Dominika Eufran Paseli, B. Wipranata, S. Santoso, Regina Suryadjaja
{"title":"在西印度群岛解放纪念碑中弘扬民族主义价值观","authors":"Dominika Eufran Paseli, B. Wipranata, S. Santoso, Regina Suryadjaja","doi":"10.24912/stupa.v5i2.24335","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Banteng Field Park is one of the city parks in Jakarta that has historical value, this park has existed since the Dutch colonial era. Until when the Republic of Indonesia was released from Japanese colonization, the name was changed to Banteng Field by President Soekarno to become Banteng Field. In this park there is a monument, namely the West Irian Liberation Monument. This monument was built in 1962 and inaugurated on August 17, 1963, where the idea of this monument was a proposal from President Soekarno. This monument is a symbolization as a sign to commemorate the return of West Irian in the territory of the Republic of Indonesia and the beginning that the territory of the Republic of Indonesia became intact for the first time. Banteng Field Park has been revitalized in 2018, with three zones in it, namely the Urban Forest zone, Monument zone and Sports Zone, with the main zone being the Monument Zone. This research has the aim of assessing whether the revitalization that has been carried out can strengthen the historical value of the Banteng Field Park or actually eliminate the historical value. In collecting data, researchers conducted primary and secondary data collection, namely conducting interviews, field surveys and literature reviews. To achieve the research objectives, this research uses descriptive qualitative research methods. The result of the research is to know that the revitalization that has been carried out has strengthened the historical value, as well as its implementation on the West Irian Liberation Monument. Keywords: Nationalism; Revitalization; West Irian Liberation Monument Abstrak Taman Lapangan Banteng merupakan salah satu taman kota di Jakarta yang memiliki nilai sejarah, taman ini sudah ada sejak zaman kolonial Belanda. Hingga pada saat NKRI terlepas dari penjajahan Jepang, digantilah nama menjadi Lapangan Banteng oleh Presidden Soekarno menjadi lapangan Banteng. Di taman ini terdapat sebuah monumen, yakni Monumen Pembebasan Irian Barat. Monumen ini dibangun pada tahun 1962 dan diresmikan pada 17 Agustus 1963, yang mana gagasan monument ini merupakan usulan dari Presiden Soekarno. Monumen ini merupakan simbolisasi sebagai tanda untuk memeperingati kembalinya Irian Barat dalam wilayah NKRI dan menjadi awal bahwa wilayah NKRI menjadi utuh untuk pertama kalinya. Taman Lapangan Banteng telah selesai direvitalisasi pada tahun 2018, dengan tiga zona di dalamnya yaitu zona Hutan Kota, zona Monumen dan Zona Oalahraga, dengan zona utama yakni Zona Monumen. Penelitian ini memiliki tujuan yakni menilai revitalisasi yang telah dilakukan dapat menguatkan nilai sejarah dari Taman Lapangan Banteng atau justru menghilangkan nilai sejarah tersebut. Dalam mengumpulkan data peneliti melakukan pengumpulan data primer dan sekunder yakni melakukan wawancara, survei lapangan dan kajian pustaka. Untuk mencapai tujuan penilitian, maka penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Hasil dalam penelitian adalah mengetahui ini bahwa dengan revitalisasi yang telah dilakukan sudah menguatkan nilai sejarah, serta implementasinya pada Monumen Pembebasan Irian Barat.","PeriodicalId":129877,"journal":{"name":"Jurnal Sains, Teknologi, Urban, Perancangan, Arsitektur (Stupa)","volume":"121 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-10-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"IMPLEMENTASI NILAI NASIONALISME PADA MONUMEN PEMBEBASAN IRIAN BARAT\",\"authors\":\"Dominika Eufran Paseli, B. Wipranata, S. Santoso, Regina Suryadjaja\",\"doi\":\"10.24912/stupa.v5i2.24335\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Banteng Field Park is one of the city parks in Jakarta