{"title":"19号病人的凝结中断","authors":"Tuti Harjianti","doi":"10.33096/jpki.v2i2.149","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Severe acute respiratory syndrome coronavirus (SARS-CoV-2) merupakan famili dari coronavirus, sudah dua kali menyababkan kejadian luar biasa yaitu di tahun 2003 dengan SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome) dan tahun 2012 dengan penyakit MERS (Middle East Respiratory Syndrome). Pada tahun 2019 SARS-CoV-2 telah menyebabkan pandemi global kembali. Pertama kali diidentifikasi di Wuhan, Cina. Dan telah menyebar ke seluruh negara dengan jumlah kasus yang terus meningkat secara eksponensial diseluruh dunia. Pada Maret 2020 oleh WHO dinyatakan pandemic. (Covid-19), menyebabkan pneumonia dan beberapa kondisi dapat terjadi Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS) serta beberapa manifestasi ekstra paru, seperti kardiovaskular, saluran cerna, ginjal ,hematologi, sekuele akibat trombosis dan progresifitas disfungsi organ.1 \nPrognosis pada pasien Covid-19 salah satu tanda ,gejalanya adalah terjadinya gangguan koagulasi, yang ditandai dengan meningkatnya nilai D dimer sebagai tanda awal kondisi thrombosis dan salah satunya dapat bermanifestasi sebagai Venous Thromboembolism (VTE). Pada pasien dengan Covid-19, kondisi koagulopati adalah salah satu kunci dan tanda persisten yang terkait dengan outcome yang buruk.1,2 ","PeriodicalId":178630,"journal":{"name":"Jurnal Pengabdian Kedokteran Indonesia","volume":"11 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2021-09-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"Gangguan Koagulasi Pada Pasien Covid-19\",\"authors\":\"Tuti Harjianti\",\"doi\":\"10.33096/jpki.v2i2.149\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Severe acute respiratory syndrome coronavirus (SARS-CoV-2) merupakan famili dari coronavirus, sudah dua kali menyababkan kejadian luar biasa yaitu di tahun 2003 dengan SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome) dan tahun 2012 dengan penyakit MERS (Middle East Respiratory Syndrome). Pada tahun 2019 SARS-CoV-2 telah menyebabkan pandemi global kembali. Pertama kali diidentifikasi di Wuhan, Cina. Dan telah menyebar ke seluruh negara dengan jumlah kasus yang terus meningkat secara eksponensial diseluruh dunia. Pada Maret 2020 oleh WHO dinyatakan pandemic. (Covid-19), menyebabkan pneumonia dan beberapa kondisi dapat terjadi Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS) serta beberapa manifestasi ekstra paru, seperti kardiovaskular, saluran cerna, ginjal ,hematologi, sekuele akibat trombosis dan progresifitas disfungsi organ.1 \\nPrognosis pada pasien Covid-19 salah satu tanda ,gejalanya adalah terjadinya gangguan koagulasi, yang ditandai dengan meningkatnya nilai D dimer sebagai tanda awal kondisi thrombosis dan salah satunya dapat bermanifestasi sebagai Venous Thromboembolism (VTE). Pada pasien dengan Covid-19, kondisi koagulopati adalah salah satu kunci dan tanda persisten yang terkait dengan outcome yang buruk.1,2 \",\"PeriodicalId\":178630,\"journal\":{\"name\":\"Jurnal Pengabdian Kedokteran Indonesia\",\"volume\":\"11 1\",\"pages\":\"0\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2021-09-30\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Jurnal Pengabdian Kedokteran Indonesia\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.33096/jpki.v2i2.149\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Pengabdian Kedokteran Indonesia","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.33096/jpki.v2i2.149","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
Severe acute respiratory syndrome coronavirus (SARS-CoV-2) merupakan famili dari coronavirus, sudah dua kali menyababkan kejadian luar biasa yaitu di tahun 2003 dengan SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome) dan tahun 2012 dengan penyakit MERS (Middle East Respiratory Syndrome). Pada tahun 2019 SARS-CoV-2 telah menyebabkan pandemi global kembali. Pertama kali diidentifikasi di Wuhan, Cina. Dan telah menyebar ke seluruh negara dengan jumlah kasus yang terus meningkat secara eksponensial diseluruh dunia. Pada Maret 2020 oleh WHO dinyatakan pandemic. (Covid-19), menyebabkan pneumonia dan beberapa kondisi dapat terjadi Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS) serta beberapa manifestasi ekstra paru, seperti kardiovaskular, saluran cerna, ginjal ,hematologi, sekuele akibat trombosis dan progresifitas disfungsi organ.1
Prognosis pada pasien Covid-19 salah satu tanda ,gejalanya adalah terjadinya gangguan koagulasi, yang ditandai dengan meningkatnya nilai D dimer sebagai tanda awal kondisi thrombosis dan salah satunya dapat bermanifestasi sebagai Venous Thromboembolism (VTE). Pada pasien dengan Covid-19, kondisi koagulopati adalah salah satu kunci dan tanda persisten yang terkait dengan outcome yang buruk.1,2