Hardiansyah Hardiansyah, Rasman Rasman, Susiyanto Susiyanto
{"title":"Nandai Boteba 和 Tabligh Musibah:Serawai 人的传统死亡仪式与 Muhammadiyah 明古鲁人的死亡仪式之比较","authors":"Hardiansyah Hardiansyah, Rasman Rasman, Susiyanto Susiyanto","doi":"10.19109/jia.v24i2.19461","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Penelitian ini mengkaji komparasi antara upacara kematian tradisional masyarakat suku Serawai dan upacara kematian golongan warga Muhammadiyah. Urgensi kajian ini berkaitan dengan Muhamma-diyah yang lekat dengan ciri kemodernan. Cara beragama Muhammadiyah yang mengusung jargon anti takhayul, Bid’ah dan Khurafat (TBC) dinilai kering dan sangat sederhana dibandingkan dengan kaum tradisionalis. Namun pada kenyataanya, warga Muhamadiyah sendiri membentuk sebuah budaya dalam malam kematian dengan sebuah acara yang dinamakan Tabligh Musibah, di mana penyelenggaraan acara ini memiliki kesamaan tujuan dengan upacara tradisional masyrakat serawai. Alih-alih mengirim doa untuk orang yang sudah mati sebagaimana tradisi tradisionalis Islam, kedua acara ini justru berfokus menghibur keluarga yang ditinggalkan serta berisi nasehat bagi para hadirin. Dengan menggunakan jenis penelitian adalah studi pustaka berkaitan dengan catatan atau arsip tentang Nandai Boteba dan studi lapangan dengan melakukan wawancara terkait dengan Tabligh Musibah, hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan dan persamaan antara upacara tardisional kematian suku Serawai baik berkaitan dengan ritual maupun rangkaian acara. Selain itu, Nandai Boteba dan Tabligh Musibah memiliki kemiripan di mana tujuannya adalah menghibur keluarga yang ditinggalkan.","PeriodicalId":509171,"journal":{"name":"Jurnal Ilmu Agama: Mengkaji Doktrin, Pemikiran, dan Fenomena Agama","volume":"365 ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-12-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"Nandai Boteba dan Tabligh Musibah: Komparasi Upacara Kematian Tradisional Masyarakat Serawai dan Kematian Warga Muhammadiyah Bengkulu\",\"authors\":\"Hardiansyah Hardiansyah, Rasman Rasman, Susiyanto Susiyanto\",\"doi\":\"10.19109/jia.v24i2.19461\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Penelitian ini mengkaji komparasi antara upacara kematian tradisional masyarakat suku Serawai dan upacara kematian golongan warga Muhammadiyah. Urgensi kajian ini berkaitan dengan Muhamma-diyah yang lekat dengan ciri kemodernan. Cara beragama Muhammadiyah yang mengusung jargon anti takhayul, Bid’ah dan Khurafat (TBC) dinilai kering dan sangat sederhana dibandingkan dengan kaum tradisionalis. Namun pada kenyataanya, warga Muhamadiyah sendiri membentuk sebuah budaya dalam malam kematian dengan sebuah acara yang dinamakan Tabligh Musibah, di mana penyelenggaraan acara ini memiliki kesamaan tujuan dengan upacara tradisional masyrakat serawai. Alih-alih mengirim doa untuk orang yang sudah mati sebagaimana tradisi tradisionalis Islam, kedua acara ini justru berfokus menghibur keluarga yang ditinggalkan serta berisi nasehat bagi para hadirin. Dengan menggunakan jenis penelitian adalah studi pustaka berkaitan dengan catatan atau arsip tentang Nandai Boteba dan studi lapangan dengan melakukan wawancara terkait dengan Tabligh Musibah, hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan dan persamaan antara upacara tardisional kematian suku Serawai baik berkaitan dengan ritual maupun rangkaian acara. Selain itu, Nandai Boteba dan Tabligh Musibah memiliki kemiripan di mana tujuannya adalah menghibur keluarga yang ditinggalkan.\",\"PeriodicalId\":509171,\"journal\":{\"name\":\"Jurnal Ilmu Agama: Mengkaji Doktrin, Pemikiran, dan Fenomena Agama\",\"volume\":\"365 \",\"pages\":\"\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2023-12-01\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Jurnal Ilmu Agama: Mengkaji Doktrin, Pemikiran, dan Fenomena Agama\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.19109/jia.v24i2.19461\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Ilmu Agama: Mengkaji Doktrin, Pemikiran, dan Fenomena Agama","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.19109/jia.v24i2.19461","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
Nandai Boteba dan Tabligh Musibah: Komparasi Upacara Kematian Tradisional Masyarakat Serawai dan Kematian Warga Muhammadiyah Bengkulu
Penelitian ini mengkaji komparasi antara upacara kematian tradisional masyarakat suku Serawai dan upacara kematian golongan warga Muhammadiyah. Urgensi kajian ini berkaitan dengan Muhamma-diyah yang lekat dengan ciri kemodernan. Cara beragama Muhammadiyah yang mengusung jargon anti takhayul, Bid’ah dan Khurafat (TBC) dinilai kering dan sangat sederhana dibandingkan dengan kaum tradisionalis. Namun pada kenyataanya, warga Muhamadiyah sendiri membentuk sebuah budaya dalam malam kematian dengan sebuah acara yang dinamakan Tabligh Musibah, di mana penyelenggaraan acara ini memiliki kesamaan tujuan dengan upacara tradisional masyrakat serawai. Alih-alih mengirim doa untuk orang yang sudah mati sebagaimana tradisi tradisionalis Islam, kedua acara ini justru berfokus menghibur keluarga yang ditinggalkan serta berisi nasehat bagi para hadirin. Dengan menggunakan jenis penelitian adalah studi pustaka berkaitan dengan catatan atau arsip tentang Nandai Boteba dan studi lapangan dengan melakukan wawancara terkait dengan Tabligh Musibah, hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan dan persamaan antara upacara tardisional kematian suku Serawai baik berkaitan dengan ritual maupun rangkaian acara. Selain itu, Nandai Boteba dan Tabligh Musibah memiliki kemiripan di mana tujuannya adalah menghibur keluarga yang ditinggalkan.