{"title":"第三社区社区授权由Nusanatara社区服务案例研究:Warmon Kab村koko原住民社区。索龙","authors":"Muhammad Qadri, Dyah Mutiarin","doi":"10.30595/jppm.v7i2.10981","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Tujuan dari tulisan ini adalah untuk mendeskripsikan tentang kondisi masyarakat adat Kokoda yang ada di Papua yang mana merupakan sangat terbelakang dibandingkan dengan suku-suku yang ada di sekitarnya, maka dengan kehadiran tim MBN yang bekerja sama beberapa stakeholder untuk melakukan pemberdayaan diharapkan mampu mengubah masyarakat yang dulunya terbelakang dan tertinggal menuju masyarakat yang mandiri dan sejahtera.Kampung Warmon yang dihuni oleh suku Kokoda merupakan komunitas adat yang bermukim dilingkungan komunitas pendatang (Jawa, Bugis dan Makassar), namun terjadi ketimpangan diantara mereka yang mana komunitas Kokoda sebagai OPA (Orang Asli Papua) justru tertinggal dan terbelakang dibandingkan komunitas pendatang yang telah sejahtera di semua sektor. Hasil survei yang dilakukan tim MBN menunjukkan bahwa kampung warmon dari segi pendidikan, kesehatan dan kehidupan sosial masih terbelakang tercatat dari 158 kepala keluarga belum memperoleh jaminan dan kepastian ruang hidup dan penghidupan. Mahardika Bakti Nusantara (MBN) sebagai Tim KKN yang didelegasikan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) sebgai tim pengabdi yang mengabdikan diri kepada masyarakat adat Kokoda yang berada di Kampung Warmon. Adapun prioritas yang perlu dikembangkan oleh tim MBN yaitu: a). Penguatan sektor pendidikan anak-anak dan pemuda, karena melalui pendidikan mereka memperoleh pengetahuan dan keterampilan. b). Pemberdayaan pengelolaan sumber daya lokal dengan tujuan masyarakat adat Kokoda mampu mengelolah sumber daya yang dilingkungannya. c). Pemeberdayaan sektor ekononomi melalui pengembangan UMKM dengan tujuan masyarakat lebih mandiri secara ekonomi. Metode pemberdayaan yang tepat diterapkan adalah pelatihan, pendidikan, dan pendampingan. Hasil dari pemberdayaan ini untuk sektor pendidikan yaitu anak-anak dan pemuda mulai menyadari pentingnya pendidikan yang mana 5 orang anak diantaranya memiliki tekan untuk melanjutkan pendidikannya di wilayah Jawa, sektor ekonomi yaitu mayarakat kokoda mulai melakukan usaha mikro sehingga harapannya masyarakat kokoda dapat mandiri secara ekonomi.","PeriodicalId":474895,"journal":{"name":"JPPM (Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat)","volume":"77 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-09-25","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"Pemberdayaan Masyarakat Wilayah 3T oleh Komunitas Mahardika Bakti Nusanatara Studi Kasus: Masyarakat Adat Kokoda di Kampung Warmon Kab. Sorong\",\"authors\":\"Muhammad Qadri, Dyah Mutiarin\",\"doi\":\"10.30595/jppm.v7i2.10981\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Tujuan dari tulisan ini adalah untuk mendeskripsikan tentang kondisi masyarakat adat Kokoda yang ada di Papua yang mana merupakan sangat terbelakang dibandingkan dengan suku-suku yang ada di sekitarnya, maka dengan kehadiran tim MBN yang bekerja sama beberapa stakeholder untuk melakukan pemberdayaan diharapkan mampu mengubah masyarakat yang dulunya terbelakang dan tertinggal menuju masyarakat yang mandiri dan sejahtera.Kampung Warmon yang dihuni oleh suku Kokoda merupakan komunitas adat yang bermukim dilingkungan komunitas pendatang (Jawa, Bugis dan Makassar), namun terjadi ketimpangan diantara mereka yang mana komunitas Kokoda sebagai OPA (Orang Asli Papua) justru tertinggal dan terbelakang dibandingkan komunitas pendatang yang telah sejahtera di semua sektor. Hasil survei yang dilakukan tim MBN menunjukkan bahwa kampung warmon dari segi pendidikan, kesehatan dan kehidupan sosial masih terbelakang tercatat dari 158 kepala keluarga belum memperoleh jaminan dan kepastian ruang hidup dan penghidupan. Mahardika Bakti Nusantara (MBN) sebagai Tim KKN yang didelegasikan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) sebgai