{"title":"用染鞋油、硫酸20%和醋酸6%分析尿液蛋白结果的不同","authors":"Sri Wahyuni, Asriyani Ridwan, Asnidar Asnidar","doi":"10.35706/pc.v4i2.10074","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Latar Belakang: Urin merupakan cairan sisa yang dikeluarkan oleh ginjal sebagai bagian dari proses urinalisa. Pemeriksaan protein dalam urin adalah salah satu komponen yang penting dalam pemeriksaan rutin urin untuk membantu dalam diagnosis gangguan fungsi ginjal. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menilai hasil pemeriksaan protein urin menggunakan tiga metode berbeda, yaitu metode carik celup, metode asam sulfosalisilat 20%, dan metode asam acetat 6%. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk menentukan apakah terdapat perbedaan hasil antara ketiga metode tersebut. Metode: Dalam penelitian ini, digunakan tiga metode berbeda untuk pemeriksaan protein urin, yaitu metode carik celup, metode asam sulfosalisilat 20%, dan metode asam acetat 6%. Hasil: Dari 30 sampel yang diuji menggunakan masing-masing metode, ditemukan bahwa 25 sampel (83.3%) menunjukkan hasil negatif protein urin, sementara 5 sampel (16.7%) menunjukkan hasil positif protein urin. Kesimpulan: Berdasarkan analisis data dengan uji chi square dan nilai p-value (P>0.05), dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan signifikan antara hasil pemeriksaan protein urin menggunakan metode carik celup, asam sulfosalisilat 20%, dan asam asetat 6%.","PeriodicalId":476020,"journal":{"name":"PharmaCine Journal of Pharmacy Medical and Health Science","volume":"92 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-09-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"Perbedaan Hasil Pemeriksaan Protein Urine dengan Menggunakan Metode Carik Celup, Asam Sulfosalisilat 20%, dan Asam Asetat 6%\",\"authors\":\"Sri Wahyuni, Asriyani Ridwan, Asnidar Asnidar\",\"doi\":\"10.35706/pc.v4i2.10074\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Latar Belakang: Urin merupakan cairan sisa yang dikeluarkan oleh ginjal sebagai bagian dari proses urinalisa. Pemeriksaan protein dalam urin adalah salah satu komponen yang penting dalam pemeriksaan rutin urin untuk membantu dalam diagnosis gangguan fungsi ginjal. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menilai hasil pemeriksaan protein urin menggunakan tiga metode berbeda, yaitu metode carik celup, metode asam sulfosalisilat 20%, dan metode asam acetat 6%. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk menentukan apakah terdapat perbedaan hasil antara ketiga metode tersebut. Metode: Dalam penelitian ini, digunakan tiga metode berbeda untuk pemeriksaan protein urin, yaitu metode carik celup, metode asam sulfosalisilat 20%, dan metode asam acetat 6%. Hasil: Dari 30 sampel yang diuji menggunakan masing-masing metode, ditemukan bahwa 25 sampel (83.3%) menunjukkan hasil negatif protein urin, sementara 5 sampel (16.7%) menunjukkan hasil positif protein urin. Kesimpulan: Berdasarkan analisis data dengan uji chi square dan nilai p-value (P>0.05), dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan signifikan antara hasil pemeriksaan protein urin menggunakan metode carik celup, asam sulfosalisilat 20%, dan asam asetat 6%.\",\"PeriodicalId\":476020,\"journal\":{\"name\":\"PharmaCine Journal of Pharmacy Medical and Health Science\",\"volume\":\"92 1\",\"pages\":\"0\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2023-09-01\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"PharmaCine Journal of Pharmacy Medical and Health Science\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.35706/pc.v4i2.10074\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"PharmaCine Journal of Pharmacy Medical and Health Science","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.35706/pc.v4i2.10074","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
Perbedaan Hasil Pemeriksaan Protein Urine dengan Menggunakan Metode Carik Celup, Asam Sulfosalisilat 20%, dan Asam Asetat 6%
Latar Belakang: Urin merupakan cairan sisa yang dikeluarkan oleh ginjal sebagai bagian dari proses urinalisa. Pemeriksaan protein dalam urin adalah salah satu komponen yang penting dalam pemeriksaan rutin urin untuk membantu dalam diagnosis gangguan fungsi ginjal. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menilai hasil pemeriksaan protein urin menggunakan tiga metode berbeda, yaitu metode carik celup, metode asam sulfosalisilat 20%, dan metode asam acetat 6%. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk menentukan apakah terdapat perbedaan hasil antara ketiga metode tersebut. Metode: Dalam penelitian ini, digunakan tiga metode berbeda untuk pemeriksaan protein urin, yaitu metode carik celup, metode asam sulfosalisilat 20%, dan metode asam acetat 6%. Hasil: Dari 30 sampel yang diuji menggunakan masing-masing metode, ditemukan bahwa 25 sampel (83.3%) menunjukkan hasil negatif protein urin, sementara 5 sampel (16.7%) menunjukkan hasil positif protein urin. Kesimpulan: Berdasarkan analisis data dengan uji chi square dan nilai p-value (P>0.05), dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan signifikan antara hasil pemeriksaan protein urin menggunakan metode carik celup, asam sulfosalisilat 20%, dan asam asetat 6%.