Ahmad Suhaimi, Rum Van Royensyah, Siti Nor Ashfiya
{"title":"Bangkiling Raya 村 Banua Lawas Tabalong 行政区食物供应、环境卫生和母亲饮食对幼儿发育迟缓发生率的影响","authors":"Ahmad Suhaimi, Rum Van Royensyah, Siti Nor Ashfiya","doi":"10.35329/agrovital.v8i2.4881","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Stunting adalah tantangan gizi yang persisten di Indonesia, memengaruhi anak balita berusia 12-36 bulan dengan prevalensi berkisar antara 38,3% hingga 41,5%. Diagnosa mengandalkan indikator TB/U mengikuti standar WHO-MGRS tahun 2005, menggunakan nilai z-score <-3SD sebagai batasan. Stunting yang terjadi selama fase perkembangan otak kritis (0-3 tahun) dapat menyebabkan kapasitas intelektual dan produktivitas yang berkurang. Dalam konteks khusus Desa Bangkiling Raya, Kecamatan Banua Lawas, Kabupaten Tabalong, penelitian ini menyelidiki interaksi antara akses air bersih, sanitasi lingkungan, kebiasaan diet ibu, dan stunting pada anak di bawah lima tahun. Dengan menggunakan metode penelitian deskriptif kuantitatif, data primer dan sekunder dianalisis melalui berbagai analisis, termasuk ketersediaan bahan makanan pokok dan penilaian chi-square. Temuan penelitian menegaskan adanya hubungan yang signifikan antara pola diet ibu dan stunting pada anak di bawah lima tahun di Desa Bangkiling Raya. Namun, meskipun terdapat kaitan yang terlihat antara stunting dan ketersediaan makanan, penelitian tidak mengidentifikasi adanya hubungan yang signifikan antara stunting dan sanitasi lingkungan, meskipun 91,9% responden melaporkan ketersediaan makanan rendah, sementara sebagian kecil (8,1%) memiliki akses ke ketersediaan makanan yang lebih tinggi.","PeriodicalId":174502,"journal":{"name":"AGROVITAL : Jurnal Ilmu Pertanian","volume":"22 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-11-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"Ketersediaan Pangan, Sanitasi Lingkungan dan Pola Makan Ibu Pada Kejadian Balita Stunting Di Desa Bangkiling Raya Banua Lawas Kabupaten Tabalong\",\"authors\":\"Ahmad Suhaimi, Rum Van Royensyah, Siti Nor Ashfiya\",\"doi\":\"10.35329/agrovital.v8i2.4881\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Stunting adalah tantangan gizi yang persisten di Indonesia, memengaruhi anak balita berusia 12-36 bulan dengan prevalensi berkisar antara 38,3% hingga 41,5%. Diagnosa mengandalkan indikator TB/U mengikuti standar WHO-MGRS tahun 2005, menggunakan nilai z-score <-3SD sebagai batasan. Stunting yang terjadi selama fase perkembangan otak kritis (0-3 tahun) dapat menyebabkan kapasitas intelektual dan produktivitas yang berkurang. Dalam konteks khusus Desa Bangkiling Raya, Kecamatan Banua Lawas, Kabupaten Tabalong, penelitian ini menyelidiki interaksi antara akses air bersih, sanitasi lingkungan, kebiasaan diet ibu, dan stunting pada anak di bawah lima tahun. Dengan menggunakan metode penelitian deskriptif kuantitatif, data primer dan sekunder dianalisis melalui berbagai analisis, termasuk ketersediaan bahan makanan pokok dan penilaian chi-square. Temuan penelitian menegaskan adanya hubungan yang signifikan antara pola diet ibu dan stunting pada anak di bawah lima tahun di Desa Bangkiling Raya. Namun, meskipun terdapat kaitan yang terlihat antara stunting dan ketersediaan makanan, penelitian tidak mengidentifikasi adanya hubungan yang signifikan antara stunting dan sanitasi lingkungan, meskipun 91,9% responden melaporkan ketersediaan makanan rendah, sementara sebagian kecil (8,1%) memiliki akses ke ketersediaan makanan yang lebih tinggi.\",\"PeriodicalId\":174502,\"journal\":{\"name\":\"AGROVITAL : Jurnal Ilmu Pertanian\",\"volume\":\"22 1\",\"pages\":\"\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2023-11-26\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"AGROVITAL : Jurnal Ilmu Pertanian\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.35329/agrovital.v8i2.4881\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"AGROVITAL : Jurnal Ilmu Pertanian","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.35329/agrovital.v8i2.4881","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
Ketersediaan Pangan, Sanitasi Lingkungan dan Pola Makan Ibu Pada Kejadian Balita Stunting Di Desa Bangkiling Raya Banua Lawas Kabupaten Tabalong
Stunting adalah tantangan gizi yang persisten di Indonesia, memengaruhi anak balita berusia 12-36 bulan dengan prevalensi berkisar antara 38,3% hingga 41,5%. Diagnosa mengandalkan indikator TB/U mengikuti standar WHO-MGRS tahun 2005, menggunakan nilai z-score <-3SD sebagai batasan. Stunting yang terjadi selama fase perkembangan otak kritis (0-3 tahun) dapat menyebabkan kapasitas intelektual dan produktivitas yang berkurang. Dalam konteks khusus Desa Bangkiling Raya, Kecamatan Banua Lawas, Kabupaten Tabalong, penelitian ini menyelidiki interaksi antara akses air bersih, sanitasi lingkungan, kebiasaan diet ibu, dan stunting pada anak di bawah lima tahun. Dengan menggunakan metode penelitian deskriptif kuantitatif, data primer dan sekunder dianalisis melalui berbagai analisis, termasuk ketersediaan bahan makanan pokok dan penilaian chi-square. Temuan penelitian menegaskan adanya hubungan yang signifikan antara pola diet ibu dan stunting pada anak di bawah lima tahun di Desa Bangkiling Raya. Namun, meskipun terdapat kaitan yang terlihat antara stunting dan ketersediaan makanan, penelitian tidak mengidentifikasi adanya hubungan yang signifikan antara stunting dan sanitasi lingkungan, meskipun 91,9% responden melaporkan ketersediaan makanan rendah, sementara sebagian kecil (8,1%) memiliki akses ke ketersediaan makanan yang lebih tinggi.