that has historical value, this park has existed since the Dutch colonial era. Until when the Republic of Indonesia was released from Japanese colonization, the name was changed to Banteng Field by President Soekarno to become Banteng Field. In this park there is a monument, namely the West Irian Liberation Monument. This monument was built in 1962 and inaugurated on August 17, 1963, where the idea of this monument was a proposal from President Soekarno. This monument is a symbolization as a sign to commemorate the return of West Irian in the territory of the Republic of Indonesia and the beginning that the territory of the Republic of Indonesia became intact for the first time. Banteng Field Park has been revitalized in 2018, with three zones in it, namely the Urban Forest zone, Monument zone and Sports Zone, with the main zone being the Monument Zone. This research has the aim of assessing whether the revitalization that has been carried out can strengthen the historical value of the Banteng Field Park or actually eliminate the historical value. In collecting data, researchers conducted primary and secondary data collection, namely conducting interviews, field surveys and literature reviews. To achieve the research objectives, this research uses descriptive qualitative research methods. The result of the research is to know that the revitalization that has been carried out has strengthened the historical value, as well as its implementation on the West Irian Liberation Monument. Keywords: Nationalism; Revitalization; West Irian Liberation Monument Abstrak Taman Lapangan Banteng merupakan salah satu taman kota di Jakarta yang memiliki nilai sejarah, taman ini sudah ada sejak zaman kolonial Belanda. Hingga pada saat NKRI terlepas dari penjajahan Jepang, digantilah nama menjadi Lapangan Banteng oleh Presidden Soekarno menjadi lapangan Banteng. Di taman ini terdapat sebuah monumen, yakni Monumen Pembebasan Irian Barat. Monumen ini dibangun pada tahun 1962 dan diresmikan pada 17 Agustus 1963, yang mana gagasan monument ini merupakan usulan dari Presiden Soekarno. Monumen ini merupakan simbolisasi sebagai tanda untuk memeperingati kembalinya Irian Barat dalam wilayah NKRI dan menjadi awal bahwa wilayah NKRI menjadi utuh untuk pertama kalinya. Taman Lapangan Banteng telah selesai direvitalisasi pada tahun 2018, dengan tiga zona di dalamnya yaitu zona Hutan Kota, zona Monumen dan Zona Oalahraga, dengan zona utama yakni Zona Monumen. Penelitian ini memiliki tujuan yakni menilai revitalisasi yang telah dilakukan dapat menguatkan nilai sejarah dari Taman Lapangan Banteng atau justru menghilangkan nilai sejarah tersebut. Dalam mengumpulkan data peneliti melakukan pengumpulan data primer dan sekunder yakni melakukan wawancara, survei lapangan dan kajian pustaka. Untuk mencapai tujuan penilitian, maka penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Hasil dalam penelitian adalah mengetahui ini bahwa dengan revitalisasi yang telah dilakukan sudah menguatkan nilai sejarah, serta implementasinya pada Monumen Pembebasan Irian Barat.\",\"PeriodicalId\":129877,\"journal\":{\"name\":\"Jurnal Sains, Teknologi, Urban, Perancangan, Arsitektur (Stupa)\",\"volume\":\"121 1\",\"pages\":\"\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2023-10-31\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Jurnal Sains, Teknologi, Urban, Perancangan, Arsitektur (Stupa)\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.24912/stupa.v5i2.24335\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Sains, Teknologi, Urban, Perancangan, Arsitektur (Stupa)","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.24912/stupa.v5i2.24335","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
摘要
