{"title":"克迪里地区卡宴辣椒供应链管理分析","authors":"Irma Ratih Anjasmara, Slamet Subari","doi":"10.21107/agriscience.v4i1.15888","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Hasil pertanian utama di Desa Bulupasar adalah cabai rawit, namun karena kendala pemasaran, produsen belum sepenuhnya memetik hasilnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi struktur pola rantai pasok cabai rawit dan efisiensi pemasaran di Desa Bulupasar Kabupaten Kediri. Baik data primer maupun data sekunder merupakan sumber informasi. Observasi maupun wawancara dengan bantuan kuesioner digunakan sebagai teknik pengumpulan data. Hasil analisis menunjukkan bahwa di Desa Bulupasar terdapat tiga saluran pemasaran cabai rawit yaitu: (1) petani-pedagang pengepul-pedagang besar-pedagang pengecer-pedagang keliling-konsumen akhir (2) petani-pedagang pengepul-pedagang besar-pedagang pengecer-konsumen akhir (3) petani-pedagang pengepul-pedagang pengecer-konsumen akhir. Margin pemasaran pada saluran pemasaran I sebesar Rp.53.000 , saluran II sebesar Rp.33.000 dan saluran III sebesar Rp.33.000. Berdasarkan farmer share-nya semua saluran pemasaran masuk ke kategori efisien dimana nilai farmer share lebih dari 50%. Pada nilai efisiensi pemasaran saluran pemasaran III dikatakan paling efisien dimana nilainya sebesar 4,5%. Saran yang dapat diberikan yaitu sebaiknya petani cabai rawit dan lembaga pemasaran mempertimbangkan kembali menggunkan saluran pemasaran III, agar keuntungan yang didapat oleh petani dan lembaga pemasaran lebih besar. Tetapi tidak berarti petani dan lembaga pemasaran untuk tidak menggunakan saluran pemasaran I dan II.","PeriodicalId":92375,"journal":{"name":"International journal of agriscience","volume":"25 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-07-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"Analisis Manajemen Rantai Pasok (Supply Chain Management) Cabai Rawit di Kabupaten Kediri\",\"authors\":\"Irma Ratih Anjasmara, Slamet Subari\",\"doi\":\"10.21107/agriscience.v4i1.15888\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Hasil pertanian utama di Desa Bulupasar adalah cabai rawit, namun karena kendala pemasaran, produsen belum sepenuhnya memetik hasilnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi struktur pola rantai pasok cabai rawit dan efisiensi pemasaran di Desa Bulupasar Kabupaten Kediri. Baik data primer maupun data sekunder merupakan sumber informasi. Observasi maupun wawancara dengan bantuan kuesioner digunakan sebagai teknik pengumpulan data. Hasil analisis menunjukkan bahwa di Desa Bulupasar terdapat tiga saluran pemasaran cabai rawit yaitu: (1) petani-pedagang pengepul-pedagang besar-pedagang pengecer-pedagang keliling-konsumen akhir (2) petani-pedagang pengepul-pedagang besar-pedagang pengecer-konsumen akhir (3) petani-pedagang pengepul-pedagang pengecer-konsumen akhir. Margin pemasaran pada saluran pemasaran I sebesar Rp.53.000 , saluran II sebesar Rp.33.000 dan saluran III sebesar Rp.33.000. Berdasarkan farmer share-nya semua saluran pemasaran masuk ke kategori efisien dimana nilai farmer share lebih dari 50%. Pada nilai efisiensi pemasaran saluran pemasaran III dikatakan paling efisien dimana nilainya sebesar 4,5%. Saran yang dapat diberikan yaitu sebaiknya petani cabai rawit dan lembaga pemasaran mempertimbangkan kembali menggunkan saluran pemasaran III, agar keuntungan yang didapat oleh petani dan lembaga pemasaran lebih besar. Tetapi tidak berarti petani dan lembaga pemasaran untuk tidak menggunakan saluran pemasaran I dan II.\",\"PeriodicalId\":92375,\"journal\":{\"name\":\"International journal of agriscience\",\"volume\":\"25 1\",\"pages\":\"0\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2023-07-31\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"International journal of agriscience\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.21107/agriscience.v4i1.15888\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"International journal of agriscience","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.21107/agriscience.v4i1.15888","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
Analisis Manajemen Rantai Pasok (Supply Chain Management) Cabai Rawit di Kabupaten Kediri
Hasil pertanian utama di Desa Bulupasar adalah cabai rawit, namun karena kendala pemasaran, produsen belum sepenuhnya memetik hasilnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi struktur pola rantai pasok cabai rawit dan efisiensi pemasaran di Desa Bulupasar Kabupaten Kediri. Baik data primer maupun data sekunder merupakan sumber informasi. Observasi maupun wawancara dengan bantuan kuesioner digunakan sebagai teknik pengumpulan data. Hasil analisis menunjukkan bahwa di Desa Bulupasar terdapat tiga saluran pemasaran cabai rawit yaitu: (1) petani-pedagang pengepul-pedagang besar-pedagang pengecer-pedagang keliling-konsumen akhir (2) petani-pedagang pengepul-pedagang besar-pedagang pengecer-konsumen akhir (3) petani-pedagang pengepul-pedagang pengecer-konsumen akhir. Margin pemasaran pada saluran pemasaran I sebesar Rp.53.000 , saluran II sebesar Rp.33.000 dan saluran III sebesar Rp.33.000. Berdasarkan farmer share-nya semua saluran pemasaran masuk ke kategori efisien dimana nilai farmer share lebih dari 50%. Pada nilai efisiensi pemasaran saluran pemasaran III dikatakan paling efisien dimana nilainya sebesar 4,5%. Saran yang dapat diberikan yaitu sebaiknya petani cabai rawit dan lembaga pemasaran mempertimbangkan kembali menggunkan saluran pemasaran III, agar keuntungan yang didapat oleh petani dan lembaga pemasaran lebih besar. Tetapi tidak berarti petani dan lembaga pemasaran untuk tidak menggunakan saluran pemasaran I dan II.