{"title":"建筑形式中的巴塔里神话和巴厘苏巴克文化","authors":"Elren Joni, Alvin Hadiwono","doi":"10.24912/stupa.v5i2.24243","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"In Balinese culture, Subak and Bhatari Sri are two important symbols that are often used in traditional ceremonies. Subak is a traditional irrigation system that has been used for centuries to irrigate rice fields and gardens in rural areas. Meanwhile, Bhatari Sri is a goddess who is considered the patroness of agriculture and abundance. Jatiluwih, a region in Bali, is famous for its beautiful and fertile rice fields, which have been recognized as a World Heritage Site by UNESCO. The symbolism of Subak and Bhatari Sri attracts tourists to this area as it reflects the rich cultural values that are important in the daily lives of Balinese people. When tourists visit Jatiluwih, they can learn about the Subak irrigation system and how the Balinese community maintains its sustainability. They can also witness traditional ceremonies involving Bhatari Sri, such as the Ngembak Geni ceremony held annually to celebrate the abundance of the harvest. By promoting the symbolism of Subak and Bhatari Sri as a tourist attraction, Jatiluwih can attract tourists who want to learn about Balinese culture and experience its lush natural beauty. It can also assist the local community in preserving its cultural heritage and earning income from a sustainable tourism industry. The purpose of this research is to understand the concept and also know the myth of Bhatari Sri and Balinese Subak culture in the form of architecture. The research method used is descriptive qualitative with observation data collection techniques and documentation studies. The results of this research are that the Balinese people uphold the traditions inherited from their ancestors and also take good care of nature which is adjusted to the concept of tri hita in architectural buildings in the Balinese region. Keywords: balinese culture; goddess bhatari sri; subak irrigation system; sustainable tourism industry jatiluwih rice fields Abstrak Dalam budaya Bali, Subak dan Bhatari Sri adalah dua simbol penting yang sering digunakan dalam upacara tradisional. Subak adalah sistem irigasi tradisional yang telah digunakan selama berabad-abad untuk mengairi sawah dan kebun di daerah pedesaan. Sementara itu, Bhatari Sri adalah dewi yang dianggap sebagai pelindung pertanian dan kelimpahan. Jatiluwih, sebuah wilayah di Bali, terkenal dengan sawahnya yang indah dan subur, yang telah diakui sebagai Situs Warisan Dunia oleh UNESCO. Simbolisme Subak dan Bhatari Sri menarik wisatawan ke daerah ini karena mencerminkan nilai-nilai budaya yang kaya yang penting dalam kehidupan sehari-hari orang Bali. Ketika wisatawan mengunjungi Jatiluwih, mereka dapat belajar tentang sistem irigasi Subak dan bagaimana komunitas Bali mempertahankan keberlanjutannya. Mereka juga dapat menyaksikan upacara adat yang melibatkan Bhatari Sri, seperti upacara Ngembak Geni yang diadakan setiap tahun untuk merayakan kelimpahan panen. Dengan mempromosikan simbolisme Subak dan Bhatari Sri sebagai objek wisata, Jatiluwih dapat menarik wisatawan yang ingin belajar tentang budaya Bali dan mengalami keindahan alamnya yang subur. Ini juga dapat membantu komunitas lokal dalam melestarikan warisan budayanya dan memperoleh pendapatan dari industri pariwisata yang berkelanjutan. Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu untuk memahami konsep dan juga mengetahui mitos Bhatari Sri dan budaya Subak Bali dalam wujud arsitektur. Metode penelitian yang digunakan yaitu deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan data observasi dan studi dokumentasi. Adapun hasil dari penelitian ini yaitu masyarakat Bali memegang teguh tradisi warisan dari leluhur mereka dan juga menjaga alam dengan baik yang disesuaikan dengan konsep tri hita dalam bangunan arsitektur di wilayah Bali.","PeriodicalId":129877,"journal":{"name":"Jurnal Sains, Teknologi, Urban, Perancangan, Arsitektur (Stupa)","volume":"23 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-10-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"MITOS BHATARI SRI DAN BUDAYA SUBAK BALI DALAM WUJUD ARSITEKTUR\",\"authors\":\"Elren Joni, Alvin Hadiwono\",\"doi\":\"10.24912/stupa.v5i2.24243\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"In Balinese culture, Subak and Bhatari Sri are two important symbols that are often used in traditional ceremonies. Subak is a traditional irrigation system that has been used for centuries to irrigate rice fields and gardens in rural areas. Meanwhile, Bhatari Sri is a goddess who is considered the patroness of agriculture and abundance. Jatiluwih, a region in Bali, is famous for its beautiful and fertile rice fields, which have been recognized as a World Heritage Site by UNESCO. The symbolism of Subak and Bhatari Sri attracts tourists to this area as it reflects the rich cultural values that are important in the daily lives of Balinese people. When tourists visit Jatiluwih, they can learn about the Subak irrigation system and how the Balinese community maintains its sustainability. They can also witness traditional ceremonies involving Bhatari Sri, such as the Ngembak Geni ceremony held annually to celebrate the abundance of the harvest. By promoting the symbolism of Subak and Bhatari Sri as a tourist attraction, Jatiluwih can attract tourists who want to learn about Balinese culture and experience its lush natural beauty. It can also assist the local community in preserving its cultural heritage and earning income from a sustainable tourism industry. The purpose of this research is to understand the concept and also know the myth of Bhatari Sri and Balinese Subak culture in the form of architecture. The research method used is descriptive qualitative with observation data collection techniques and documentation studies. The results of this research are that the Balinese people uphold the traditions inherited from their ancestors and also take good care of nature which is adjusted to the concept of tri hita in architectural buildings in the Balinese region. Keywords: balinese culture; goddess bhatari sri; subak irrigation system; sustainable tourism industry jatiluwih rice fields Abstrak Dalam budaya Bali, Subak dan Bhatari Sri adalah dua simbol penting yang sering digunakan dalam upacara tradisional. Subak adalah sistem irigasi tradisional yang telah digunakan selama berabad-abad untuk mengairi sawah dan kebun di daerah pedesaan. Sementara itu, Bhatari Sri adalah dewi yang dianggap sebagai pelindung pertanian dan kelimpahan. Jatiluwih, sebuah wilayah di Bali, terkenal dengan sawahnya yang indah dan subur, yang telah diakui sebagai Situs Warisan Dunia oleh UNESCO. Simbolisme Subak dan Bhatari Sri menarik wisatawan ke daerah ini karena mencerminkan nilai-nilai budaya yang kaya yang penting dalam kehidupan