{"title":"在线团体指导模式提高了高中生积极自我的概念","authors":"Hendrik Hendrik, Ema Sukmawati","doi":"10.24036/jbmp.v10i2.115646","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"The purpose of this study is to know 1) Describe the objective conditions of group guidance in high school and know the level of positive self-concept of students in high school, 2) Produce an online group guidance model to improve the positive self-concept of students in high school, 3) Describe the results of the trial of online-based group guidance model to improve positive self-concept of students in high school, 4) Know the effectiveness of online group guidance models to improve students' positive self-concept in high school. This research uses Research and Development (R&D) research methods with research step 1) Preliminary study stage; 2) Planning; 3) The stage of development of hypothetical models; 4) review of hypothetical models, 5) field tests, 6) end product tests. A sample of 10 high school students was selected by purposive sampling. Data analysis techniques use qualitative and quantitative data. The results showed that the positive self-concept scale of students obtained preliminary data of 5 students (14.41%) high, 23 students (62.16%) moderate, 6 students (15.31%) less, and 3 students (8.10%) with low. The above explanation can be assumed that the positive self-concept of students is in the category of \"moderate\" and needs to be improved. After being given treatment of the subjects studied, there was a difference in initial evaluation scores (160.2 points) and final evaluation (217.7 points), where there was an increase in students' positive self-concept scores before and after being given online group guidance services with an increase of 56.6 points or equal to 20.21%. Abstrak Tujuan penelitian ini mengetahui 1) Mendiskripsikan kondisi objektif pelaksanaan bimbingan kelompok di SMA dan mengetahui tingkat konsep diri positif siswa di SMA, 2) Menghasilkan model bimbingan kelompok berbasis daring (online) untuk meningkatkan konsep diri positif siswa di SMA, 3) Mendeskripsikan hasil uji coba model bimbingan kelompok berbasis daring (online) untuk meningkatkan konsep diri positif siswa di SMA, 4) Mengetahui efektivitas model bimbingan kelompok berbasis daring (online) untuk meningkatkan konsep diri positif siswa di SMA. Penelitian ini menggunakan metode penelitian Research and Development (R&D) dengan langkah penelitian 1) Tahap studi pendahuluan; 2) Perencanaan; 3) Tahap pengembangan model hipotetik; 4) penelaahan model hipotetik, 5) uji lapangan, 6) uji akhir produk. Sampel 10 orang siswa SMA dipilih secara purposif sampling. Teknik analisis data menggunakan data kualitatif dan kuantitatif.Hasil penelitian menunjukkan bahwa skala konsep diri positif siswa diperoleh data awal 5 siswa (14.41%) tinggi, 23 siswa (62.16%) sedang, 6 siswa (15.31%) kurang, dan 3 siswa (8.10%) dengan rendah. Penjelasan diatas dapat diasumsikan bahwa konsep diri positif siswa berada pada kategori “sedang” serta perlu ditingkatkan. Simpulan setelah diberikan perlakuan terhadap subyek yang diteliti maka didapat perbedaan skor evaluasi awal (160,2 poin) dan evaluasi akhir (217,7 poin), dimana ada peningkatan skor konsep diri positif siswa sebelum dan sesudah diberikan layanan bimbingan kelompok berbasis daring (online) dengan peningkatan sebesar 56,6 poin atau sama dengan 20,21%. Kata Kunci: Model Bimbingan Kelompok; Daring; Online; Konsep Diri Positif How to Cite: Hendrik., & Ema, S. (2021). Model bimbingan kelompok berbasis daring (online) meningkatkan konsep diri positif siswa SMA. Jurnal Bahana Manajemen Pendidikan, 10(2), 115-119. doi:10.24036/jbmp.v10i2 This is an open access article distributed under the Creative Commons 4.0 Attribution License, which permits unrestricted use, distribution, and reproduction in any medium, provided the original work is properly cited. ©2021 by author. 