分析西爪哇省北部水稻干旱的特征

Mamenun Mamenun, T. Wati
{"title":"分析西爪哇省北部水稻干旱的特征","authors":"Mamenun Mamenun, T. Wati","doi":"10.2017/JTI.V43I1.9402","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Abstrak. Kejadian kekeringan di Indonesia disebabkan karena menurunnya curah hujan dalam jangka waktu lama dan sering dipicu oleh kejadian El Nino. Curah hujan pada tahun El Nino dapat menurun 150-200 mm/bulan yang berimplikasi pada penurunan produksi pangan. Kondisi iklim, karakteristik kekeringan, dan korelasi karakteristik kekeringan terhadap luas lahan padi sawah terkena kekeringan dan gagal panen (puso) telah dianalisis di wilayah utara Provinsi Jawa Barat menggunakan indeks presipitasi terstandarisasi (SPI/Standardized Precipitation Index). Data curah hujan bulanan periode 1987 – 2017 dari 30 pos hujan digunakan untuk menghitung SPI3 dan SPI6 serta turunannya. Hasil interpolasi Inverse Distance Weighted (IDW) untuk mengisi data kosong <10% menunjukkan terdapat korelasi 0,6 hingga 0,96 antara hasil interpolasi dengan observasi. Wilayah utara Provinsi Jawa Barat mempunyai pola hujan monsun dengan tipe iklim Oldeman didominasi tipe C3 dan D3. Berdasarkan indeks SPI3 dan SPI6, jumlah kejadian kekeringan tertinggi masing-masing mencapai 18 dan 15 kejadian, durasi kekeringan terpanjang selama 14 bulan dan 22 bulan, tingkat keparahan kekeringan terkuat mencapai 28,9 dan 34,50 dan intensitas tertinggi 2,90 dan 2,53. Karakteristik kekeringan tersebut didominasi pos hujan di Kab. Indramayu dan Majalengka yang terjadi pada periode El-Nino kuat (1997/1998 dan 2015/2016). Korelasi positif antara durasi, tingkat keparahan, intensitas kekeringan terhadap lahan terkena kekeringan dan puso terdapat di sebagian besar pos hujan utara Jawa Barat dengan korelasi bervariasi hingga 0,77 pada SPI3 dan hingga 0,86 pada SPI6. Karakteristik kekeringan untuk lahan padi sawah, diharapkan dapat dimanfaatkan dalam sistem monitoring dan peringatan dini kekeringan serta risiko bencana untuk mencegah gagal panen dan kerugian yang lebih besar. Abstract. Drought occurance in Indonesia is caused by long time decrease of rainfall and triggered by El Nino events. El Nino could reduced rainfall up to 150-200 mm/month and have implications to decreased food production. Climate condition, drought characteristics, and correlation between drought characteristics and the affected paddy field area as well as crop failure (puso) have been analysed for the northern part of West Java province using Standardized Precipitation Index (SPI). Monthly rainfall data in 1987-2017 period from 30 selected rainfall stations were used to calculate SPI3 and SPI6 and its derivatives. The interpolation result of Inverse Distance Weighted (IDW) to fill out <10% empty data showed correlation of 0,6 to 0,96 between observation and interpolated data. The northern part of West Java province has a monsoonal rainfall pattern with Oldeman climate type dominated by C3 and D3. Based on SPI3 and SPI6, the highest drought event reached 18 and 15 events, the longest drought duration were 14 and 22 months, the strongest drought severity reached 28,9 and 34,50, and the highest drought intensity were 2,90 and 2,53. Those drought characteristics are dominated by rainfall stations in Indramayu and Majalengka district that occurred in strong El-Nino period. Positive correlation between duration, severity, intensity and affected area and puso varied in magnitude up to 0,77 on SPI3 and up to 0,86 on SPI6. The drought characteristics for paddy field can be used for drought risk assessment and drought early warning to prevent crop failures and losses.","PeriodicalId":165570,"journal":{"name":"Jurnal Tanah dan Iklim","volume":"21 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2020-06-25","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"1","resultStr":"{\"title\":\"Analisis Karakteristik Kekeringan Lahan Padi Sawah di Wilayah Utara Provinsi Jawa Barat\",\"authors\":\"Mamenun Mamenun, T. Wati\",\"doi\":\"10.2017/JTI.V43I1.9402\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Abstrak. Kejadian kekeringan di Indonesia disebabkan karena menurunnya curah hujan dalam jangka waktu lama dan sering dipicu oleh kejadian El Nino. Curah hujan pada tahun El Nino dapat menurun 150-200 mm/bulan yang berimplikasi pada penurunan produksi pangan. Kondisi iklim, karakteristik kekeringan, dan korelasi karakteristik