印度尼西亚应如何设计法定的一般反避税规则?

Pungki Yunita Chandrasari
{"title":"印度尼西亚应如何设计法定的一般反避税规则?","authors":"Pungki Yunita Chandrasari","doi":"10.48108/jurnalbppk.v16i1.733","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi perumusan ketentuan Statutory GAAR dalam upaya penanganan praktik penghindaran pajak di Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif melalui studi literatur dan wawancara mendalam kepada regulator, praktisi, dan akademisi terkait perumusan ketentuan Statutory GAAR yang ideal untuk diterapkan di Indonesia. Saat ini Indonesia sudah memiliki ketentuan anti-penghindaran pajak seperti SAAR dan ketentuan Principal Purpose Test dalam beberapa P3B antara Indonesia dengan negara mitra. Ketentuan yang sudah ada tersebut belum mampu untuk mengatasi kasus penghindaran pajak secara komprehensif, sehingga memiliki Statutory GAAR sangat penting bagi Indonesia dalam memberikan kepastian hukum. Selain itu, kriteria penerapan yang ideal mencakup pengujian atas dasar transaksi, gabungan transaksi, dan arrangement; penggunaan main purpose test; GAAR diterapkan sebagai upaya terakhir; pembentukan GAAR Panel; pemberian kewenangan pada otoritas pajak untuk menentukan atau membatalkan transaksi berdasarkan cakupan GAAR; penetapan beban pembuktian yang lebih berat pada otoritas pajak; dan perlunya pengaturan threshold.   This study aims to explore the formulation of Statutory GAAR provisions in an effort to address tax avoidance practices in Indonesia. This research uses a qualitative approach through literature studies and in-depth interviews with regulators, practitioners, and academics regarding the formulation of the ideal Statutory GAAR provisions to be applied in Indonesia. Currently, Indonesia already has anti-avoidance rules such as SAAR and Principal Purpose Test provision in several tax treaties between Indonesia and partner countries. The existing provisions have not been able to comprehensively address cases of tax avoidance, so having a Statutory GAAR is very important for Indonesia in providing legal certainty. In addition, the ideal application criteria include tests on a transaction, combination of transactions, and arrangement basis; the use of main purpose test; GAAR as a provision of the last resort; the establishment of the GAAR Panel; a mandate for authority to determine or cancel transactions based on GAAR coverage; stipulating a heavier burden of proof on the tax authorities; and the need for setting a threshold.","PeriodicalId":508148,"journal":{"name":"Jurnal BPPK: Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan","volume":"11 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-11-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"HOW SHOULD INDONESIA DESIGN THE STATUTORY GENERAL ANTI-AVOIDANCE RULE?\",\"authors\":\"Pungki Yunita Chandrasari\",\"doi\":\"10.48108/jurnalbppk.v16i1.733\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi perumusan ketentuan Statutory GAAR dalam upaya penanganan praktik penghindaran pajak di Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif melalui studi literatur dan wawancara mendalam kepada regulator, praktisi, dan akademisi terkait perumusan ketentuan Statutory GAAR yang ideal untuk diterapkan di Indonesia. Saat ini Indonesia sudah memiliki ketentuan anti-penghindaran pajak seperti SAAR dan ketentuan Principal Purpose Test dalam beberapa P3B antara Indonesia dengan negara mitra. Ketentuan yang sudah ada tersebut belum mampu untuk mengatasi kasus penghindaran pajak secara komprehensif, sehingga memiliki Statutory GAAR sangat penting bagi Indonesia dalam memberikan kepastian hukum. Selain itu, kriteria penerapan yang ideal mencakup pengujian atas dasar transaksi, gabungan transaksi, dan arrangement; penggunaan main purpose test; GAAR diterapkan sebagai upaya terakhir; pembentukan GAAR Panel; pemberian kewenangan pada otoritas pajak untuk menentukan atau membatalkan transaksi berdasarkan cakupan GAAR; penetapan beban pembuktian yang lebih berat pada otoritas pajak; dan perlunya pengaturan threshold.   This study aims to explore the formulation of Statutory GAAR provisions in an effort to address tax avoidance practices in Indonesia. This research uses a qualitative approach through literature studies and in-depth interviews with regulators, practitioners, and academics regarding the formulation of the ideal Statutory GAAR provisions to be applied in Indonesia. Currently, Indonesia already has anti-avoidance rules such as SAAR and Principal Purpose Test provision in several tax treaties between Indonesia and partner countries. The existing provisions have not been able to comprehensively address cases of tax avoidance, so having a Statutory GAAR is very important for Indonesia in providing legal certainty. In addition, the ideal application criteria include tests on a transaction, combination of transactions, and arrangement basis; the use of main purpose test; GAAR as a provision of the last resort; the establishment of the GAAR Panel; a mandate for authority to determine or cancel transactions based on GAAR coverage; stipulating a heavier burden of proof on the tax authorities; and the need for setting a threshold.\",\"PeriodicalId\":508148,\"journal\":{\"name\":\"Jurnal BPPK: Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan\",\"volume\":\"11 1\",\"pages\":\"\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2023-11-27\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Jurnal BPPK: Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.48108/jurnalbppk.v16i1.733\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal BPPK: Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.48108/jurnalbppk.v16i1.733","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0

