Namaasi Meselesek 教区妇女对家庭暴力导致离婚的看法

Friska Mea, Ermin Alperiana Mosooli, Juan Erwin Pohan
{"title":"Namaasi Meselesek 教区妇女对家庭暴力导致离婚的看法","authors":"Friska Mea, Ermin Alperiana Mosooli, Juan Erwin Pohan","doi":"10.35909/visiodei.v5i2.465","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Gereja hingga saat ini masih melarang perceraian dilakukan warganya. Namun faktanya angka perceraian terus naik. Salah satu penyebab perceraian di Indonesia adalah kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) di mana korbannya sebagian besar adalah perempuan. Penelitian ini bertujuan mengetahui persepsi perempuan Kristen di salah satu gereja lokal di Sulawesi Tengah tentang perceraian akibat KDRT. Metode penelitian yang digunakan adalah kuantatif dengan pendekatan survey. Data diambil dengan angket, diukur menggunakan skala Likert dengan pilihan Sangat Setuju, Setuju, Tidak Setuju, dan Sangat Tidak Setuju. Data dianalisa dengan analisa deskriptif menggunakan aplikasi SPSS. Dari 30 responden yang berpartisipasi, hasilnya ditemukan bahwa responden memberikan tanggapan rata-rata Setuju untuk pernyataan: 1) tidak ada gunanya mempertahankan pernikahan yang penuh dengan kekerasan; 2) perceraian adalah salah satu jalan keluar untuk mengakhiri KDRT; 3) perceraian merupakan keberanian korban untuk mengakhiri perilaku KDRT; 4) larangan gereja untuk bercerai merupakan salah satu hambatan bagi korban untuk melepaskan diri dari belenggu KDRT. Dari hasil ini dapat disimpulkan bahwa apabila dalam menghadapi masalah KDRT gereja hanya bersikeras melarang warganya bercerai tanpa memberikan solusi yang konkrit bagi korban KDRT maka larangan perceraian tidak akan efektif untuk meredam laju kenaikan angka perceraian di kalangan umat Kristen.","PeriodicalId":506516,"journal":{"name":"VISIO DEI: JURNAL TEOLOGI KRISTEN","volume":"14 4","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-12-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"Persepsi Perempuan Di Jemaat Namaasi Meselesek Tentang Perceraian Akibat Kekerasan Dalam Rumah Tangga\",\"authors\":\"Friska Mea, Ermin Alperiana Mosooli, Juan Erwin Pohan\",\"doi\":\"10.35909/visiodei.v5i2.465\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Gereja hingga saat ini masih melarang perceraian dilakukan warganya. Namun faktanya angka perceraian terus naik. Salah satu penyebab perceraian di Indonesia adalah kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) di mana korbannya sebagian besar adalah perempuan. Penelitian ini bertujuan mengetahui persepsi perempuan Kristen di salah satu gereja lokal di Sulawesi Tengah tentang perceraian akibat KDRT. Metode penelitian yang digunakan adalah kuantatif dengan pendekatan survey. Data diambil dengan angket, diukur menggunakan skala Likert dengan pilihan Sangat Setuju, Setuju, Tidak Setuju, dan Sangat Tidak Setuju. Data dianalisa dengan analisa deskriptif menggunakan aplikasi SPSS. Dari 30 responden yang berpartisipasi, hasilnya ditemukan bahwa responden memberikan tanggapan rata-rata Setuju untuk pernyataan: 1) tidak ada gunanya mempertahankan pernikahan yang penuh dengan kekerasan; 2) perceraian adalah salah satu jalan keluar untuk mengakhiri KDRT; 3) perceraian merupakan keberanian korban untuk mengakhiri perilaku KDRT; 4) larangan gereja untuk bercerai merupakan salah satu hambatan bagi korban untuk melepaskan diri dari belenggu KDRT. Dari hasil ini dapat disimpulkan bahwa apabila dalam menghadapi masalah KDRT gereja hanya bersikeras melarang warganya bercerai tanpa memberikan solusi yang konkrit bagi korban KDRT maka larangan perceraian tidak akan efektif untuk meredam laju kenaikan angka perceraian di kalangan umat Kristen.\",\"PeriodicalId\":506516,\"journal\":{\"name\":\"VISIO DEI: JURNAL TEOLOGI KRISTEN\",\"volume\":\"14 4\",\"pages\":\"\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2023-12-18\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"VISIO DEI: JURNAL TEOLOGI KRISTEN\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.35909/visiodei.v5i2.465\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"VISIO DEI: JURNAL TEOLOGI KRISTEN","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.35909/visiodei.v5i2.465","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0

