{"title":"天然和人工合成元素在城市空间功能的披露中的互补级","authors":"Raisa Firasyan, F.X. Budiwidodo Pangarso","doi":"10.26593/risa.v7i04.7232.334-350","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Abstrak - Arsitektur selalu diliputi oleh konteks tempatnya. Hal ini tentu terkait erat dengan kesan visual yangtercipta dalam skala besar, yaitu skala kota. Sebuah kota dapat memiliki suatu identitas karena arsitektur didalamnya yang berhubungan dengan alamnya. Elemen pembentuk ruang kota akan menyesuaikan dan mengantisipasi menggunakan rancangan yang merespon fakta geografisnya. Penyesuaian tersebut dapatmenimbulkan nilai kebaikan visual yang berbeda.Kota seringkali dipisahkan begitu saja dari alam, ditambah lagi dengan kerusakan alam akibat ulahmanusia yang acuh - tak acuh. Pemikiran ini disebut dengan binary pairs, dimana sebuah kota dan alamdianggap bertolak - belakang dan tidak dapat disatukan. Manusia mengangkat tangan terhadap eksploitasi danpencemaran lingkungan. Valsson menuliskan bahwa pemikiran ini keliru, dan dapat diperbaiki dengan metodetingkat komplemen. Maka dari itu, fokus penelitian ini adalah untuk menemukan tingkat tingkat komplemenantara fakta geografis kota dan tatanan elemen arsitektural melalui peninjauan panorama ruang kota dan kondisifungsional Kawasan Pasar Segiri, Samarinda.Penelitian ini dilakukan secara kualitatif deskriptif dengan bantuan teknik pictorial analytic. Risetbertujuan untuk menyumbangkan kajian tentang estetika perkotaan, dengan fokus pada tingkat komplemenelemen kota. Penelitian berbasis teori dari beberapa literatur dan observasi objek studi secara daring. Data yangdikumpulkan dikaitkan dengan kajian teori berbasis literatur perkotaan dan estetika perkotaan.Kota Samarinda merupakan waterfront city yang dilewati oleh Sungai Mahakam dan anak sungainyayaitu Sungai Karang Mumus. Walaupun berupa anak sungai, Sungai Karang Mumus memiliki lebar cukup besaryaitu empat puluh meter. Fakta geografis ini berhubungan dengan elemen arsitektur sekitarnya secara visual.Hubungan tersebut dapat bersifat komplemen maupun analog, berbeda – beda pada tiap area observasi.Peninjauan hubungan komplemen masing – masing area observasi dilengkapi dengan observasi aktivitasdidalamnya, dan didapatkan perbedaan fungsionalitas ruang kota berdasarkan hubungan tersebut.Diharapkan penelitian ini dapat memberikan manfaat berupa kajian tentang estetika perkotaan, denganfokus pada hubungan elemen natural dan buatan ruang kota serta pola aktivitas pada ruang kota Kawasan PasarSegiri, Samarinda. Selain itu, diharapkan penelitian ini dapat menjadi pengetahuan tambahan dan sebagaireferensi maupun dasar untuk dikembangkan oleh penelitian selanjutnya.
 Kata-kata kunci: tingkat komplemen, elemen pembentuk ruang kota, fungsional ruang kota, Samarinda.","PeriodicalId":481885,"journal":{"name":"Jurnal RISA (Riset Arsitektur)","volume":"10 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-10-05","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"TINGKAT KOMPLEMEN ARSITEKTURAL ELEMEN NATURAL DAN BUATAN DALAM PENGUNGKAPAN FUNGSIONALITAS RUANG KOTA\",\"authors\":\"Raisa Firasyan, F.X. Budiwidodo Pangarso\",\"doi\":\"10.26593/risa.v7i04.7232.334-350\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Abstrak - Arsitektur selalu diliputi oleh konteks tempatnya. Hal ini tentu terkait erat dengan kesan visual yangtercipta dalam skala besar, yaitu skala kota. Sebuah kota dapat memiliki suatu identitas karena arsitektur didalamnya yang berhubungan dengan alamnya. Elemen pembentuk ruang kota akan menyesuaikan dan mengantisipasi menggunakan rancangan yang merespon fakta geografisnya. Penyesuaian tersebut dapatmenimbulkan nilai kebaikan visual yang berbeda.Kota seringkali dipisahkan begitu saja dari alam, ditambah lagi dengan kerusakan alam akibat ulahmanusia yang acuh - tak acuh. Pemikiran ini disebut dengan binary pairs, dimana sebuah kota dan alamdianggap bertolak - belakang dan tidak dapat disatukan. Manusia mengangkat tangan terhadap eksploitasi danpencemaran lingkungan. Valsson menuliskan bahwa pemikiran ini keliru, dan dapat diperbaiki dengan metodetingkat komplemen. Maka dari itu, fokus penelitian ini adalah untuk menemukan tingkat tingkat komplemenantara fakta geografis kota dan tatanan elemen arsitektural melalui peninjauan panorama ruang kota dan kondisifungsional Kawasan Pasar Segiri, Samarinda.Penelitian ini dilakukan secara kualitatif deskriptif dengan bantuan teknik pictorial analytic. Risetbertujuan untuk menyumbangkan kajian tentang estetika perkotaan, dengan fokus pada tingkat komplemenelemen kota. Penelitian berbasis teori dari beberapa literatur dan observasi objek studi secara daring. Data yangdikumpulkan dikaitkan dengan kajian teori berbasis literatur perkotaan dan estetika perkotaan.Kota Samarinda merupakan waterfront city yang dilewati oleh Sungai Mahakam dan anak sungainyayaitu Sungai Karang Mumus. Walaupun berupa anak sungai, Sungai Karang Mumus memiliki lebar cukup besaryaitu empat puluh meter. Fakta geografis ini berhubungan dengan elemen arsitektur sekitarnya secara visual.Hubungan tersebut dapat bersifat komplemen maupun analog, berbeda – beda pada tiap area observasi.Peninjauan hubungan komplemen masing – masing area observasi dilengkapi dengan observasi aktivitasdidalamnya, dan didapatkan perbedaan fungsionalitas ruang kota berdasarkan hubungan tersebut.Diharapkan penelitian ini dapat memberikan manfaat berupa kajian tentang estetika perkotaan, denganfokus pada hubungan elemen natural dan buatan ruang kota serta pola aktivitas pada ruang kota Kawasan PasarSegiri, Samarinda. Selain itu, diharapkan penelitian ini dapat menjadi pengetahuan tambahan dan sebagaireferensi maupun dasar untuk dikembangkan oleh penelitian selanjutnya.