sehari-hari orang Bali. Ketika wisatawan mengunjungi Jatiluwih, mereka dapat belajar tentang sistem irigasi Subak dan bagaimana komunitas Bali mempertahankan keberlanjutannya. Mereka juga dapat menyaksikan upacara adat yang melibatkan Bhatari Sri, seperti upacara Ngembak Geni yang diadakan setiap tahun untuk merayakan kelimpahan panen. Dengan mempromosikan simbolisme Subak dan Bhatari Sri sebagai objek wisata, Jatiluwih dapat menarik wisatawan yang ingin belajar tentang budaya Bali dan mengalami keindahan alamnya yang subur. Ini juga dapat membantu komunitas lokal dalam melestarikan warisan budayanya dan memperoleh pendapatan dari industri pariwisata yang berkelanjutan. Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu untuk memahami konsep dan juga mengetahui mitos Bhatari Sri dan budaya Subak Bali dalam wujud arsitektur. Metode penelitian yang digunakan yaitu deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan data observasi dan studi dokumentasi. Adapun hasil dari penelitian ini yaitu masyarakat Bali memegang teguh tradisi warisan dari leluhur mereka dan juga menjaga alam dengan baik yang disesuaikan dengan konsep tri hita dalam bangunan arsitektur di wilayah Bali.\",\"PeriodicalId\":129877,\"journal\":{\"name\":\"Jurnal Sains, Teknologi, Urban, Perancangan, Arsitektur (Stupa)\",\"volume\":\"23 1\",\"pages\":\"\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2023-10-31\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Jurnal Sains, Teknologi, Urban, Perancangan, Arsitektur (Stupa)\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.24912/stupa.v5i2.24243\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Sains, Teknologi, Urban, Perancangan, Arsitektur (Stupa)","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.24912/stupa.v5i2.24243","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
摘要
在巴厘岛文化中,Subak 和 Bhatari Sri 是两个重要的标志,经常被用于传统仪式中。Subak 是一种传统的灌溉系统,几个世纪以来一直用于灌溉农村地区的稻田和花园。同时,Bhatari Sri 是一位女神,被认为是农业和丰饶的守护神。巴厘岛的 Jatiluwih 地区以美丽富饶的稻田而闻名,已被联合国教科文组织认定为世界遗产。苏巴克(Subak)和巴塔里(Bhatari Sri)的象征意义吸引着游客来到这里,因为它反映了巴厘岛人日常生活中重要的丰富文化价值。游客在参观 Jatiluwih 时,可以了解苏巴克灌溉系统以及巴厘岛社区如何保持其可持续性。他们还可以目睹涉及巴塔里 Sri 的传统仪式,如每年为庆祝丰收而举行的 Ngembak Geni 仪式。通过将 Subak 和 Bhatari Sri 的象征意义作为旅游景点进行宣传,Jatiluwih 可以吸引想要了解巴厘岛文化和体验其郁郁葱葱的自然美景的游客。它还可以帮助当地社区保护其文化遗产,并从可持续发展的旅游业中赚取收入。本研究的目的是了解巴塔里-斯里的概念,并以建筑的形式了解巴厘岛苏巴克文化的神话。采用的研究方法是描述性定性研究,并使用了观察数据收集技术和文献研究。研究结果表明,巴厘岛人秉承祖先遗留下来的传统,同时也很好地保护了自然,这与巴厘岛地区建筑中的 tri hita 概念相吻合。 关键词:巴厘岛文化;Bhatari Sri 女神;Subak 灌溉系统;可持续旅游业 Jatiluwih 稻田 摘要 在巴厘岛文化中,Subak 和 Bhatari Sri 是两个重要的象征,经常被用于传统仪式中。Subak 是一种传统灌溉系统,几个世纪以来一直用于灌溉农村地区的稻田和花园。同时,Bhatari Sri 是一位女神,被认为是农业和丰饶的守护神。巴厘岛的 Jatiluwih 地区以美丽富饶的稻田而闻名,已被联合国教科文组织认定为世界遗产。苏巴克(Subak)和巴塔里(Bhatari Sri)的象征意义吸引着游客来到这里,因为它反映了巴厘岛人日常生活中重要的丰富文化价值。游客在参观 Jatiluwih 时,可以了解苏巴克灌溉系统以及巴厘岛社区如何保持其可持续性。他们还可以目睹涉及巴塔里 Sri 的传统仪式,例如每年为庆祝丰收而举行的 Ngembak Geni 仪式。通过将 Subak 和 Bhatari Sri 的象征意义作为旅游景点进行宣传,Jatiluwih 可以吸引想要了解巴厘岛文化和体验其郁郁葱葱的自然美景的游客。它还可以帮助当地社区保护其文化遗产,并从可持续发展的旅游业中赚取收入。本研究的目的是了解巴塔里-斯里的概念,并以建筑的形式了解巴厘岛苏巴克文化的神话。采用的研究方法是描述性定性研究,包括观察数据收集技术和文献研究。研究结果表明,巴厘岛人秉承祖先遗留下来的传统,同时也很好地保护自然,这与巴厘岛地区建筑中的 tri hita 概念相吻合。
MITOS BHATARI SRI DAN BUDAYA SUBAK BALI DALAM WUJUD ARSITEKTUR
