Sinar Nathalia Sitorus, Hidajat Soegihardjo, Ahmad Basshofi Habieb, Ahmad Basshofi Habieb
{"title":"使用高阻尼橡胶支座(HDRB)型基座隔离系统对印尼苏卡布米地区红十字会大楼结构规划进行修改","authors":"Sinar Nathalia Sitorus, Hidajat Soegihardjo, Ahmad Basshofi Habieb, Ahmad Basshofi Habieb","doi":"10.12962/j23373539.v12i2.112341","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Berdasarkan data rekaman kegempaan di Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), gempa bumi di Indonesia rata-rata terjadi 5.000 kali dalam setahun. Menurut Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, salah satu daerah di Indonesia yang rawan terjadi gempa bumi adalah Sukabumi, sehingga dalam merancang bangunan di wilayah tersebut perlu perhatian khusus. Seiring berkembangnya teknologi, berbagai inovasi dilakukan untuk dapat mengatasi masalah kerusakan bangunan akibat gempa bumi dengan lebih efektif. Salah satu solusi untuk mengurangi dampak kerugian akibat terjadinya gempa adalah dengan sistem base isolation. Digunakannya base isolation adalah untuk memperpanjang periode getar struktur sehingga percepatan gempa mengecil. Pada studi ini, jenis base isolator yang digunakan adalah High Damping Rubber Bearing (HDRB) yang merupakan salah satu jenis laminated rubber bearing yang terbuat dari penggabungan senyawa karet dengan nilai rasio redaman yang tinggi. Gedung PMI Kabupaten Sukabumi yang sebelumnya dirancang dengan metode konvensional dirancang kembali menggunakan metode base isolation. Pada pemodelan gedung dengan denah tidak beratura bentuk L, sumbu kritis (sumbu utama) dari bangunan, yaitu sumbu dimana jari-jari girasi paling kecil, perlu diperhatikan. Pada sumbu ini arah gempa dibebankan pada arah sumbu utama, sehingga diperoleh respon struktur maksimum. Dari hasil studi didapatkan sudut antara sumbu kritis terhadap sumbu x sebesar 70,9°. Analisis ini sudah memperhitungkan eksentrisitas beban gempa terhadap pusat geser ditambah 5% dari dimensi denah bangunan. Selanjutnya berdasarkan hasil analisis, penggunaan sistem isolasi pada gedung mampu mereduksi gaya geser dasar pada bangunan secara signifikan, dimana rata-rata reduksi gaya gesernya sebesar 4 kali lipat. Selain itu, gedung dengan sistem isolasi memiliki nilai partisipasi massa sudah mencapai >90% pada mode 1 dan mode 2. Shifting Period pada sistem isolasi mencapai 2,7 kali untuk arah X dan 2,8 kali untuk arah Y dan simpangan antar lantai pada struktur sistem isolasi berkurang hingga >60% dari pada struktur dengan sistem fixed base.","PeriodicalId":17733,"journal":{"name":"Jurnal Teknik ITS","volume":"30 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-09-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"Modifikasi Perencanaan Struktur Gedung Palang Merah Indonesia Kabupaten Sukabumi Menggunakan Sistem Base Isolation Tipe High Damping Rubber Bearing (HDRB)\",\"authors\":\"Sinar Nathalia Sitorus, Hidajat Soegihardjo, Ahmad Basshofi Habieb, Ahmad Basshofi Habieb\",\"doi\":\"10.12962/j23373539.v12i2.112341\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Berdasarkan data rekaman kegempaan di Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), gempa bumi di Indonesia rata-rata terjadi 5.000 kali dalam setahun. Menurut Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, salah satu daerah di Indonesia yang rawan terjadi gempa bumi adalah Sukabumi, sehingga dalam merancang bangunan di wilayah tersebut perlu perhatian khusus. Seiring berkembangnya teknologi, berbagai inovasi dilakukan untuk dapat mengatasi masalah kerusakan bangunan akibat gempa bumi dengan lebih efektif. Salah satu solusi untuk mengurangi dampak kerugian akibat terjadinya gempa adalah dengan sistem base isolation. Digunakannya base isolation adalah untuk memperpanjang periode getar struktur sehingga percepatan gempa mengecil. Pada studi ini, jenis base isolator yang digunakan adalah High Damping Rubber Bearing (HDRB) yang merupakan salah satu jenis laminated rubber bearing yang terbuat dari penggabungan senyawa karet dengan nilai rasio redaman yang tinggi. Gedung PMI Kabupaten Sukabumi yang sebelumnya dirancang dengan metode konvensional dirancang kembali menggunakan metode base isolation. Pada pemodelan gedung dengan denah tidak beratura bentuk L, sumbu kritis (sumbu utama) dari bangunan, yaitu sumbu dimana