I. Putu, Nanda Amerta, I. Maharani, N. Kadek, Resi Kerdiati
{"title":"PERANCANGAN BUS DHARMA DHYANA MENTAL HEALTH CARE SEBAGAI SARANA EDUKASI DAN PENYEMBUHAN MENTAL DI BALI","authors":"I. Putu, Nanda Amerta, I. Maharani, N. Kadek, Resi Kerdiati","doi":"10.59997/vastukara.v2i1.1485","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Depresi merupakan gangguan kesehatan mental yang sering terjadi ditengah masyarakat. Stigma masyarakat masih menyeimuti isu soal kejiwaan di Indonesia. Riset Kesehatan Dasar (Rikesdas) tahun 2018, Bali menduduki posisi nomor satu sebagai Provinsi yang memiliki prevalensi tertinggi gangguan jiwa skizofrenia, yakni, berada di angka 11 persen (per mil). Luh Ketut Suryani yang merupakan salah satu psikiater aktif dalam pergerakan isu kesehatan mental mengatakan bahwa faktor pemicu gangguan jiwa di Bali tidak selalu mengenai genetik, namun terdapat faktor lainnya yakni seperti pendidikan. Seandainya masyarakat bisa lebih paham mengenai kesehatan mental, maka setidaknya dapat menekan angka jumah penderita gangguan mental di Bali. Oleh hal itu, penulis merancang interior bus Dharma Dhyana sebagai solusi untuk menunjang kesehatan mental di masyarakat Bali dengan upaya pencegahan dan penyembuhan. Design Thinking oleh Tim Brown (2008), yakni metodologi desain yang memberikan pendekatan berbasis solusi untuk memecahkan masalah, diterapkan dalam perancangan kasus ini melalui tahap inspirasi (inspiration), tahap ide (ideas) , dan tahap penerapan (implementation). Berdasarkan skeanario aktivitas Bus Dharma Dhyana, fasilitas bus menghasilkan program utama yaitu penyuluhan sosial outdoor yang menjadi sarana edukasi mengenai kesehatan sosial, ruang konseling dan terapi sebagai upaya penyembuhan dengan metode soundhealing. Konsep “Anunada a Gending Gumi” , yang bermakna “getaran hati, pikiran dan jiwa setiap mahluk hidup yang harmonis di alam semesta” merupakan representasi dari tujuan fasilitas bus untuk menciptakan kesejahteraan melalui kesehatan mental. Portability design menjadi pilihan desainer untuk memfasilitasi masyarakat dengan cepat dan merata.","PeriodicalId":122637,"journal":{"name":"Jurnal Vastukara: Jurnal Desain Interior, Budaya, dan Lingkungan Terbangun","volume":"20 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-03-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Vastukara: Jurnal Desain Interior, Budaya, dan Lingkungan Terbangun","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.59997/vastukara.v2i1.1485","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
摘要
抑郁症是社会中常见的精神疾病。耻辱仍然存在于印尼的精神问题上。2018年,巴厘岛作为精神分裂症发病率最高的省份,排名第一,即11%(每英里)。精神健康问题运动中最活跃的精神病学家之一赖托热说,巴厘岛精神疾病的诱因并不总是遗传的,而是教育等其他因素。如果人们能更好地了解心理健康,那么至少可以抑制巴厘岛精神疾病患者的数量。因此,一位作家设计了一辆达拉玛巴士的内部设计,以通过预防和治疗来促进巴厘岛社会的精神健康。布朗团队(2008)设计思维设计,提供基于解决问题的方法,通过灵感、想法阶段和应用阶段应用于案例设计。根据《达摩Dhyana巴士活动》(Dharma Dhyana Bus)的研究,巴士设施产生了一个主要的户外社会推广计划,提供了社会卫生教育、咨询和治疗工具,以治疗方法进行治疗。“Anunada a Gending Gumi”的概念,意思是“宇宙中每一个和谐生物的心灵、思想和灵魂的振动”,代表着巴士设施通过心理健康创造繁荣的目的。设计设计成为设计师的一种选择,促进社会的迅速和均匀。
PERANCANGAN BUS DHARMA DHYANA MENTAL HEALTH CARE SEBAGAI SARANA EDUKASI DAN PENYEMBUHAN MENTAL DI BALI
Depresi merupakan gangguan kesehatan mental yang sering terjadi ditengah masyarakat. Stigma masyarakat masih menyeimuti isu soal kejiwaan di Indonesia. Riset Kesehatan Dasar (Rikesdas) tahun 2018, Bali menduduki posisi nomor satu sebagai Provinsi yang memiliki prevalensi tertinggi gangguan jiwa skizofrenia, yakni, berada di angka 11 persen (per mil). Luh Ketut Suryani yang merupakan salah satu psikiater aktif dalam pergerakan isu kesehatan mental mengatakan bahwa faktor pemicu gangguan jiwa di Bali tidak selalu mengenai genetik, namun terdapat faktor lainnya yakni seperti pendidikan. Seandainya masyarakat bisa lebih paham mengenai kesehatan mental, maka setidaknya dapat menekan angka jumah penderita gangguan mental di Bali. Oleh hal itu, penulis merancang interior bus Dharma Dhyana sebagai solusi untuk menunjang kesehatan mental di masyarakat Bali dengan upaya pencegahan dan penyembuhan. Design Thinking oleh Tim Brown (2008), yakni metodologi desain yang memberikan pendekatan berbasis solusi untuk memecahkan masalah, diterapkan dalam perancangan kasus ini melalui tahap inspirasi (inspiration), tahap ide (ideas) , dan tahap penerapan (implementation). Berdasarkan skeanario aktivitas Bus Dharma Dhyana, fasilitas bus menghasilkan program utama yaitu penyuluhan sosial outdoor yang menjadi sarana edukasi mengenai kesehatan sosial, ruang konseling dan terapi sebagai upaya penyembuhan dengan metode soundhealing. Konsep “Anunada a Gending Gumi” , yang bermakna “getaran hati, pikiran dan jiwa setiap mahluk hidup yang harmonis di alam semesta” merupakan representasi dari tujuan fasilitas bus untuk menciptakan kesejahteraan melalui kesehatan mental. Portability design menjadi pilihan desainer untuk memfasilitasi masyarakat dengan cepat dan merata.