{"title":"GORONTALO十州高中的年轻女性蛋白质和铁的摄入量图片","authors":"Firka Kartasasmita Djafar, Indra Domili, F. Arbie","doi":"10.52365/jhn.v7i1.458","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Female adolescent is a group of people that is prone to suffering anemia. Its common causes are consuming l ots of plant-based food rather than animal-based food, restricting food intake due to wishing to be slim, the monthly cycle of menstruation, and iron excretion through feces. The objective of the research was to identify the protein and iron intake at female adol escents at SMP Negeri 10 Gorontalo City. The research was descriptive survey type. The data were collected using 24-hour recall form at female adolescents at SMP Negeri 10 Gorontalo City. The research was conducted in October 2019. The research samples were 60 female adolescents. The finding of research showed that the protein intake at female adolescents with the most number was a minimum or very poor category for 52 people (86,7%), poor category for 8 people (13,3%), as well as normal or exceeded category (0%). Meanwhile, the iron intake at female adolescents with the most number was a minimum or very poor category for 57 people (95%) and fair category for 3 people (5%). The conclusion of this study is that protein and iron intake in female adolescents falls into the category of severely deficient and lackingRemaja putri merupakan kelompok yang rawan menderita anemia, hal ini karena umumnya lebih banyak mengkonsumsi makanan nabati dibandingkan makananan hewani, membatasi asupan makan karena ingin tampil langsing, siklus menstruasi setiap bulan dan eksresi zat besi melalui feses. Tujuan penelitian adalah untuk mengidentifikasi asupan protein dan zat besi pada remaja putri di SMP Negeri 10 Kota Gorontalo. Penelitian ini merupakan jenis penelitian survey deskriptif. Pengumpulan data menggunakan formulir recall 24 H pada remaja putri di SMP Negeri 10 Kota Gorontalo. Penelitian di lakukan pada bulan Oktober tahun 2019. Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian remaja putri yang berjumlah 60 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa asupan protein pada remaja putri dengan jumlah terbanyak yaitu kategori minimal atau sangat kurang yakni sebanyak 52 orang (86,7%), kategori kurang sebanyak 8 orang (13,3%), kategori sesuai atau normal dan lebih tidak ada (0%). Sedangkan asupan zat besi pada remaja putri dengan jumlah terbanyak yaitu kategori minimal atau sangat kurang sebanyak 57 orang (95%) dan kategori cukup yaitu sebanyak 3 orang (5%). Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa asupan protein dan zat besi pada remaja wanita termasuk dalam kategori sangat kurang dan kurang.","PeriodicalId":202640,"journal":{"name":"JOURNAL HEALTH AND NUTRITIONS","volume":"45 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2021-03-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"GAMBARAN ASUPAN PROTEIN DAN ZAT BESI PADA REMAJA PUTRI DI SMP NEGERI 10 KOTA GORONTALO\",\"authors\":\"Firka Kartasasmita Djafar, Indra Domili, F. Arbie\",\"doi\":\"10.52365/jhn.v7i1.458\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Female adolescent is a group of people that is prone to suffering anemia. Its common causes are consuming l ots of plant-based food rather than animal-based food, restricting food intake due to wishing to be slim, the monthly cycle of menstruation, and iron excretion through feces. The objective of the research was to identify the protein and iron intake at female adol escents at SMP Negeri 10 Gorontalo City. The research was descriptive survey type. The data were collected using 24-hour recall form at female adolescents at SMP Negeri 10 Gorontalo City. The research was conducted in October 2019. The research samples were 60 female adolescents. The finding of research showed that the protein intake at female adolescents with the most number was a minimum or very poor category for 52 people (86,7%), poor category for 8 people (13,3%), as well as normal or exceeded category (0%). Meanwhile, the iron intake at female adolescents with the most number was a minimum or very poor category for 57 people (95%) and fair category for 3 people (5%). The conclusion of this study is that protein and iron intake in female adolescents falls into the category of severely deficient and lackingRemaja putri merupakan kelompok yang rawan menderita anemia, hal ini karena umumnya lebih banyak mengkonsumsi makanan nabati dibandingkan makananan hewani, membatasi asupan makan karena ingin tampil langsing, siklus menstruasi setiap bulan dan eksresi zat besi melalui feses. Tujuan penelitian adalah untuk mengidentifikasi asupan protein dan zat besi pada remaja putri di SMP Negeri 10 Kota Gorontalo. Penelitian ini merupakan jenis penelitian survey deskriptif. Pengumpulan data menggunakan formulir recall 24 H pada remaja putri di SMP Negeri 10 Kota Gorontalo. Penelitian di lakukan pada bulan Oktober tahun 2019. Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian remaja putri yang berjumlah 60 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa asupan protein pada remaja putri dengan jumlah terbanyak yaitu kategori minimal atau sangat kurang yakni sebanyak 52 orang (86,7%), kategori kurang sebanyak 8 orang (13,3%), kategori sesuai atau normal dan lebih tidak ada (0%). Sedangkan asupan zat besi pada remaja putri dengan jumlah terbanyak yaitu kategori minimal atau sangat kurang sebanyak 57 orang (95%) dan kategori cukup yaitu sebanyak 3 orang (5%). Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa asupan protein dan zat besi pada remaja wanita termasuk dalam kategori sangat kurang dan kurang.\",\"PeriodicalId\":202640,\"journal\":{\"name\":\"JOURNAL HEALTH AND NUTRITIONS\",\"volume\":\"45 1\",\"pages\":\"0\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2021-03-01\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"JOURNAL HEALTH AND NUTRITIONS\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.52365/jhn.v7i1.458\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"JOURNAL HEALTH AND NUTRITIONS","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.52365/jhn.v7i1.458","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
摘要
女性青少年是易患贫血症的人群。其常见的原因是食用大量植物性食物而不是动物性食物,由于希望减肥而限制食物摄入量,月经周期,铁通过粪便排出。本研究的目的是确定在Gorontalo市SMP Negeri 10的女性青少年的蛋白质和铁的摄入量。本研究为描述性调查型。数据采用24小时召回表对哥伦塔洛市SMP Negeri 10的女性青少年进行收集。该研究于2019年10月进行。研究样本为60名女性青少年。研究结果表明,数量最多的女性青少年蛋白质摄入量为最低或极差类52人(86.7%),较差类8人(13.3%),正常或超标类(0%)。与此同时,女性青少年中铁摄入量最多的是最低或非常差的57人(95%)和一般的3人(5%)。本研究的结论是,女性青少年的蛋白质和铁摄入量属于严重缺乏和缺乏的类别:remaja putri merupakan kelompok yang rawan menderita贫血,hal ini karena umumnya lebih banyak mengkonsumsi makanan nabati dibandingkan makananan hewani, membatasi asupan makan karena ingin tampil langsing, siklus月经期setiap bulan和eksresi zat besi melalui fese。研究了一种新型的植物蛋白,并对其进行了鉴定。Penelitian ini merupakan jenis Penelitian调查问卷。彭普兰数据孟古纳干配方召回24 H帕达雷马贾putri i SMP Negeri 10 Kota Gorontalo。Penelitian di lakukan padbulan 2019年10月1日。桑佩尔·达拉姆·佩内利特尼·阿达拉姆·塞巴吉安·雷贾·普吉里·杨·朱姆拉60岁。Hasil penelitian menunjukkan bahwa asupan protein pada remaja putri dengan jumlah terbanyak yitu kategori minimal atau sangat kurang yakni sebanyak 52 orang (86,7%), kategori kurang sebanyak 8 orang (13.3%), kategori sesuai atau normal dan lebih tidak ada(0%)。Sedangkan asupan zat besi pada remaja putri dengan jumlah terbanyak yitu kategori minimal atau sangat kurang sebanyak 57 orange (95%) dan kategori cuup yitu sebanyak 3 orange(5%)。kespulpan dari penelitian ini adalah bahwa asupan protein dan zat besi padremaja wanita termasuk dalam kategori sangat kurang dan kurang。
GAMBARAN ASUPAN PROTEIN DAN ZAT BESI PADA REMAJA PUTRI DI SMP NEGERI 10 KOTA GORONTALO
Female adolescent is a group of people that is prone to suffering anemia. Its common causes are consuming l ots of plant-based food rather than animal-based food, restricting food intake due to wishing to be slim, the monthly cycle of menstruation, and iron excretion through feces. The objective of the research was to identify the protein and iron intake at female adol escents at SMP Negeri 10 Gorontalo City. The research was descriptive survey type. The data were collected using 24-hour recall form at female adolescents at SMP Negeri 10 Gorontalo City. The research was conducted in October 2019. The research samples were 60 female adolescents. The finding of research showed that the protein intake at female adolescents with the most number was a minimum or very poor category for 52 people (86,7%), poor category for 8 people (13,3%), as well as normal or exceeded category (0%). Meanwhile, the iron intake at female adolescents with the most number was a minimum or very poor category for 57 people (95%) and fair category for 3 people (5%). The conclusion of this study is that protein and iron intake in female adolescents falls into the category of severely deficient and lackingRemaja putri merupakan kelompok yang rawan menderita anemia, hal ini karena umumnya lebih banyak mengkonsumsi makanan nabati dibandingkan makananan hewani, membatasi asupan makan karena ingin tampil langsing, siklus menstruasi setiap bulan dan eksresi zat besi melalui feses. Tujuan penelitian adalah untuk mengidentifikasi asupan protein dan zat besi pada remaja putri di SMP Negeri 10 Kota Gorontalo. Penelitian ini merupakan jenis penelitian survey deskriptif. Pengumpulan data menggunakan formulir recall 24 H pada remaja putri di SMP Negeri 10 Kota Gorontalo. Penelitian di lakukan pada bulan Oktober tahun 2019. Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian remaja putri yang berjumlah 60 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa asupan protein pada remaja putri dengan jumlah terbanyak yaitu kategori minimal atau sangat kurang yakni sebanyak 52 orang (86,7%), kategori kurang sebanyak 8 orang (13,3%), kategori sesuai atau normal dan lebih tidak ada (0%). Sedangkan asupan zat besi pada remaja putri dengan jumlah terbanyak yaitu kategori minimal atau sangat kurang sebanyak 57 orang (95%) dan kategori cukup yaitu sebanyak 3 orang (5%). Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa asupan protein dan zat besi pada remaja wanita termasuk dalam kategori sangat kurang dan kurang.