{"title":"对城市保留区环境的概念的多感研究","authors":"Eggi Septianto, Michael Isnaeni Djimantoro, Patricia Pahlevi Noviandri, None Firmansyah, Heru Wibowo Poerbo, Widjaja Martokusumo","doi":"10.30822/arteks.v8i2.2147","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Multi-sensori berpengaruh dalam mengenali sebuah tempat lebih baik. Proses mengenali tersebut perlu didukung oleh konsepsi tempat yang tidak dibatasi oleh aspek fisik saja. Pemahaman ini berlawanan dengan paradigma yang umum terjadi dalam pemahaman dan model pelestarian kawasan cagar budaya yang masih terbatas pada peningkatan kualitas fisik berdasarkan indra visual. Artikel ini mendiskusikan peran dan potensi multi-sensori dalam memahami konsepsi tempat yang bermanfaat pada pelestarian kawasan cagar budaya perkotaan. Penelitian ini menggunakan pengumpulan data dari studi kepustakaan dan pengamatan lapangan kawasan cagar budaya sekitar Gedung Sate kota Bandung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi multi-sensori berperan serta berpotensi untuk mempermudah proses pembacaan dan merasakan tempat oleh individu. Diskusi ini membuka wacana baru untuk mengintegrasikan aspek non fisik berbasis persepsi subjek dalam diskusi kawasan cagar budaya perkotaan.
 
","PeriodicalId":33750,"journal":{"name":"ARTEKS Jurnal Teknik Arsitektur","volume":"49 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-08-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"Multi-sensori dalam konsepsi tempat pada lingkungan cagar budaya perkotaan\",\"authors\":\"Eggi Septianto, Michael Isnaeni Djimantoro, Patricia Pahlevi Noviandri, None Firmansyah, Heru Wibowo Poerbo, Widjaja Martokusumo\",\"doi\":\"10.30822/arteks.v8i2.2147\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Multi-sensori berpengaruh dalam mengenali sebuah tempat lebih baik. Proses mengenali tersebut perlu didukung oleh konsepsi tempat yang tidak dibatasi oleh aspek fisik saja. Pemahaman ini berlawanan dengan paradigma yang umum terjadi dalam pemahaman dan model pelestarian kawasan cagar budaya yang masih terbatas pada peningkatan kualitas fisik berdasarkan indra visual. Artikel ini mendiskusikan peran dan potensi multi-sensori dalam memahami konsepsi tempat yang bermanfaat pada pelestarian kawasan cagar budaya perkotaan. Penelitian ini menggunakan pengumpulan data dari studi kepustakaan dan pengamatan lapangan kawasan cagar budaya sekitar Gedung Sate kota Bandung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi multi-sensori berperan serta berpotensi untuk mempermudah proses pembacaan dan merasakan tempat oleh individu. Diskusi ini membuka wacana baru untuk mengintegrasikan aspek non fisik berbasis persepsi subjek dalam diskusi kawasan cagar budaya perkotaan.
 
\",\"PeriodicalId\":33750,\"journal\":{\"name\":\"ARTEKS Jurnal Teknik Arsitektur\",\"volume\":\"49 1\",\"pages\":\"0\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2023-08-01\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"ARTEKS Jurnal Teknik Arsitektur\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.30822/arteks.v8i2.2147\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"ARTEKS Jurnal Teknik Arsitektur","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.30822/arteks.v8i2.2147","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
Multi-sensori dalam konsepsi tempat pada lingkungan cagar budaya perkotaan
Multi-sensori berpengaruh dalam mengenali sebuah tempat lebih baik. Proses mengenali tersebut perlu didukung oleh konsepsi tempat yang tidak dibatasi oleh aspek fisik saja. Pemahaman ini berlawanan dengan paradigma yang umum terjadi dalam pemahaman dan model pelestarian kawasan cagar budaya yang masih terbatas pada peningkatan kualitas fisik berdasarkan indra visual. Artikel ini mendiskusikan peran dan potensi multi-sensori dalam memahami konsepsi tempat yang bermanfaat pada pelestarian kawasan cagar budaya perkotaan. Penelitian ini menggunakan pengumpulan data dari studi kepustakaan dan pengamatan lapangan kawasan cagar budaya sekitar Gedung Sate kota Bandung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi multi-sensori berperan serta berpotensi untuk mempermudah proses pembacaan dan merasakan tempat oleh individu. Diskusi ini membuka wacana baru untuk mengintegrasikan aspek non fisik berbasis persepsi subjek dalam diskusi kawasan cagar budaya perkotaan.