kekeringan terhadap luas lahan padi sawah terkena kekeringan dan gagal panen (puso) telah dianalisis di wilayah utara Provinsi Jawa Barat menggunakan indeks presipitasi terstandarisasi (SPI/Standardized Precipitation Index). Data curah hujan bulanan periode 1987 – 2017 dari 30 pos hujan digunakan untuk menghitung SPI3 dan SPI6 serta turunannya. Hasil interpolasi Inverse Distance Weighted (IDW) untuk mengisi data kosong <10% menunjukkan terdapat korelasi 0,6 hingga 0,96 antara hasil interpolasi dengan observasi. Wilayah utara Provinsi Jawa Barat mempunyai pola hujan monsun dengan tipe iklim Oldeman didominasi tipe C3 dan D3. Berdasarkan indeks SPI3 dan SPI6, jumlah kejadian kekeringan tertinggi masing-masing mencapai 18 dan 15 kejadian, durasi kekeringan terpanjang selama 14 bulan dan 22 bulan, tingkat keparahan kekeringan terkuat mencapai 28,9 dan 34,50 dan intensitas tertinggi 2,90 dan 2,53. Karakteristik kekeringan tersebut didominasi pos hujan di Kab. Indramayu dan Majalengka yang terjadi pada periode El-Nino kuat (1997/1998 dan 2015/2016). Korelasi positif antara durasi, tingkat keparahan, intensitas kekeringan terhadap lahan terkena kekeringan dan puso terdapat di sebagian besar pos hujan utara Jawa Barat dengan korelasi bervariasi hingga 0,77 pada SPI3 dan hingga 0,86 pada SPI6. Karakteristik kekeringan untuk lahan padi sawah, diharapkan dapat dimanfaatkan dalam sistem monitoring dan peringatan dini kekeringan serta risiko bencana untuk mencegah gagal panen dan kerugian yang lebih besar. Abstract. Drought occurance in Indonesia is caused by long time decrease of rainfall and triggered by El Nino events. El Nino could reduced rainfall up to 150-200 mm/month and have implications to decreased food production. Climate condition, drought characteristics, and correlation between drought characteristics and the affected paddy field area as well as crop failure (puso) have been analysed for the northern part of West Java province using Standardized Precipitation Index (SPI). Monthly rainfall data in 1987-2017 period from 30 selected rainfall stations were used to calculate SPI3 and SPI6 and its derivatives. The interpolation result of Inverse Distance Weighted (IDW) to fill out <10% empty data showed correlation of 0,6 to 0,96 between observation and interpolated data. The northern part of West Java province has a monsoonal rainfall pattern with Oldeman climate type dominated by C3 and D3. Based on SPI3 and SPI6, the highest drought event reached 18 and 15 events, the longest drought duration were 14 and 22 months, the strongest drought severity reached 28,9 and 34,50, and the highest drought intensity were 2,90 and 2,53. Those drought characteristics are dominated by rainfall stations in Indramayu and Majalengka district that occurred in strong El-Nino period. Positive correlation between duration, severity, intensity and affected area and puso varied in magnitude up to 0,77 on SPI3 and up to 0,86 on SPI6. The drought characteristics for paddy field can be used for drought risk assessment and drought early warning to prevent crop failures and losses.\",\"PeriodicalId\":165570,\"journal\":{\"name\":\"Jurnal Tanah dan Iklim\",\"volume\":\"21 1\",\"pages\":\"0\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2020-06-25\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"1\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Jurnal Tanah dan Iklim\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.2017/JTI.V43I1.9402\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Tanah dan Iklim","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.2017/JTI.V43I1.9402","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 1

摘要

抽象。印度尼西亚的旱灾是由于降雨量长期下降,经常由厄尔尼诺现象引起的。厄尔尼诺年的降雨量可能会下降150-200毫米/月,并会导致粮食产量的下降。气候条件、干旱特性和干旱对受干旱影响的水稻大片土地的影响(puso)使用标准化沉降指数(SPI/标准化指数)对西爪哇省北部地区进行了分析。1987年至2017年期间30个不同地点的月降水数据被用来计算SPI3和SPI6及其导数。拦截值为空数据输入的id (IDW)的截图为<10%,表示截图与观测结果之间有0.6至0.96之间的相关性。西爪哇省北部地区有季风模式,气候由Oldeman和D3为主。根据SPI3和SPI6索引,最高的干旱发生率分别是18和15个事件,最长的14个月和22个月的干旱持续时间,最强的干旱发生率为28.9和34.50,最高强度为2.90和2.53。这些干旱的特征主要是降雨在Kab。Indramayu和Majalengka发生在强烈的厄尔尼诺时期(1997 - 1998年和2016年2015年)。爪哇西部大部分降雨地点的持续时间、严重程度、干旱程度和普索强度之间存在积极的关系,斯皮3的雨站为0.77级,斯皮6的雨站为0.86级。水稻干旱的特征,预计可以用于监测和预警干旱和灾害风险,以防止作物歉收和更大的损失。抽象。在印尼,被厄尔尼诺事件长期批准的rainfall和triggered。厄尔尼诺可以将辐射降低到150到200毫米/个月,并对食品生产产生影响。气候条件,干旱的characteristics,以及干旱地区和受影响的paddy的关系2008年至2017年期间,30个受选区的rainfall数据被用来calculate SPI3和SPI6,并从中提取。直径为0.6至0.96的数据相互参照。爪哇省西部的北部有一个传统的rainfall模式,由C3和D3控制。根据《SPI3》和《SPI6》,最新的播出事件达到了18和15个事件,最长的播出时间是14个月22个月,最长的播出时间是22 8.9和34.50年,最严重的昏迷强度为2.90和2.53。那些即将发生的characteristics是由在strong El-Nino period被绑架的印度剧作家rainfall stations和Majalengka地区的rainfall stations所主导的。两种关系之间的积极关系,severity,强度和受影响的面积和脓疱变化达到SPI3的0.77,然后达到SPI6的0.86。帕迪场的废弃特点可以用来减少风险评估,并提前警告损失。