tim pengabdi yang mengabdikan diri kepada masyarakat adat Kokoda yang berada di Kampung Warmon. Adapun prioritas yang perlu dikembangkan oleh tim MBN yaitu: a). Penguatan sektor pendidikan anak-anak dan pemuda, karena melalui pendidikan mereka memperoleh pengetahuan dan keterampilan. b). Pemberdayaan pengelolaan sumber daya lokal dengan tujuan masyarakat adat Kokoda mampu mengelolah sumber daya yang dilingkungannya. c). Pemeberdayaan sektor ekononomi melalui pengembangan UMKM dengan tujuan masyarakat lebih mandiri secara ekonomi. Metode pemberdayaan yang tepat diterapkan adalah pelatihan, pendidikan, dan pendampingan. Hasil dari pemberdayaan ini untuk sektor pendidikan yaitu anak-anak dan pemuda mulai menyadari pentingnya pendidikan yang mana 5 orang anak diantaranya memiliki tekan untuk melanjutkan pendidikannya di wilayah Jawa, sektor ekonomi yaitu mayarakat kokoda mulai melakukan usaha mikro sehingga harapannya masyarakat kokoda dapat mandiri secara ekonomi.\",\"PeriodicalId\":474895,\"journal\":{\"name\":\"JPPM (Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat)\",\"volume\":\"77 1\",\"pages\":\"0\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2023-09-25\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"JPPM (Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat)\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.30595/jppm.v7i2.10981\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"JPPM (Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat)","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.30595/jppm.v7i2.10981","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
Pemberdayaan Masyarakat Wilayah 3T oleh Komunitas Mahardika Bakti Nusanatara Studi Kasus: Masyarakat Adat Kokoda di Kampung Warmon Kab. Sorong
Tujuan dari tulisan ini adalah untuk mendeskripsikan tentang kondisi masyarakat adat Kokoda yang ada di Papua yang mana merupakan sangat terbelakang dibandingkan dengan suku-suku yang ada di sekitarnya, maka dengan kehadiran tim MBN yang bekerja sama beberapa stakeholder untuk melakukan pemberdayaan diharapkan mampu mengubah masyarakat yang dulunya terbelakang dan tertinggal menuju masyarakat yang mandiri dan sejahtera.Kampung Warmon yang dihuni oleh suku Kokoda merupakan komunitas adat yang bermukim dilingkungan komunitas pendatang (Jawa, Bugis dan Makassar), namun terjadi ketimpangan diantara mereka yang mana komunitas Kokoda sebagai OPA (Orang Asli Papua) justru tertinggal dan terbelakang dibandingkan komunitas pendatang yang telah sejahtera di semua sektor. Hasil survei yang dilakukan tim MBN menunjukkan bahwa kampung warmon dari segi pendidikan, kesehatan dan kehidupan sosial masih terbelakang tercatat dari 158 kepala keluarga belum memperoleh jaminan dan kepastian ruang hidup dan penghidupan. Mahardika Bakti Nusantara (MBN) sebagai Tim KKN yang didelegasikan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) sebgai tim pengabdi yang mengabdikan diri kepada masyarakat adat Kokoda yang berada di Kampung Warmon. Adapun prioritas yang perlu dikembangkan oleh tim MBN yaitu: a). Penguatan sektor pendidikan anak-anak dan pemuda, karena melalui pendidikan mereka memperoleh pengetahuan dan keterampilan. b). Pemberdayaan pengelolaan sumber daya lokal dengan tujuan masyarakat adat Kokoda mampu mengelolah sumber daya yang dilingkungannya. c). Pemeberdayaan sektor ekononomi melalui pengembangan UMKM dengan tujuan masyarakat lebih mandiri secara ekonomi. Metode pemberdayaan yang tepat diterapkan adalah pelatihan, pendidikan, dan pendampingan. Hasil dari pemberdayaan ini untuk sektor pendidikan yaitu anak-anak dan pemuda mulai menyadari pentingnya pendidikan yang mana 5 orang anak diantaranya memiliki tekan untuk melanjutkan pendidikannya di wilayah Jawa, sektor ekonomi yaitu mayarakat kokoda mulai melakukan usaha mikro sehingga harapannya masyarakat kokoda dapat mandiri secara ekonomi.