1. Pendahuluan Cara pandang individu terhadap dirinya akan membentuk suatu konsep tentang diri sendiri. Konsep tentang diri merupakan hal yang penting bagi kehidupan individu karena konsep diri menentukan bagaimana individu bertindak dalam berbagai situasi. Konsep diri merupakan seperangkat instrumen pengendali mental Hendrik, Ema Sukmawati Model bimbingan kelompok berbasis daring (online) meningkatkan konsep diri positif siswa SMA 116 Jurnal Bahana Manajemen Pendidikan. Volume 10 Nomor 2 Tahun 2021 dan karenanya mempengaruhi kemampuan berpikir seseorang. Adi W. Gunawan (2005:46) menyebutkan bahwa seseorang yang mempunyai konsep diri positif akan menjadi invidu yang mampu memandang dirinya secara positif, berani mencoba dan mengambil risiko, selalu optimis, percaya diri, dan antusias menetapkan arah dan tujuan hidup. Secara rasional, konsep diri sangatlah penting bagi aktivitas siswa sebagai pelajar. Hasil-hasil penelitian yang dilakukan oleh Shupe dan Yager dan Yeung dan Marsh dalam Mayaza dan Supradewi, (2011:13) menunjukkan bahwa konsep diri dan pencapaian akademik siswa adalah dua hal yang saling mempengaruhi. Hasil-hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa dalam berbagai tingkatan mulai dari sekolah dasar sampai dengan perguruan tinggi, seseorang dengan konsep diri yang positif cenderung memiliki pencapaian akademik yang lebih baik. Berdasarkan hasil observasi melalui Daftar Cek Masalah (DCM) aspek kebisaaan belajar, didapat data bahwa 53,3% malas belajar, 50% hanya belajar di malam hari, 40% belajar tidak teratur waktunya, dan 30% mengantuk jika belajar. Hasil tersebut ditindak lanjuti peneliti dengan melakukan wawancara kepada sepuluh siswa, didapatkan informasi bahwa siswa masih merasa kurang percaya diri dengan kemampuannya, pesimis terhadap hasil belajar, merasa bahwa belajar adalah kegiatan yang membosankan terlebih di masa Covid-19, tidak berani mencoba hal baru yang bisa menunjang aktivitas belajar, dan kurang antusias dalam memandang karir ke depannya. Permasalahan tersebut di atas bisa diatasi dengan meningkatkan konsep diri yang positif pada siswa. Asumsinya dengan memiliki konsep diri yang positif maka siswa dapat mencapai tujuan belajar dengan optimal, karena mereka memiliki sikap optimis, semangat, dan percaya terhadap kemampuan diri. Salah satu langkah strategis yang bisa digunakan adalah melalui layanan bimbingan dan konseling melalui layanan bimbingan kelompok. Layanan bimbingan secara daring (online) diberikan dalam rangka untuk mencegah kesulitan-kesulitan maupun untuk mengatasi persoalan-persoalan yang dihadapi oleh siswa. Ini berarti bimbingan dapat diberikan baik untuk mencegah agar kesulitan itu tidak terjadi, tetapi juga dapat diberikan untuk mengatasi kesulitankesulitan yang telah menimpa siswa. Namun demikian bimbingan lebih bersifat pencegahan dan pengembangan dari pada penyembuhan (Bimo Walgito, 2005:68). Akan tetapi perlu diakui bahwa selama ini fokus layanan bimbingan dan konseling di SMA lebih didominasi oleh layanan klasikal yang belum memanfaatkan media daring (online). Layanan yang bersifat kelompok dan individu cenderung difokuskan pada siswa yang bermasalah saja. Oleh karena itu dibutuhkan kejelian dan ketepatan dalam pelaksanaan bimbingan kelompok sehingga nantinya melalui layanan tersebut siswa benar-benar memperoleh kesempatan menumbuhkan optimisme, semangat belajar, percaya diri dan menciptakan hubungan yang baik antar sesamanya. 2. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode mixed method Adapun tujuan akhir dari penelitian ini adalah tersusunnya rumusan model bimbingan kelompok berbasis daring (online) untuk meningkatkan konsep diri positif siswa SMA. Kerangka model ini disusun berdasarkan kajian teoritis, empiris dan kondisi aktual tentang bimbingan kelompok dan karakteristik perkembangan remaja. Oleh sebab itu, penelitian ini menggunakan metode dan desain penelitian pengembangan (research and development) yang didasarkan pada prinsip-prinsip dan langkah-langkah Borg dan Gall, dengan penyederhanaan langkah-langkah menjadi enam tahapan (Samsudi, 2009:92) yaitu: 1) Tahap studi pendahuluan; 2) Perencanaan; 3) Tahap pengembangan model hipotetik; 4) penelaahan model hipotetik, 5) uji lapangan, 6) uji akhir produk. Dengan subjek yang dipilih siswa SMA. Penelitian ini memiliki dua variabel utama, yaitu bimbingan kelompok dan konsep diri positif siswa. Adapun teknik pengumpulan data nya menggunakan data kualitatif dan kuantitatif. Pada penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dan kuantitatif secara terpadu, maka teknik analisis data yang dilakukan juga secara terpadu. Analisis data dalam penelitian ini diarahkan dalam tiga tahapan, yaitu: tahap pertama, analisa data kualitatifnya akan dilakukan dengan analisis deskriptif yang terkait dengan model bimbingan kelompok berbasis daring (online). Prosedur kuantitatif dilakukan dengan menghitung presentase Konsep diri posistif siswa. Prosedur kualitatif di lakukan untuk memaknai deskripsi kondisi objektif tentang: (1) kebutuhan akan peningkatan konsep diri positif siswa; (2) pelaksanaan layanan bimbingan kelompok di sekolah. Tahap kedua, analisis data pada tahapan ini menggunakan prosedur kualitatif. Bentuk analisisnya adalah menelaah kondisi objektif kebutuhan siswa akan pengembangan konsep diri positif, dan pelaksanaan layanan bimbingan kelompok sebagai dasar untuk merumuskan model awal layanan bimbingan kelompok berbasis daring (online). Analisis ini di pertajam dengan masukan dan hasil validasi. Tahap ketiga, bentuk analisis kualitatif yang dilakukan adalah menelaah proses implementasi model yang akan digunakan sebagai dasar untuk menyusun model akhir bimbingan kelompok berbasis daring (online) untuk meningkatkan konsep diri positif siswa di SMA. Untuk mengetahui tingkat konsep diri positif siswa digunakan kategorisasi dari Hadi (2004:150), yakni: mean ideal + 1,5 SD ke atas dikategorikan tinggi, mean ideal sampai Hendrik, Ema Sukmawati Model bimbingan kelompok berbasis daring (online) meningkatkan konsep diri positif siswa SMA 117 Jurnal Bahana Manajemen Pendidikan. Volume 10 Nomor 2 Tahun 2021 dengan mean ideal + 1,5 SD dikategorikan sedang, mean ideal – 1,5 SD sampai dengan mean ideal dikategorikan Kurang, mean ideal – 1,5 SD ke","PeriodicalId":390167,"journal":{"name":"Jurnal Bahana Manajemen Pendidikan","volume":"165 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2021-12-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"1","resultStr":"{\"title\":\"Model bimbingan kelompok berbasis daring (online) meningkatkan konsep diri positif siswa SMA\",\"authors\":\"Hendrik Hendrik, Ema Sukmawati\",\"doi\":\"10.24036/jbmp.v10i2.115646\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"The purpose of this study is to know 1) Describe the objective conditions of group guidance in high school and know the level of positive self-concept of students in high school, 2) Produce an online group guidance model to improve the positive self-concept of students in high school, 3) Describe the results of the trial of online-based group guidance model to improve positive self-concept of students in high school, 4) Know the effectiveness of online group guidance models to improve students' positive self-concept in high school. This research uses Research and Development (R&D) research methods with research step 1) Preliminary study stage; 2) Planning; 3) The stage of development of hypothetical models; 4) review of hypothetical models, 5) field tests, 6) end product tests. A sample of 10 high school students was selected by purposive sampling. Data analysis techniques use qualitative and quantitative data. The results