摘要

教会仍然禁止公民离婚。但事实上,离婚率仍在不断上升。在印尼,离婚的原因之一是家庭暴力(DV),受害者大多是妇女。本研究旨在确定中苏拉威西省一个地方教会中的女基督徒对家庭暴力导致离婚的看法。采用的研究方法是定量调查法。数据通过问卷收集,采用李克特量表进行测量,选项包括 "非常同意"、"同意"、"不同意 "和 "非常不同意"。数据分析采用 SPSS 应用程序进行描述性分析。在 30 位参与调查的受访者中,结果发现受访者对以下陈述的平均回答为 "同意":1)维持暴力婚姻没有意义;2)离婚是结束家庭暴力的一条出路;3)离婚是受害者结束家庭暴力行为的勇气;4)教会禁止离婚是受害者摆脱家庭暴力枷锁的障碍之一。从这些结果可以得出结论,如果教会在处理家庭暴力问题时只是坚持禁止其公民离婚,而不为家庭暴力受害者提供具体的解决方案,那么禁止离婚将无法有效降低基督徒离婚率的上升速度。
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
Persepsi Perempuan Di Jemaat Namaasi Meselesek Tentang Perceraian Akibat Kekerasan Dalam Rumah Tangga
Gereja hingga saat ini masih melarang perceraian dilakukan warganya. Namun faktanya angka perceraian terus naik. Salah satu penyebab perceraian di Indonesia adalah kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) di mana korbannya sebagian besar adalah perempuan. Penelitian ini bertujuan mengetahui persepsi perempuan Kristen di salah satu gereja lokal di Sulawesi Tengah tentang perceraian akibat KDRT. Metode penelitian yang digunakan adalah kuantatif dengan pendekatan survey. Data diambil dengan angket, diukur menggunakan skala Likert dengan pilihan Sangat Setuju, Setuju, Tidak Setuju, dan Sangat Tidak Setuju. Data dianalisa dengan analisa deskriptif menggunakan aplikasi SPSS. Dari 30 responden yang berpartisipasi, hasilnya ditemukan bahwa responden memberikan tanggapan rata-rata Setuju untuk pernyataan: 1) tidak ada gunanya mempertahankan pernikahan yang penuh dengan kekerasan; 2) perceraian adalah salah satu jalan keluar untuk mengakhiri KDRT; 3) perceraian merupakan keberanian korban untuk mengakhiri perilaku KDRT; 4) larangan gereja untuk bercerai merupakan salah satu hambatan bagi korban untuk melepaskan diri dari belenggu KDRT. Dari hasil ini dapat disimpulkan bahwa apabila dalam menghadapi masalah KDRT gereja hanya bersikeras melarang warganya bercerai tanpa memberikan solusi yang konkrit bagi korban KDRT maka larangan perceraian tidak akan efektif untuk meredam laju kenaikan angka perceraian di kalangan umat Kristen.
求助全文
通过发布文献求助,成功后即可免费获取论文全文。 去求助
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
0
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
确定
请完成安全验证×
copy
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
右上角分享
点击右上角分享
0
联系我们:info@booksci.cn Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。 Copyright © 2023 布克学术 All rights reserved.
京ICP备2023020795号-1
ghs 京公网安备 11010802042870号
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术官方微信