jari-jari girasi paling kecil, perlu diperhatikan. Pada sumbu ini arah gempa dibebankan pada arah sumbu utama, sehingga diperoleh respon struktur maksimum. Dari hasil studi didapatkan sudut antara sumbu kritis terhadap sumbu x sebesar 70,9°. Analisis ini sudah memperhitungkan eksentrisitas beban gempa terhadap pusat geser ditambah 5% dari dimensi denah bangunan. Selanjutnya berdasarkan hasil analisis, penggunaan sistem isolasi pada gedung mampu mereduksi gaya geser dasar pada bangunan secara signifikan, dimana rata-rata reduksi gaya gesernya sebesar 4 kali lipat. Selain itu, gedung dengan sistem isolasi memiliki nilai partisipasi massa sudah mencapai >90% pada mode 1 dan mode 2. Shifting Period pada sistem isolasi mencapai 2,7 kali untuk arah X dan 2,8 kali untuk arah Y dan simpangan antar lantai pada struktur sistem isolasi berkurang hingga >60% dari pada struktur dengan sistem fixed base.\",\"PeriodicalId\":17733,\"journal\":{\"name\":\"Jurnal Teknik ITS\",\"volume\":\"30 1\",\"pages\":\"0\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2023-09-18\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Jurnal Teknik ITS\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.12962/j23373539.v12i2.112341\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Teknik ITS","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.12962/j23373539.v12i2.112341","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
摘要
根据气象学和地球物理学(BMKG)的地震记录,印尼平均每年发生5000次地震。据印尼能源和矿物资源管理局(ministry for energy and矿物资源)称,印度尼西亚易发生地震的地区之一是Sukabumi,因此该地区的建筑设计需要特别注意。随着技术的发展,正在进行创新,以更有效地解决地震对建筑物的破坏问题。减少地震损失影响的一个解决方案是孤立基地系统。基地隔离是为了延长结构震动的时间,从而加速地震。在这项研究中,使用的同位素类型是高对偶橡胶轴承(HDRB),这是一种由橡胶复合材料与高阻尼比组合而成的合金轴承。苏卡米区PMI大楼是用传统方法重建基地的。在L型无图的建筑建模中,建筑的临界轴,也就是最低摆动手指的轴心,需要注意。在这个轴上,地震的方向被施加在主轴的方向上,所以它得到了最大的结构响应。从研究结果得到轴之间的夹角x轴批评7090万°。这一分析已经考虑到了滑动中心的地震负荷密度加上建筑平面图尺寸的5%。此外,根据分析结果,建筑物上的隔离系统的使用可以显著减少建筑物的基本剪切力,而其平均减少四倍。此外,在模式1和模式2中,隔离系统的建设已经达到了群众参与的90%。隔离系统的值值为2.7倍,X的值为2.8倍,Y的值和交叉的值为零,隔离系统的值为60%。
Modifikasi Perencanaan Struktur Gedung Palang Merah Indonesia Kabupaten Sukabumi Menggunakan Sistem Base Isolation Tipe High Damping Rubber Bearing (HDRB)
Berdasarkan data rekaman kegempaan di Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), gempa bumi di Indonesia rata-rata terjadi 5.000 kali dalam setahun. Menurut Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, salah satu daerah di Indonesia yang rawan terjadi gempa bumi adalah Sukabumi, sehingga dalam merancang bangunan di wilayah tersebut perlu perhatian khusus. Seiring berkembangnya teknologi, berbagai inovasi dilakukan untuk dapat mengatasi masalah kerusakan bangunan akibat gempa bumi dengan lebih efektif. Salah satu solusi untuk mengurangi dampak kerugian akibat terjadinya gempa adalah dengan sistem base isolation. Digunakannya base isolation adalah untuk memperpanjang periode getar struktur sehingga percepatan gempa mengecil. Pada studi ini, jenis base isolator yang digunakan adalah High Damping Rubber Bearing (HDRB) yang merupakan salah satu jenis laminated rubber bearing yang terbuat dari penggabungan senyawa karet dengan nilai rasio redaman yang tinggi. Gedung PMI Kabupaten Sukabumi yang sebelumnya dirancang dengan metode konvensional dirancang kembali menggunakan metode base isolation. Pada pemodelan gedung dengan denah tidak beratura bentuk L, sumbu kritis (sumbu utama) dari bangunan, yaitu sumbu dimana jari-jari girasi paling kecil, perlu diperhatikan. Pada sumbu ini arah gempa dibebankan pada arah sumbu utama, sehingga diperoleh respon struktur maksimum. Dari hasil studi didapatkan sudut antara sumbu kritis terhadap sumbu x sebesar 70,9°. Analisis ini sudah memperhitungkan eksentrisitas beban gempa terhadap pusat geser ditambah 5% dari dimensi denah bangunan. Selanjutnya berdasarkan hasil analisis, penggunaan sistem isolasi pada gedung mampu mereduksi gaya geser dasar pada bangunan secara signifikan, dimana rata-rata reduksi gaya gesernya sebesar 4 kali lipat. Selain itu, gedung dengan sistem isolasi memiliki nilai partisipasi massa sudah mencapai >90% pada mode 1 dan mode 2. Shifting Period pada sistem isolasi mencapai 2,7 kali untuk arah X dan 2,8 kali untuk arah Y dan simpangan antar lantai pada struktur sistem isolasi berkurang hingga >60% dari pada struktur dengan sistem fixed base.