 Kata-kata kunci: tingkat komplemen, elemen pembentuk ruang kota, fungsional ruang kota, Samarinda.\",\"PeriodicalId\":481885,\"journal\":{\"name\":\"Jurnal RISA (Riset Arsitektur)\",\"volume\":\"10 1\",\"pages\":\"0\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2023-10-05\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Jurnal RISA (Riset Arsitektur)\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.26593/risa.v7i04.7232.334-350\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal RISA (Riset Arsitektur)","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.26593/risa.v7i04.7232.334-350","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
TINGKAT KOMPLEMEN ARSITEKTURAL ELEMEN NATURAL DAN BUATAN DALAM PENGUNGKAPAN FUNGSIONALITAS RUANG KOTA
Abstrak - Arsitektur selalu diliputi oleh konteks tempatnya. Hal ini tentu terkait erat dengan kesan visual yangtercipta dalam skala besar, yaitu skala kota. Sebuah kota dapat memiliki suatu identitas karena arsitektur didalamnya yang berhubungan dengan alamnya. Elemen pembentuk ruang kota akan menyesuaikan dan mengantisipasi menggunakan rancangan yang merespon fakta geografisnya. Penyesuaian tersebut dapatmenimbulkan nilai kebaikan visual yang berbeda.Kota seringkali dipisahkan begitu saja dari alam, ditambah lagi dengan kerusakan alam akibat ulahmanusia yang acuh - tak acuh. Pemikiran ini disebut dengan binary pairs, dimana sebuah kota dan alamdianggap bertolak - belakang dan tidak dapat disatukan. Manusia mengangkat tangan terhadap eksploitasi danpencemaran lingkungan. Valsson menuliskan bahwa pemikiran ini keliru, dan dapat diperbaiki dengan metodetingkat komplemen. Maka dari itu, fokus penelitian ini adalah untuk menemukan tingkat tingkat komplemenantara fakta geografis kota dan tatanan elemen arsitektural melalui peninjauan panorama ruang kota dan kondisifungsional Kawasan Pasar Segiri, Samarinda.Penelitian ini dilakukan secara kualitatif deskriptif dengan bantuan teknik pictorial analytic. Risetbertujuan untuk menyumbangkan kajian tentang estetika perkotaan, dengan fokus pada tingkat komplemenelemen kota. Penelitian berbasis teori dari beberapa literatur dan observasi objek studi secara daring. Data yangdikumpulkan dikaitkan dengan kajian teori berbasis literatur perkotaan dan estetika perkotaan.Kota Samarinda merupakan waterfront city yang dilewati oleh Sungai Mahakam dan anak sungainyayaitu Sungai Karang Mumus. Walaupun berupa anak sungai, Sungai Karang Mumus memiliki lebar cukup besaryaitu empat puluh meter. Fakta geografis ini berhubungan dengan elemen arsitektur sekitarnya secara visual.Hubungan tersebut dapat bersifat komplemen maupun analog, berbeda – beda pada tiap area observasi.Peninjauan hubungan komplemen masing – masing area observasi dilengkapi dengan observasi aktivitasdidalamnya, dan didapatkan perbedaan fungsionalitas ruang kota berdasarkan hubungan tersebut.Diharapkan penelitian ini dapat memberikan manfaat berupa kajian tentang estetika perkotaan, denganfokus pada hubungan elemen natural dan buatan ruang kota serta pola aktivitas pada ruang kota Kawasan PasarSegiri, Samarinda. Selain itu, diharapkan penelitian ini dapat menjadi pengetahuan tambahan dan sebagaireferensi maupun dasar untuk dikembangkan oleh penelitian selanjutnya.
Kata-kata kunci: tingkat komplemen, elemen pembentuk ruang kota, fungsional ruang kota, Samarinda.