{"title":"约伯记42:6对“后悔”一词含义的主题研究","authors":"Andris Kiamani, Elen Acay, Elok Kartika Wulansari, Youla Martje Gosal, Priskilla Grace Ticoalu","doi":"10.59830/voh.v6i1.95","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Kata “menyesal” pada umumnya sering dikaitkan dengan perasaan kecewa karena situasi atau peristiwa yang tidak menyenangkan yang terjadi karena telah berbuat kesalahan, dosa, dan sebagainya. Di dalam kitab Ayub 42:6 juga menuliskan bahwa Ayub menyesal. Beberapa penelitian sebelumnya telah memberikan penjelasan mengenai kata “menyesal” yang lebih menitikberatkan pada aplikasi atau tindakan Ayub dari penyesalan itu sendiri, yang memberi kesan bahwa penyesalan Ayub berkonotasi pada kesalahan Ayub sehingga ia harus bertobat. Penulisan ini bertujuan untuk menemukan arti yang sesungguhnya dari kata “menyesal” yang terdapat dalam kitab Ayub 42:6. Dengan menggunakan metode penulisan tematik, penulis berusaha mengkaji makna sesungguhnya dari kata “menyesal” yang dimaksud dalam Ayub 42:6 dengan menyelidiki makna kata tersebut yang ditinjau dari konteks narasi kitab Ayub sesuai dengan maksud penulisan kitab itu sendiri. Penulis menemukan bahwa kata “menyesal” ini disebabkan oleh ketidakpahaman Ayub akan Allah, yang mengandung pengertian bahwa Ayub “berubah pikiran” (karena cara pandang Ayub yang berubah tentang Allah) setelah ia mendengarkan penjelasan Tuhan secara langsung, yang membuat Ayub berserah diri kepada Allah yang berdaulat dan berkuasa.","PeriodicalId":498368,"journal":{"name":"Voice of HAMI Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen","volume":"21 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-09-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"STUDI TEMATIK TERHADAP MAKNA KATA “MENYESAL” DALAM KITAB AYUB.42:6\",\"authors\":\"Andris Kiamani, Elen Acay, Elok Kartika Wulansari, Youla Martje Gosal, Priskilla Grace Ticoalu\",\"doi\":\"10.59830/voh.v6i1.95\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Kata “menyesal” pada umumnya sering dikaitkan dengan perasaan kecewa karena situasi atau peristiwa yang tidak menyenangkan yang terjadi karena telah berbuat kesalahan, dosa, dan sebagainya. Di dalam kitab Ayub 42:6 juga menuliskan bahwa Ayub menyesal. Beberapa penelitian sebelumnya telah memberikan penjelasan mengenai kata “menyesal” yang lebih menitikberatkan pada aplikasi atau tindakan Ayub dari penyesalan itu sendiri, yang memberi kesan bahwa penyesalan Ayub berkonotasi pada kesalahan Ayub sehingga ia harus bertobat. Penulisan ini bertujuan untuk menemukan arti yang sesungguhnya dari kata “menyesal” yang terdapat dalam kitab Ayub 42:6. Dengan menggunakan metode penulisan tematik, penulis berusaha mengkaji makna sesungguhnya dari kata “menyesal” yang dimaksud dalam Ayub 42:6 dengan menyelidiki makna kata tersebut yang ditinjau dari konteks narasi kitab Ayub sesuai dengan maksud penulisan kitab itu sendiri. Penulis menemukan bahwa kata “menyesal” ini disebabkan oleh ketidakpahaman Ayub akan Allah, yang mengandung pengertian bahwa Ayub “berubah pikiran” (karena cara pandang Ayub yang berubah tentang Allah) setelah ia mendengarkan penjelasan Tuhan secara langsung, yang membuat Ayub berserah diri kepada Allah yang berdaulat dan berkuasa.\",\"PeriodicalId\":498368,\"journal\":{\"name\":\"Voice of HAMI Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen\",\"volume\":\"21 1\",\"pages\":\"0\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2023-09-01\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Voice of HAMI Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.59830/voh.v6i1.95\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Voice of HAMI Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.59830/voh.v6i1.95","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
STUDI TEMATIK TERHADAP MAKNA KATA “MENYESAL” DALAM KITAB AYUB.42:6
Kata “menyesal” pada umumnya sering dikaitkan dengan perasaan kecewa karena situasi atau peristiwa yang tidak menyenangkan yang terjadi karena telah berbuat kesalahan, dosa, dan sebagainya. Di dalam kitab Ayub 42:6 juga menuliskan bahwa Ayub menyesal. Beberapa penelitian sebelumnya telah memberikan penjelasan mengenai kata “menyesal” yang lebih menitikberatkan pada aplikasi atau tindakan Ayub dari penyesalan itu sendiri, yang memberi kesan bahwa penyesalan Ayub berkonotasi pada kesalahan Ayub sehingga ia harus bertobat. Penulisan ini bertujuan untuk menemukan arti yang sesungguhnya dari kata “menyesal” yang terdapat dalam kitab Ayub 42:6. Dengan menggunakan metode penulisan tematik, penulis berusaha mengkaji makna sesungguhnya dari kata “menyesal” yang dimaksud dalam Ayub 42:6 dengan menyelidiki makna kata tersebut yang ditinjau dari konteks narasi kitab Ayub sesuai dengan maksud penulisan kitab itu sendiri. Penulis menemukan bahwa kata “menyesal” ini disebabkan oleh ketidakpahaman Ayub akan Allah, yang mengandung pengertian bahwa Ayub “berubah pikiran” (karena cara pandang Ayub yang berubah tentang Allah) setelah ia mendengarkan penjelasan Tuhan secara langsung, yang membuat Ayub berserah diri kepada Allah yang berdaulat dan berkuasa.