showed that the positive self-concept scale of students obtained preliminary data of 5 students (14.41%) high, 23 students (62.16%) moderate, 6 students (15.31%) less, and 3 students (8.10%) with low. The above explanation can be assumed that the positive self-concept of students is in the category of \\\"moderate\\\" and needs to be improved. After being given treatment of the subjects studied, there was a difference in initial evaluation scores (160.2 points) and final evaluation (217.7 points), where there was an increase in students' positive self-concept scores before and after being given online group guidance services with an increase of 56.6 points or equal to 20.21%. Abstrak Tujuan penelitian ini mengetahui 1) Mendiskripsikan kondisi objektif pelaksanaan bimbingan kelompok di SMA dan mengetahui tingkat konsep diri positif siswa di SMA, 2) Menghasilkan model bimbingan kelompok berbasis daring (online) untuk meningkatkan konsep diri positif siswa di SMA, 3) Mendeskripsikan hasil uji coba model bimbingan kelompok berbasis daring (online) untuk meningkatkan konsep diri positif siswa di SMA, 4) Mengetahui efektivitas model bimbingan kelompok berbasis daring (online) untuk meningkatkan konsep diri positif siswa di SMA. Penelitian ini menggunakan metode penelitian Research and Development (R&D) dengan langkah penelitian 1) Tahap studi pendahuluan; 2) Perencanaan; 3) Tahap pengembangan model hipotetik; 4) penelaahan model hipotetik, 5) uji lapangan, 6) uji akhir produk. Sampel 10 orang siswa SMA dipilih secara purposif sampling. Teknik analisis data menggunakan data kualitatif dan kuantitatif.Hasil penelitian menunjukkan bahwa skala konsep diri positif siswa diperoleh data awal 5 siswa (14.41%) tinggi, 23 siswa (62.16%) sedang, 6 siswa (15.31%) kurang, dan 3 siswa (8.10%) dengan rendah. Penjelasan diatas dapat diasumsikan bahwa konsep diri positif siswa berada pada kategori “sedang” serta perlu ditingkatkan. Simpulan setelah diberikan perlakuan terhadap subyek yang diteliti maka didapat perbedaan skor evaluasi awal (160,2 poin) dan evaluasi akhir (217,7 poin), dimana ada peningkatan skor konsep diri positif siswa sebelum dan sesudah diberikan layanan bimbingan kelompok berbasis daring (online) dengan peningkatan sebesar 56,6 poin atau sama dengan 20,21%. Kata Kunci: Model Bimbingan Kelompok; Daring; Online; Konsep Diri Positif How to Cite: Hendrik., & Ema, S. (2021). Model bimbingan kelompok berbasis daring (online) meningkatkan konsep diri positif siswa SMA. Jurnal Bahana Manajemen Pendidikan, 10(2), 115-119. doi:10.24036/jbmp.v10i2 This is an open access article distributed under the Creative Commons 4.0 Attribution License, which permits unrestricted use, distribution, and reproduction in any medium, provided the original work is properly cited. ©2021 by author. 1. Pendahuluan Cara pandang individu terhadap dirinya akan membentuk suatu konsep tentang diri sendiri. Konsep tentang diri merupakan hal yang penting bagi kehidupan individu karena konsep diri menentukan bagaimana individu bertindak dalam berbagai situasi. Konsep diri merupakan seperangkat instrumen pengendali mental Hendrik, Ema Sukmawati Model bimbingan kelompok berbasis daring (online) meningkatkan konsep diri positif siswa SMA 116 Jurnal Bahana Manajemen Pendidikan. Volume 10 Nomor 2 Tahun 2021 dan karenanya mempengaruhi kemampuan berpikir seseorang. Adi W. Gunawan (2005:46) menyebutkan bahwa seseorang yang mempunyai konsep diri positif akan menjadi invidu yang mampu memandang dirinya secara positif, berani mencoba dan mengambil risiko, selalu optimis, percaya diri, dan antusias menetapkan arah dan tujuan hidup. Secara rasional, konsep diri sangatlah penting bagi aktivitas siswa sebagai pelajar. Hasil-hasil penelitian yang dilakukan oleh Shupe dan Yager dan Yeung dan Marsh dalam Mayaza dan Supradewi, (2011:13) menunjukkan bahwa