{"title":"烤箱加工方法对加工咸蛋最终产品产量的影响差异 中加里曼丹卡普阿斯穆隆拉瓦苏布尔村","authors":"Ramanda Rendy Pramudya, Ratu Mutiara Kalbu, Divana Indah Permata, Annisa Dwi Nastiti","doi":"10.22146/parikesit.v1i2.9547","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Desa Rawa Subur yang terletak di Kalimantan Tengah, khususnya di wilayah Kapuas, memiliki potensi sektor peternakan dengan fokus pada komoditas itik, Telur yang dihasilkan dari itik kemudian diolah menjadi telur asin oleh masyarakat setempat guna meningkatkan daya jual profuk. Permintaan yang semakin tinggi atas telur asin di Desa Rawa Subur mendorong masyarakat untuk mencari metode pengolahan yang lebih efisien, salah satunya adalah melalui penggunaan oven. Proses pengolahan telur asin menggunakan oven melibatkan pemasakan pada suhu 80°C selama 24 jam, yang kemudian diikuti oleh tahap pengukusan selama beberapa jam. Meski demikian, belum ada pengetahuan umum mengenai periode optimal untuk tahap pengukusan guna memastikan tercapaiknya kualitas telur asin yang optimal. Penelitian ini bertujuan unruk mengungkap dampak variabel lama waktu pengukusan setelah pengovenan terhadap karakteristik tekstur, tampilan visual, dan kandungan garam dalam telur asin, dengan upaya merumuskan suatu Standar Operasional (SOP) yang sesuai. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap yang melibatkan empat perlakuan durasi pengukusan (0 jam, 2 jam, 4 jam, 6 jam) setelah pengovenan selama 24 jam. Analisis data dilakukan dengan menerapkan metode Uji Regresi Linier Sederhana, yang bertujuan untuk mengidentifikasi keterkaitan antara variasi lama waktu pengukusan dan kandungan garam dalam telur asin. Hasil yang diperoleh dari uji laboratorium menunjukkan bahwa besaran kandungan garam pada telur asin dengan durasi pengukusan (0 jam, 2 jam, 4 jam, 6 jam) secara berurutan adalah 16,85%; 20,97%; 22,33%; 24,87%, dengan nilai Signifikansi (Sig.) sebesar 0,021, yang berada di bawah ambang batas 0,05. Hal ini menegaskan bahwa waktu pengukusan memengaruhi kandungan garam dalamtelur asin. Lebih rinci, pengaruh signifikan yang ditimbulkan oleh durasi pengukusan terhadap kandungan garam dalam telur asin adalah 95,8% dilihat dari nilai R2= 0,958. Dari hasil penelitian dapat dinyatakan bahwa semakin lama waktu pengukusan akan mengakibatkan peningkatan kandungan garam dalam telur.","PeriodicalId":509173,"journal":{"name":"Jurnal Pengabdian, Riset, Kreativitas, Inovasi, dan Teknologi Tepat Guna","volume":"59 2","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-12-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"Perbedaan Metode Pengolahan Menggunakan Oven Terhadap Hasil Akhir Produk Olahan Telur Asin Desa Rawa Subur, Kapuas Murung, Kalimantan Tengah\",\"authors\":\"Ramanda Rendy Pramudya, Ratu Mutiara Kalbu, Divana Indah Permata, Annisa Dwi Nastiti\",\"doi\":\"10.22146/parikesit.v1i2.9547\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Desa Rawa Subur yang terletak di Kalimantan Tengah, khususnya di wilayah Kapuas, memiliki potensi sektor peternakan dengan fokus pada komoditas itik, Telur yang dihasilkan dari itik kemudian diolah menjadi telur asin oleh masyarakat setempat guna meningkatkan daya jual profuk. Permintaan yang semakin tinggi atas telur asin di Desa Rawa Subur mendorong masyarakat untuk mencari metode pengolahan yang lebih efisien, salah satunya adalah melalui penggunaan oven. Proses pengolahan telur asin menggunakan oven melibatkan pemasakan pada suhu 80°C selama 24 jam, yang kemudian diikuti oleh tahap pengukusan selama beberapa jam. Meski demikian, belum ada pengetahuan umum mengenai periode optimal untuk tahap pengukusan guna memastikan tercapaiknya kualitas telur asin yang optimal. Penelitian ini bertujuan unruk mengungkap dampak variabel lama waktu pengukusan setelah pengovenan terhadap karakteristik tekstur, tampilan visual, dan kandungan garam dalam telur asin, dengan upaya merumuskan suatu Standar Operasional (SOP) yang sesuai. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap yang melibatkan empat perlakuan durasi pengukusan (0 jam, 2 jam, 4 jam, 6 jam) setelah pengovenan selama 24 jam. Analisis data dilakukan dengan menerapkan metode Uji Regresi Linier Sederhana, yang bertujuan untuk mengidentifikasi keterkaitan antara variasi lama waktu pengukusan dan kandungan garam dalam telur asin. Hasil yang diperoleh dari uji laboratorium menunjukkan bahwa besaran kandungan garam pada telur asin dengan durasi pengukusan (0 jam, 2 jam, 4 jam, 6 jam) secara berurutan adalah 16,85%; 20,97%; 22,33%; 24,87%, dengan nilai Signifikansi (Sig.) sebesar 0,021, yang berada di bawah ambang batas 0,05. Hal ini menegaskan bahwa waktu pengukusan memengaruhi kandungan garam dalamtelur asin. Lebih rinci, pengaruh signifikan yang ditimbulkan oleh durasi pengukusan terhadap kandungan garam dalam telur asin adalah 95,8% dilihat dari nilai R2= 0,958. Dari hasil penelitian dapat dinyatakan bahwa semakin lama waktu pengukusan akan mengakibatkan peningkatan kandungan garam dalam telur.\",\"PeriodicalId\":509173,\"journal\":{\"name\":\"Jurnal Pengabdian, Riset, Kreativitas, Inovasi, dan Teknologi Tepat Guna\",\"volume\":\"59 2\",\"pages\":\"\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2023-12-02\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Jurnal Pengabdian, Riset, Kreativitas, Inovasi, dan Teknologi Tepat Guna\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.22146/parikesit.v1i2.9547\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Pengabdian, Riset, Kreativitas, Inovasi, dan Teknologi Tepat Guna","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.22146/parikesit.v1i2.9547","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
Perbedaan Metode Pengolahan Menggunakan Oven Terhadap Hasil Akhir Produk Olahan Telur Asin Desa Rawa Subur, Kapuas Murung, Kalimantan Tengah
Desa Rawa Subur yang terletak di Kalimantan Tengah, khususnya di wilayah Kapuas, memiliki potensi sektor peternakan dengan fokus pada komoditas itik, Telur yang dihasilkan dari itik kemudian diolah menjadi telur asin oleh masyarakat setempat guna meningkatkan daya jual profuk. Permintaan yang semakin tinggi atas telur asin di Desa Rawa Subur mendorong masyarakat untuk mencari metode pengolahan yang lebih efisien, salah satunya adalah melalui penggunaan oven. Proses pengolahan telur asin menggunakan oven melibatkan pemasakan pada suhu 80°C selama 24 jam, yang kemudian diikuti oleh tahap pengukusan selama beberapa jam. Meski demikian, belum ada pengetahuan umum mengenai periode optimal untuk tahap pengukusan guna memastikan tercapaiknya kualitas telur asin yang optimal. Penelitian ini bertujuan unruk mengungkap dampak variabel lama waktu pengukusan setelah pengovenan terhadap karakteristik tekstur, tampilan visual, dan kandungan garam dalam telur asin, dengan upaya merumuskan suatu Standar Operasional (SOP) yang sesuai. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap yang melibatkan empat perlakuan durasi pengukusan (0 jam, 2 jam, 4 jam, 6 jam) setelah pengovenan selama 24 jam. Analisis data dilakukan dengan menerapkan metode Uji Regresi Linier Sederhana, yang bertujuan untuk mengidentifikasi keterkaitan antara variasi lama waktu pengukusan dan kandungan garam dalam telur asin. Hasil yang diperoleh dari uji laboratorium menunjukkan bahwa besaran kandungan garam pada telur asin dengan durasi pengukusan (0 jam, 2 jam, 4 jam, 6 jam) secara berurutan adalah 16,85%; 20,97%; 22,33%; 24,87%, dengan nilai Signifikansi (Sig.) sebesar 0,021, yang berada di bawah ambang batas 0,05. Hal ini menegaskan bahwa waktu pengukusan memengaruhi kandungan garam dalamtelur asin. Lebih rinci, pengaruh signifikan yang ditimbulkan oleh durasi pengukusan terhadap kandungan garam dalam telur asin adalah 95,8% dilihat dari nilai R2= 0,958. Dari hasil penelitian dapat dinyatakan bahwa semakin lama waktu pengukusan akan mengakibatkan peningkatan kandungan garam dalam telur.