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
Analisis Karakteristik Kekeringan Lahan Padi Sawah di Wilayah Utara Provinsi Jawa Barat
Abstrak. Kejadian kekeringan di Indonesia disebabkan karena menurunnya curah hujan dalam jangka waktu lama dan sering dipicu oleh kejadian El Nino. Curah hujan pada tahun El Nino dapat menurun 150-200 mm/bulan yang berimplikasi pada penurunan produksi pangan. Kondisi iklim, karakteristik kekeringan, dan korelasi karakteristik kekeringan terhadap luas lahan padi sawah terkena kekeringan dan gagal panen (puso) telah dianalisis di wilayah utara Provinsi Jawa Barat menggunakan indeks presipitasi terstandarisasi (SPI/Standardized Precipitation Index). Data curah hujan bulanan periode 1987 – 2017 dari 30 pos hujan digunakan untuk menghitung SPI3 dan SPI6 serta turunannya. Hasil interpolasi Inverse Distance Weighted (IDW) untuk mengisi data kosong <10% menunjukkan terdapat korelasi 0,6 hingga 0,96 antara hasil interpolasi dengan observasi. Wilayah utara Provinsi Jawa Barat mempunyai pola hujan monsun dengan tipe iklim Oldeman didominasi tipe C3 dan D3. Berdasarkan indeks SPI3 dan SPI6, jumlah kejadian kekeringan tertinggi masing-masing mencapai 18 dan 15 kejadian, durasi kekeringan terpanjang selama 14 bulan dan 22 bulan, tingkat keparahan kekeringan terkuat mencapai 28,9 dan 34,50 dan intensitas tertinggi 2,90 dan 2,53. Karakteristik kekeringan tersebut didominasi pos hujan di Kab. Indramayu dan Majalengka yang terjadi pada periode El-Nino kuat (1997/1998 dan 2015/2016). Korelasi positif antara durasi, tingkat keparahan, intensitas kekeringan terhadap lahan terkena kekeringan dan puso terdapat di sebagian besar pos hujan utara Jawa Barat dengan korelasi bervariasi hingga 0,77 pada SPI3 dan hingga 0,86 pada SPI6. Karakteristik kekeringan untuk lahan padi sawah, diharapkan dapat dimanfaatkan dalam sistem monitoring dan peringatan dini kekeringan serta risiko bencana untuk mencegah gagal panen dan kerugian yang lebih besar. Abstract. Drought occurance in Indonesia is caused by long time decrease of rainfall and triggered by El Nino events. El Nino could reduced rainfall up to 150-200 mm/month and have implications to decreased food production. Climate condition, drought characteristics, and correlation between drought characteristics and the affected paddy field area as well as crop failure (puso) have been analysed for the northern part of West Java province using Standardized Precipitation Index (SPI). Monthly rainfall data in 1987-2017 period from 30 selected rainfall stations were used to calculate SPI3 and SPI6 and its derivatives. The interpolation result of Inverse Distance Weighted (IDW) to fill out <10% empty data showed correlation of 0,6 to 0,96 between observation and interpolated data. The northern part of West Java province has a monsoonal rainfall pattern with Oldeman climate type dominated by C3 and D3. Based on SPI3 and SPI6, the highest drought event reached 18 and 15 events, the longest drought duration were 14 and 22 months, the strongest drought severity reached 28,9 and 34,50, and the highest drought intensity were 2,90 and 2,53. Those drought characteristics are dominated by rainfall stations in Indramayu and Majalengka district that occurred in strong El-Nino period. Positive correlation between duration, severity, intensity and affected area and puso varied in magnitude up to 0,77 on SPI3 and up to 0,86 on SPI6. The drought characteristics for paddy field can be used for drought risk assessment and drought early warning to prevent crop failures and losses.
求助全文
通过发布文献求助,成功后即可免费获取论文全文。 去求助
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
0
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
确定
请完成安全验证×
copy
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
右上角分享
点击右上角分享
0
联系我们:info@booksci.cn Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。 Copyright © 2023 布克学术 All rights reserved.
京ICP备2023020795号-1
ghs 京公网安备 11010802042870号
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:604180095
Book学术官方微信