konsep diri dan pencapaian akademik siswa adalah dua hal yang saling mempengaruhi. Hasil-hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa dalam berbagai tingkatan mulai dari sekolah dasar sampai dengan perguruan tinggi, seseorang dengan konsep diri yang positif cenderung memiliki pencapaian akademik yang lebih baik. Berdasarkan hasil observasi melalui Daftar Cek Masalah (DCM) aspek kebisaaan belajar, didapat data bahwa 53,3% malas belajar, 50% hanya belajar di malam hari, 40% belajar tidak teratur waktunya, dan 30% mengantuk jika belajar. Hasil tersebut ditindak lanjuti peneliti dengan melakukan wawancara kepada sepuluh siswa, didapatkan informasi bahwa siswa masih merasa kurang percaya diri dengan kemampuannya, pesimis terhadap hasil belajar, merasa bahwa belajar adalah kegiatan yang membosankan terlebih di masa Covid-19, tidak berani mencoba hal baru yang bisa menunjang aktivitas belajar, dan kurang antusias dalam memandang karir ke depannya. Permasalahan tersebut di atas bisa diatasi dengan meningkatkan konsep diri yang positif pada siswa. Asumsinya dengan memiliki konsep diri yang positif maka siswa dapat mencapai tujuan belajar dengan optimal, karena mereka memiliki sikap optimis, semangat, dan percaya terhadap kemampuan diri. Salah satu langkah strategis yang bisa digunakan adalah melalui layanan bimbingan dan konseling melalui layanan bimbingan kelompok. Layanan bimbingan secara daring (online) diberikan dalam rangka untuk mencegah kesulitan-kesulitan maupun untuk mengatasi persoalan-persoalan yang dihadapi oleh siswa. Ini berarti bimbingan dapat diberikan baik untuk mencegah agar kesulitan itu tidak terjadi, tetapi juga dapat diberikan untuk mengatasi kesulitankesulitan yang telah menimpa siswa. Namun demikian bimbingan lebih bersifat pencegahan dan pengembangan dari pada penyembuhan (Bimo Walgito, 2005:68). Akan tetapi perlu diakui bahwa selama ini fokus layanan bimbingan dan konseling di SMA lebih didominasi oleh layanan klasikal yang belum memanfaatkan media daring (online). Layanan yang bersifat kelompok dan individu cenderung difokuskan pada siswa yang bermasalah saja. Oleh karena itu dibutuhkan kejelian dan ketepatan dalam pelaksanaan bimbingan kelompok sehingga nantinya melalui layanan tersebut siswa benar-benar memperoleh kesempatan menumbuhkan optimisme, semangat belajar, percaya diri dan menciptakan hubungan yang baik antar sesamanya. 2. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode mixed method Adapun tujuan akhir dari penelitian ini adalah tersusunnya rumusan model bimbingan kelompok berbasis daring (online) untuk meningkatkan konsep diri positif siswa SMA. Kerangka model ini disusun berdasarkan kajian teoritis, empiris dan kondisi aktual tentang bimbingan kelompok dan karakteristik perkembangan remaja. Oleh sebab itu, penelitian ini menggunakan metode dan desain penelitian pengembangan (research and development) yang didasarkan pada prinsip-prinsip dan langkah-langkah Borg dan Gall, dengan penyederhanaan langkah-langkah menjadi enam tahapan (Samsudi, 2009:92) yaitu: 1) Tahap studi pendahuluan; 2) Perencanaan; 3) Tahap pengembangan model hipotetik; 4) penelaahan model hipotetik, 5) uji lapangan, 6) uji akhir produk. Dengan subjek yang dipilih siswa SMA. Penelitian ini memiliki dua variabel utama, yaitu bimbingan kelompok dan konsep diri positif siswa. Adapun teknik pengumpulan data nya menggunakan data kualitatif dan kuantitatif. Pada penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dan kuantitatif secara terpadu, maka teknik analisis data yang dilakukan juga secara terpadu. Analisis data dalam penelitian ini diarahkan dalam tiga tahapan, yaitu: tahap pertama, analisa data kualitatifnya akan dilakukan dengan analisis deskriptif yang terkait dengan model bimbingan kelompok berbasis daring (online). Prosedur kuantitatif dilakukan dengan menghitung presentase