班腾田野公园(Banteng Field Park)是雅加达具有历史价值的城市公园之一,该公园自荷兰殖民时期就已存在。直到印度尼西亚共和国摆脱日本殖民统治后,苏加诺总统将其更名为班腾田野公园(Banteng Field)。公园里有一座纪念碑,即西伊里安解放纪念碑。这座纪念碑建于 1962 年,于 1963 年 8 月 17 日落成。这座纪念碑是纪念西伊里安回归印度尼西亚共和国领土的标志,也是印度尼西亚共和国领土首次完整的开始。Banteng 田野公园于 2018 年重新焕发生机,其中有三个区域,即城市森林区、纪念碑区和体育区,主要区域为纪念碑区。本研究的目的是评估已开展的活化工作是能够加强班登田野公园的历史价值,还是实际上消除了其历史价值。在收集数据时,研究人员进行了第一手和第二手数据收集,即进行访谈、实地调查和文献综述。为实现研究目标,本研究采用了描述性定性研究方法。研究结果表明,已开展的活化工作加强了历史价值,同时也加强了对西伊里安解放纪念碑的实施。关键词 民族主义;振兴;西伊里安解放纪念碑 Abstract Banteng Field Park is one of the city parks in Jakarta that has historical value.直到印度尼西亚共和国摆脱日本占领后,苏加诺总统将其更名为 Lapangan Banteng,成为 Banteng 田野公园。公园里有一座纪念碑,即西伊里安解放纪念碑。这座纪念碑建于 1962 年,于 1963 年 8 月 17 日落成。这座纪念碑是纪念西伊里安回归印度尼西亚共和国领土的标志,也是印度尼西亚共和国领土首次完整的开始。Banteng 田野公园于 2018 年重新焕发生机,其中有三个区域,即城市森林区、纪念碑区和体育区,主要区域为纪念碑区。本研究的目的是评估已开展的活化工作是能够加强班登田野公园的历史价值,还是实际上消除了其历史价值。在收集数据时,研究人员进行了第一手和第二手数据收集,即进行访谈、实地调查和文献综述。为实现研究目标,本研究采用了描述性定性研究方法。研究结果表明,已完成的活化工作加强了西伊里安解放纪念碑的历史价值及其实施情况。
IMPLEMENTASI NILAI NASIONALISME PADA MONUMEN PEMBEBASAN IRIAN BARAT
Banteng Field Park is one of the city parks in Jakarta that has historical value, this park has existed since the Dutch colonial era. Until when the Republic of Indonesia was released from Japanese colonization, the name was changed to Banteng Field by President Soekarno to become Banteng Field. In this park there is a monument, namely the West Irian Liberation Monument. This monument was built in 1962 and inaugurated on August 17, 1963, where the idea of this monument was a proposal from President Soekarno. This monument is a symbolization as a sign to commemorate the return of West Irian in the territory of the Republic of Indonesia and the beginning that the territory of the Republic of Indonesia became intact for the first time. Banteng Field Park has been revitalized in 2018, with three zones in it, namely the Urban Forest zone, Monument zone and Sports Zone, with the main zone being the Monument Zone. This research has the aim of assessing whether the revitalization that has been carried out can strengthen the historical value of the Banteng Field Park or actually eliminate the historical value. In collecting data, researchers conducted primary and secondary data collection, namely conducting interviews, field surveys and literature reviews. To achieve the research objectives, this research uses descriptive qualitative research methods. The result of the research is to know that the revitalization that has been carried out has strengthened the historical value, as well as its implementation on the West Irian Liberation Monument. Keywords: Nationalism; Revitalization; West Irian Liberation Monument Abstrak Taman Lapangan Banteng merupakan salah satu taman kota di Jakarta yang memiliki nilai sejarah, taman ini sudah ada sejak zaman kolonial Belanda. Hingga pada saat NKRI terlepas dari penjajahan Jepang, digantilah nama menjadi Lapangan Banteng oleh Presidden Soekarno menjadi lapangan Banteng. Di taman ini terdapat sebuah monumen, yakni Monumen Pembebasan Irian Barat. Monumen ini dibangun pada tahun 1962 dan diresmikan pada 17 Agustus 1963, yang mana gagasan monument ini merupakan usulan dari Presiden Soekarno. Monumen ini merupakan simbolisasi sebagai tanda untuk memeperingati kembalinya Irian Barat dalam wilayah NKRI dan menjadi awal bahwa wilayah NKRI menjadi utuh untuk pertama kalinya. Taman Lapangan Banteng telah selesai direvitalisasi pada tahun 2018, dengan tiga zona di dalamnya yaitu zona Hutan Kota, zona Monumen dan Zona Oalahraga, dengan zona utama yakni Zona Monumen. Penelitian ini memiliki tujuan yakni menilai revitalisasi yang telah dilakukan dapat menguatkan nilai sejarah dari Taman Lapangan Banteng atau justru menghilangkan nilai sejarah tersebut. Dalam mengumpulkan data peneliti melakukan pengumpulan data primer dan sekunder yakni melakukan wawancara, survei lapangan dan kajian pustaka. Untuk mencapai tujuan penilitian, maka penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Hasil dalam penelitian adalah mengetahui ini bahwa dengan revitalisasi yang telah dilakukan sudah menguatkan nilai sejarah, serta implementasinya pada Monumen Pembebasan Irian Barat.