{"title":"工业纺织品水质改进,采用球茎(Moringa oleifera)和PAC (Poly氯化物)","authors":"Hening Darpito","doi":"10.59134/jtnk.v1i01.469","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Pada penelitian ini dilakukan pengolahan air limbah yang berasal dari industri tekstil melalui proses koagulasi-flokulasi dengan menggunakan koagulan biji kelor dan PAC. Proses pengolahan dilakukan secara bertahap, pengolahan pertama menggunakan biji kelor kemudian dilanjutkan dengan menggunakan PAC. Kandungan asam amino yang terionisasi menjadikan biji kelor berperan sebagai pengikat partikel koloid dalam air limbah. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui jumlah dosis optimum biji kelor dan PAC serta waktu pengendapan, kemudian membandingkan bioflokulan biji kelor dalam memperbaiki kualitas fisik kimia air limbah industri tekstil dengan PAC. Dosis serbuk kelor yang digunakan 1.000, 2.000, 3.000, 4.000. 9.000,10.000, 11.000, 12.000 mg/L. Dan digunakan PAC sebagai pembanding dengan dosis : 4.500, 5.000, 5.500, 6.000, 6.500, 4.000, 7.500, 8.500, 9.500 mg/L. Pengaruh dosis koagulan serbuk kelor secara keseluruhan untuk menentukan dosis optimum menunjukkan pada kisaran 2.000 Mg. Sedangkan pengaruh dosis koagulan PAC secara keseluruhan untuk menentukan dosis optimum menunjukkan pada kisaran 6.000 Mg. Berdasarkan hasil perbandingan terhadap KEP-51/MENLH/10/1995 tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Industri Tekstil, karakteristik akhir air limbah yang telah diolah melalui dua tahap pengolahan tersebut masih melebihi standar baku mutu untuk parameter TDS dan COD. Kualitas hasil pengolahan yang diperoleh lebih tinggi pada pengolahan menggunakan PAC daripada serbuk kelor","PeriodicalId":127483,"journal":{"name":"JURNAL TECHLINK","volume":"43 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-09-25","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"PERBAIKAN KUALITAS AIR LIMBAH INDUSTRI TEKSTIL DENGAN MENGGUNAKAN SERBUK BIJI KELOR (Moringa oleifera) DAN PAC (Poly Aluminium Chloride)\",\"authors\":\"Hening Darpito\",\"doi\":\"10.59134/jtnk.v1i01.469\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Pada penelitian ini dilakukan pengolahan air limbah yang berasal dari industri tekstil melalui proses koagulasi-flokulasi dengan menggunakan koagulan biji kelor dan PAC. Proses pengolahan dilakukan secara bertahap, pengolahan pertama menggunakan biji kelor kemudian dilanjutkan dengan menggunakan PAC. Kandungan asam amino yang terionisasi menjadikan biji kelor berperan sebagai pengikat partikel koloid dalam air limbah. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui jumlah dosis optimum biji kelor dan PAC serta waktu pengendapan, kemudian membandingkan bioflokulan biji kelor dalam memperbaiki kualitas fisik kimia air limbah industri tekstil dengan PAC. Dosis serbuk kelor yang digunakan 1.000, 2.000, 3.000, 4.000. 9.000,10.000, 11.000, 12.000 mg/L. Dan digunakan PAC sebagai pembanding dengan dosis : 4.500, 5.000, 5.500, 6.000, 6.500, 4.000, 7.500, 8.500, 9.500 mg/L. Pengaruh dosis koagulan serbuk kelor secara keseluruhan untuk menentukan dosis optimum menunjukkan pada kisaran 2.000 Mg. Sedangkan pengaruh dosis koagulan PAC secara keseluruhan untuk menentukan dosis optimum menunjukkan pada kisaran 6.000 Mg. Berdasarkan hasil perbandingan terhadap KEP-51/MENLH/10/1995 tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Industri Tekstil, karakteristik akhir air limbah yang telah diolah melalui dua tahap pengolahan tersebut masih melebihi standar baku mutu untuk parameter TDS dan COD. Kualitas hasil pengolahan yang diperoleh lebih tinggi pada pengolahan menggunakan PAC daripada serbuk kelor\",\"PeriodicalId\":127483,\"journal\":{\"name\":\"JURNAL TECHLINK\",\"volume\":\"43 1\",\"pages\":\"0\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2023-09-25\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"JURNAL TECHLINK\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.59134/jtnk.v1i01.469\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"JURNAL TECHLINK","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.59134/jtnk.v1i01.469","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
PERBAIKAN KUALITAS AIR LIMBAH INDUSTRI TEKSTIL DENGAN MENGGUNAKAN SERBUK BIJI KELOR (Moringa oleifera) DAN PAC (Poly Aluminium Chloride)
Pada penelitian ini dilakukan pengolahan air limbah yang berasal dari industri tekstil melalui proses koagulasi-flokulasi dengan menggunakan koagulan biji kelor dan PAC. Proses pengolahan dilakukan secara bertahap, pengolahan pertama menggunakan biji kelor kemudian dilanjutkan dengan menggunakan PAC. Kandungan asam amino yang terionisasi menjadikan biji kelor berperan sebagai pengikat partikel koloid dalam air limbah. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui jumlah dosis optimum biji kelor dan PAC serta waktu pengendapan, kemudian membandingkan bioflokulan biji kelor dalam memperbaiki kualitas fisik kimia air limbah industri tekstil dengan PAC. Dosis serbuk kelor yang digunakan 1.000, 2.000, 3.000, 4.000. 9.000,10.000, 11.000, 12.000 mg/L. Dan digunakan PAC sebagai pembanding dengan dosis : 4.500, 5.000, 5.500, 6.000, 6.500, 4.000, 7.500, 8.500, 9.500 mg/L. Pengaruh dosis koagulan serbuk kelor secara keseluruhan untuk menentukan dosis optimum menunjukkan pada kisaran 2.000 Mg. Sedangkan pengaruh dosis koagulan PAC secara keseluruhan untuk menentukan dosis optimum menunjukkan pada kisaran 6.000 Mg. Berdasarkan hasil perbandingan terhadap KEP-51/MENLH/10/1995 tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Industri Tekstil, karakteristik akhir air limbah yang telah diolah melalui dua tahap pengolahan tersebut masih melebihi standar baku mutu untuk parameter TDS dan COD. Kualitas hasil pengolahan yang diperoleh lebih tinggi pada pengolahan menggunakan PAC daripada serbuk kelor