{"title":"厌恶女性在韩语中指的是妻子","authors":"Inggrid Prinsia Maharani","doi":"10.31503/madah.v14i2.624","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Korea Selatan, salah satu negara yang sudah maju dari segi peradaban dan teknologi, tidak luput dari isu-isu misogyny atau rasa kebencian terhadap perempuan. Fenomena ini dapat dikatakan masih melekat pada budaya dan menjadi warisan hingga saat ini. Wanita masih dituntut untuk mengikuti peran gender yang ditentukan oleh masyarakat, yaitu sebagai istri yang mengurus rumah tangga. Hal ini dapat dilihat dari penggunaan kata referensi untuk istri dalam bahasa Korea, di mana banyak diantaranya memiliki makna dan sejarah yang bersifat derogatif terhadap wanita. Penelitian ini kemudian menganalisis kata-kata tersebut secara historis dan mengaitkannya dengan situasi saat ini. Permasalahan yang muncul adalah masih digunakannya sebagian besar istilah ini dalam masyarakat, di mana seharusnya saat ini kesadaran tentang kesetaraan gender sudah menjadi hal yang wajib diperhatikan.","PeriodicalId":486801,"journal":{"name":"Madah","volume":"2022 10","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-10-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"MISOGYNY PADA REFERENSI TERHADAP ISTRI DALAM BAHASA KOREA\",\"authors\":\"Inggrid Prinsia Maharani\",\"doi\":\"10.31503/madah.v14i2.624\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Korea Selatan, salah satu negara yang sudah maju dari segi peradaban dan teknologi, tidak luput dari isu-isu misogyny atau rasa kebencian terhadap perempuan. Fenomena ini dapat dikatakan masih melekat pada budaya dan menjadi warisan hingga saat ini. Wanita masih dituntut untuk mengikuti peran gender yang ditentukan oleh masyarakat, yaitu sebagai istri yang mengurus rumah tangga. Hal ini dapat dilihat dari penggunaan kata referensi untuk istri dalam bahasa Korea, di mana banyak diantaranya memiliki makna dan sejarah yang bersifat derogatif terhadap wanita. Penelitian ini kemudian menganalisis kata-kata tersebut secara historis dan mengaitkannya dengan situasi saat ini. Permasalahan yang muncul adalah masih digunakannya sebagian besar istilah ini dalam masyarakat, di mana seharusnya saat ini kesadaran tentang kesetaraan gender sudah menjadi hal yang wajib diperhatikan.\",\"PeriodicalId\":486801,\"journal\":{\"name\":\"Madah\",\"volume\":\"2022 10\",\"pages\":\"0\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2023-10-31\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Madah\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.31503/madah.v14i2.624\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Madah","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.31503/madah.v14i2.624","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
MISOGYNY PADA REFERENSI TERHADAP ISTRI DALAM BAHASA KOREA
Korea Selatan, salah satu negara yang sudah maju dari segi peradaban dan teknologi, tidak luput dari isu-isu misogyny atau rasa kebencian terhadap perempuan. Fenomena ini dapat dikatakan masih melekat pada budaya dan menjadi warisan hingga saat ini. Wanita masih dituntut untuk mengikuti peran gender yang ditentukan oleh masyarakat, yaitu sebagai istri yang mengurus rumah tangga. Hal ini dapat dilihat dari penggunaan kata referensi untuk istri dalam bahasa Korea, di mana banyak diantaranya memiliki makna dan sejarah yang bersifat derogatif terhadap wanita. Penelitian ini kemudian menganalisis kata-kata tersebut secara historis dan mengaitkannya dengan situasi saat ini. Permasalahan yang muncul adalah masih digunakannya sebagian besar istilah ini dalam masyarakat, di mana seharusnya saat ini kesadaran tentang kesetaraan gender sudah menjadi hal yang wajib diperhatikan.