indonesia memiliki deposit bauksit yang besar dan diolah menjadi alumina yang menghasilkan residu bauksit sebagai produk samping. Residu bauksit mengandung logam tanah jarang termasuk skandium. Pada penelitian ini dilakukan berbagai cara untuk mengekstraksi skandium dari terak residu bauksit. Proses benefisiasi residu bauksit dilakukan melalui proses reduksi dan peleburan yang dilanjutkan dengan pemisahan magnetik. Ekstraksi skandium dilakukan dari terak residu bauksit melalui proses pelindian dengan asam sulfat pekat, sulfatasi, alkali fusion (peleburan basa), dan pelindian asam 2 tahap. Persen ekstraksi skandium terbaik diperoleh dengan menggunakan pelindian asam 2 tahap yaitu 88,40%, pada konsentrasi asam 500 g/kg, suhu 90°C, dan waktu pelindian 3 jam untuk setiap tahap pelindian. Selain itu dihitung juga persen ekstraksi neodimium dengan nilai terbaiknya adalah 76,97%, menggunakan alkali fusion, pada kondisi peleburan dalam NaOH, suhu 700°C selama 3 jam.","PeriodicalId":118039,"journal":{"name":"Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara","volume":"27 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-10-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"Studi perbandingan proses pelindian untuk ekstraksi skandium dari terak residu bauksit\",\"authors\":\"Sariman, Siti Rochani, Nuryadi Saleh, Isyatun Rodliyah, Erika Arum Dianawati, Retno Wijayanti\",\"doi\":\"10.30556/jtmb.vol19.no3.2023.1509\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Skandium diklasifikasikan sebagai unsur tanah jarang. Keberadaannya secara geokimia dalam jumlah kecil sebagai mineral ikutan. Akibatnya, produksi skandium sangat terbatas dan dihasilkan dari sisa pengolahan mineral utama. Indonesia memiliki deposit bauksit yang besar dan diolah menjadi alumina yang menghasilkan residu bauksit sebagai produk samping. Residu bauksit mengandung logam tanah jarang termasuk skandium. Pada penelitian ini dilakukan berbagai cara untuk mengekstraksi skandium dari terak residu bauksit. Proses benefisiasi residu bauksit dilakukan melalui proses reduksi dan peleburan yang dilanjutkan dengan pemisahan magnetik. Ekstraksi skandium dilakukan dari terak residu bauksit melalui proses pelindian dengan asam sulfat pekat, sulfatasi, alkali fusion (peleburan basa), dan pelindian asam 2 tahap. Persen ekstraksi skandium terbaik diperoleh dengan menggunakan pelindian asam 2 tahap yaitu 88,40%, pada konsentrasi asam 500 g/kg, suhu 90°C, dan waktu pelindian 3 jam untuk setiap tahap pelindian. Selain itu dihitung juga persen ekstraksi neodimium dengan nilai terbaiknya adalah 76,97%, menggunakan alkali fusion, pada kondisi peleburan dalam NaOH, suhu 700°C selama 3 jam.\",\"PeriodicalId\":118039,\"journal\":{\"name\":\"Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara\",\"volume\":\"27 1\",\"pages\":\"\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2023-10-01\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.30556/jtmb.vol19.no3.2023.1509\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.30556/jtmb.vol19.no3.2023.1509","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
Studi perbandingan proses pelindian untuk ekstraksi skandium dari terak residu bauksit
Skandium diklasifikasikan sebagai unsur tanah jarang. Keberadaannya secara geokimia dalam jumlah kecil sebagai mineral ikutan. Akibatnya, produksi skandium sangat terbatas dan dihasilkan dari sisa pengolahan mineral utama. Indonesia memiliki deposit bauksit yang besar dan diolah menjadi alumina yang menghasilkan residu bauksit sebagai produk samping. Residu bauksit mengandung logam tanah jarang termasuk skandium. Pada penelitian ini dilakukan berbagai cara untuk mengekstraksi skandium dari terak residu bauksit. Proses benefisiasi residu bauksit dilakukan melalui proses reduksi dan peleburan yang dilanjutkan dengan pemisahan magnetik. Ekstraksi skandium dilakukan dari terak residu bauksit melalui proses pelindian dengan asam sulfat pekat, sulfatasi, alkali fusion (peleburan basa), dan pelindian asam 2 tahap. Persen ekstraksi skandium terbaik diperoleh dengan menggunakan pelindian asam 2 tahap yaitu 88,40%, pada konsentrasi asam 500 g/kg, suhu 90°C, dan waktu pelindian 3 jam untuk setiap tahap pelindian. Selain itu dihitung juga persen ekstraksi neodimium dengan nilai terbaiknya adalah 76,97%, menggunakan alkali fusion, pada kondisi peleburan dalam NaOH, suhu 700°C selama 3 jam.