Muhammad Arif Fadhilah, Wilsa Wilsa, Joko Hariadi, Azrul Rizki, Nanda Iswara
{"title":"保护塔米昂马来社区的阿尔凯语词汇(亚齐塔米昂县本达哈拉区案例研究)","authors":"Muhammad Arif Fadhilah, Wilsa Wilsa, Joko Hariadi, Azrul Rizki, Nanda Iswara","doi":"10.33503/alfabeta.v6i2.3655","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Kajian ini mendeskripsikan penguasaan kosakata arkais masyarakat Melayu Tamiang, khususnya yang bermukim pada Kecamatan Bendahara. Studi ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif dan memanfaatkan Kuesioner dan Wawancara sebagai instrumen pengumpulan data. Responden adalah 1000 orang penduduk asli Tamiang yang dikelompokkan menjadi remaja (375 orang), dewasa (415 orang), dan lanjut (210 orang). Tiga puluh lima kosakata yang dianggap arkais di dapat dari wawancara dengan tokoh adat dan Majelis Adat Aceh. Persentase rerata yang tidak pernah mendengar a.dalah, 24.71, 41.69, dan 16.67 untuk tiap kelompok usia. Sedangkan persentase rerata untuk yang mengetahui arti adalah 15.81, 26.99, dan 76.19 untuk tiap kelompok usia. Untuk yang tidak mengetahui arti, 59.48, 31.33, dan 7.14 untuk tiap kelompok usia. Hal ini mengindikasikan bahwa rentang usia remaja memiliki penguasaan kosakata arkais Melayu yang cenderung rendah (59.48%) sehingga membutuhkan pembinaan lebih lanjut","PeriodicalId":488475,"journal":{"name":"Alfabeta","volume":"66 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-10-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"Pemertahanan Kosakata Arkais Masyarakat Melayu Tamiang (Studi Kasus Pada Kecamatan Bendahara Kabupaten Aceh Tamiang)\",\"authors\":\"Muhammad Arif Fadhilah, Wilsa Wilsa, Joko Hariadi, Azrul Rizki, Nanda Iswara\",\"doi\":\"10.33503/alfabeta.v6i2.3655\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Kajian ini mendeskripsikan penguasaan kosakata arkais masyarakat Melayu Tamiang, khususnya yang bermukim pada Kecamatan Bendahara. Studi ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif dan memanfaatkan Kuesioner dan Wawancara sebagai instrumen pengumpulan data. Responden adalah 1000 orang penduduk asli Tamiang yang dikelompokkan menjadi remaja (375 orang), dewasa (415 orang), dan lanjut (210 orang). Tiga puluh lima kosakata yang dianggap arkais di dapat dari wawancara dengan tokoh adat dan Majelis Adat Aceh. Persentase rerata yang tidak pernah mendengar a.dalah, 24.71, 41.69, dan 16.67 untuk tiap kelompok usia. Sedangkan persentase rerata untuk yang mengetahui arti adalah 15.81, 26.99, dan 76.19 untuk tiap kelompok usia. Untuk yang tidak mengetahui arti, 59.48, 31.33, dan 7.14 untuk tiap kelompok usia. Hal ini mengindikasikan bahwa rentang usia remaja memiliki penguasaan kosakata arkais Melayu yang cenderung rendah (59.48%) sehingga membutuhkan pembinaan lebih lanjut\",\"PeriodicalId\":488475,\"journal\":{\"name\":\"Alfabeta\",\"volume\":\"66 1\",\"pages\":\"0\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2023-10-15\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Alfabeta\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.33503/alfabeta.v6i2.3655\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Alfabeta","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.33503/alfabeta.v6i2.3655","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
Pemertahanan Kosakata Arkais Masyarakat Melayu Tamiang (Studi Kasus Pada Kecamatan Bendahara Kabupaten Aceh Tamiang)
Kajian ini mendeskripsikan penguasaan kosakata arkais masyarakat Melayu Tamiang, khususnya yang bermukim pada Kecamatan Bendahara. Studi ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif dan memanfaatkan Kuesioner dan Wawancara sebagai instrumen pengumpulan data. Responden adalah 1000 orang penduduk asli Tamiang yang dikelompokkan menjadi remaja (375 orang), dewasa (415 orang), dan lanjut (210 orang). Tiga puluh lima kosakata yang dianggap arkais di dapat dari wawancara dengan tokoh adat dan Majelis Adat Aceh. Persentase rerata yang tidak pernah mendengar a.dalah, 24.71, 41.69, dan 16.67 untuk tiap kelompok usia. Sedangkan persentase rerata untuk yang mengetahui arti adalah 15.81, 26.99, dan 76.19 untuk tiap kelompok usia. Untuk yang tidak mengetahui arti, 59.48, 31.33, dan 7.14 untuk tiap kelompok usia. Hal ini mengindikasikan bahwa rentang usia remaja memiliki penguasaan kosakata arkais Melayu yang cenderung rendah (59.48%) sehingga membutuhkan pembinaan lebih lanjut