摘要

本研究旨在探讨印尼如何制定法定的 GAAR 条款,以处理避税行为。本研究采用定性方法,通过文献研究和与监管机构、从业人员和学者的深入访谈,探讨如何制定适用于印尼的理想法定 GAAR 条款。目前,印尼已经制定了反避税条款,如印尼与伙伴国之间的若干 P3B 中的 SAAR 和主要目的测试条款。现有条款无法全面解决避税问题,因此,制定法定的 GAAR 对印尼提供法律确定性非常重要。此外,理想的实施标准包括基于交易、合并交易和安排的测试;使用主要目的测试;GAAR 作为最后手段适用;成立 GAAR 小组;授权税务机关根据 GAAR 的范围确定或取消交易;规定税务机关承担更重的举证责任;以及需要门槛安排。 本研究旨在探讨印尼制定法定 GAAR 条款的情况,以努力解决印尼的避税行为。本研究采用定性方法,通过文献研究和与监管机构、从业人员和学者的深入访谈,探讨印尼适用的理想法定 GAAR 条款的制定。目前,印尼与伙伴国之间的若干税务条约中已经包含了反避税规则,如 SAAR 和 "主要目的测试"(Principal Purpose Test)条款。现有条款无法全面解决避税问题,因此制定法定的 GAAR 对印尼提供法律确定性非常重要。此外,理想的适用标准还包括基于交易、交易组合和安排的测试;主要目的测试的使用;GAAR 作为最后手段的规定;GAAR 小组的建立;根据 GAAR 覆盖范围确定或取消交易的授权;规定税务机关承担更重的举证责任;以及设定门槛的必要性。
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
HOW SHOULD INDONESIA DESIGN THE STATUTORY GENERAL ANTI-AVOIDANCE RULE?
Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi perumusan ketentuan Statutory GAAR dalam upaya penanganan praktik penghindaran pajak di Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif melalui studi literatur dan wawancara mendalam kepada regulator, praktisi, dan akademisi terkait perumusan ketentuan Statutory GAAR yang ideal untuk diterapkan di Indonesia. Saat ini Indonesia sudah memiliki ketentuan anti-penghindaran pajak seperti SAAR dan ketentuan Principal Purpose Test dalam beberapa P3B antara Indonesia dengan negara mitra. Ketentuan yang sudah ada tersebut belum mampu untuk mengatasi kasus penghindaran pajak secara komprehensif, sehingga memiliki Statutory GAAR sangat penting bagi Indonesia dalam memberikan kepastian hukum. Selain itu, kriteria penerapan yang ideal mencakup pengujian atas dasar transaksi, gabungan transaksi, dan arrangement; penggunaan main purpose test; GAAR diterapkan sebagai upaya terakhir; pembentukan GAAR Panel; pemberian kewenangan pada otoritas pajak untuk menentukan atau membatalkan transaksi berdasarkan cakupan GAAR; penetapan beban pembuktian yang lebih berat pada otoritas pajak; dan perlunya pengaturan threshold.   This study aims to explore the formulation of Statutory GAAR provisions in an effort to address tax avoidance practices in Indonesia. This research uses a qualitative approach through literature studies and in-depth interviews with regulators, practitioners, and academics regarding the formulation of the ideal Statutory GAAR provisions to be applied in Indonesia. Currently, Indonesia already has anti-avoidance rules such as SAAR and Principal Purpose Test provision in several tax treaties between Indonesia and partner countries. The existing provisions have not been able to comprehensively address cases of tax avoidance, so having a Statutory GAAR is very important for Indonesia in providing legal certainty. In addition, the ideal application criteria include tests on a transaction, combination of transactions, and arrangement basis; the use of main purpose test; GAAR as a provision of the last resort; the establishment of the GAAR Panel; a mandate for authority to determine or cancel transactions based on GAAR coverage; stipulating a heavier burden of proof on the tax authorities; and the need for setting a threshold.
求助全文
通过发布文献求助,成功后即可免费获取论文全文。 去求助
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
0
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
确定
请完成安全验证×
copy
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
右上角分享
点击右上角分享
0
联系我们:info@booksci.cn Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。 Copyright © 2023 布克学术 All rights reserved.
京ICP备2023020795号-1
ghs 京公网安备 11010802042870号
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术官方微信