In Balinese culture, Subak and Bhatari Sri are two important symbols that are often used in traditional ceremonies. Subak is a traditional irrigation system that has been used for centuries to irrigate rice fields and gardens in rural areas. Meanwhile, Bhatari Sri is a goddess who is considered the patroness of agriculture and abundance. Jatiluwih, a region in Bali, is famous for its beautiful and fertile rice fields, which have been recognized as a World Heritage Site by UNESCO. The symbolism of Subak and Bhatari Sri attracts tourists to this area as it reflects the rich cultural values that are important in the daily lives of Balinese people. When tourists visit Jatiluwih, they can learn about the Subak irrigation system and how the Balinese community maintains its sustainability. They can also witness traditional ceremonies involving Bhatari Sri, such as the Ngembak Geni ceremony held annually to celebrate the abundance of the harvest. By promoting the symbolism of Subak and Bhatari Sri as a tourist attraction, Jatiluwih can attract tourists who want to learn about Balinese culture and experience its lush natural beauty. It can also assist the local community in preserving its cultural heritage and earning income from a sustainable tourism industry. The purpose of this research is to understand the concept and also know the myth of Bhatari Sri and Balinese Subak culture in the form of architecture. The research method used is descriptive qualitative with observation data collection techniques and documentation studies. The results of this research are that the Balinese people uphold the traditions inherited from their ancestors and also take good care of nature which is adjusted to the concept of tri hita in architectural buildings in the Balinese region. Keywords: balinese culture; goddess bhatari sri; subak irrigation system; sustainable tourism industry jatiluwih rice fields Abstrak Dalam budaya Bali, Subak dan Bhatari Sri adalah dua simbol penting yang sering digunakan dalam upacara tradisional. Subak adalah sistem irigasi tradisional yang telah digunakan selama berabad-abad untuk mengairi sawah dan kebun di daerah pedesaan. Sementara itu, Bhatari Sri adalah dewi yang dianggap sebagai pelindung pertanian dan kelimpahan. Jatiluwih, sebuah wilayah di Bali, terkenal dengan sawahnya yang indah dan subur, yang telah diakui sebagai Situs Warisan Dunia oleh UNESCO. Simbolisme Subak dan Bhatari Sri menarik wisatawan ke daerah ini karena mencerminkan nilai-nilai budaya yang kaya yang penting dalam kehidupan sehari-hari orang Bali. Ketika wisatawan mengunjungi Jatiluwih, mereka dapat belajar tentang sistem irigasi Subak dan bagaimana komunitas Bali mempertahankan keberlanjutannya. Mereka juga dapat menyaksikan upacara adat yang melibatkan Bhatari Sri, seperti upacara Ngembak Geni yang diadakan setiap tahun untuk merayakan kelimpahan panen. Dengan mempromosikan simbolisme Subak dan Bhatari Sri sebagai objek wisata, Jatiluwih dapat menarik wisatawan yang ingin belajar tentang budaya Bali dan mengalami keindahan alamnya yang subur. Ini juga dapat membantu komunitas lokal dalam melestarikan warisan budayanya dan memperoleh pendapatan dari industri pariwisata yang berkelanjutan. Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu untuk memahami konsep dan juga mengetahui mitos Bhatari Sri dan budaya Subak Bali dalam wujud arsitektur. Metode penelitian yang digunakan yaitu deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan data observasi dan studi dokumentasi. Adapun hasil dari penelitian ini yaitu masyarakat Bali memegang teguh tradisi warisan dari leluhur mereka dan juga menjaga alam dengan baik yang disesuaikan dengan konsep tri hita dalam bangunan arsitektur di wilayah Bali.