Konsep diri posistif siswa. Prosedur kualitatif di lakukan untuk memaknai deskripsi kondisi objektif tentang: (1) kebutuhan akan peningkatan konsep diri positif siswa; (2) pelaksanaan layanan bimbingan kelompok di sekolah. Tahap kedua, analisis data pada tahapan ini menggunakan prosedur kualitatif. Bentuk analisisnya adalah menelaah kondisi objektif kebutuhan siswa akan pengembangan konsep diri positif, dan pelaksanaan layanan bimbingan kelompok sebagai dasar untuk merumuskan model awal layanan bimbingan kelompok berbasis daring (online). Analisis ini di pertajam dengan masukan dan hasil validasi. Tahap ketiga, bentuk analisis kualitatif yang dilakukan adalah menelaah proses implementasi model yang akan digunakan sebagai dasar untuk menyusun model akhir bimbingan kelompok berbasis daring (online) untuk meningkatkan konsep diri positif siswa di SMA. Untuk mengetahui tingkat konsep diri positif siswa digunakan kategorisasi dari Hadi (2004:150), yakni: mean ideal + 1,5 SD ke atas dikategorikan tinggi, mean ideal sampai Hendrik, Ema Sukmawati Model bimbingan kelompok berbasis daring (online) meningkatkan konsep diri positif siswa SMA 117 Jurnal Bahana Manajemen Pendidikan. Volume 10 Nomor 2 Tahun 2021 dengan mean ideal + 1,5 SD dikategorikan sedang, mean ideal – 1,5 SD sampai dengan mean ideal dikategorikan Kurang, mean ideal – 1,5 SD ke\",\"PeriodicalId\":390167,\"journal\":{\"name\":\"Jurnal Bahana Manajemen Pendidikan\",\"volume\":\"165 1\",\"pages\":\"0\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2021-12-22\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"1\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Jurnal Bahana Manajemen Pendidikan\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.24036/jbmp.v10i2.115646\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Bahana Manajemen Pendidikan","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.24036/jbmp.v10i2.115646","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 1
Model bimbingan kelompok berbasis daring (online) meningkatkan konsep diri positif siswa SMA
The purpose of this study is to know 1) Describe the objective conditions of group guidance in high school and know the level of positive self-concept of students in high school, 2) Produce an online group guidance model to improve the positive self-concept of students in high school, 3) Describe the results of the trial of online-based group guidance model to improve positive self-concept of students in high school, 4) Know the effectiveness of online group guidance models to improve students' positive self-concept in high school. This research uses Research and Development (R&D) research methods with research step 1) Preliminary study stage; 2) Planning; 3) The stage of development of hypothetical models; 4) review of hypothetical models, 5) field tests, 6) end product tests. A sample of 10 high school students was selected by purposive sampling. Data analysis techniques use qualitative and quantitative data. The results showed that the positive self-concept scale of students obtained preliminary data of 5 students (14.41%) high, 23 students (62.16%) moderate, 6 students (15.31%) less, and 3 students (8.10%) with low. The above explanation can be assumed that the positive self-concept of students is in the category of "moderate" and needs to be improved. After being given treatment of the subjects studied, there was a difference in initial evaluation scores (160.2 points) and final evaluation (217.7 points), where there was an increase in students' positive self-concept scores before and after being given online group guidance services with an increase of 56.6 points or equal to 20.21%. Abstrak Tujuan penelitian ini mengetahui 1) Mendiskripsikan kondisi objektif pelaksanaan bimbingan kelompok di SMA dan mengetahui tingkat konsep diri positif siswa di SMA, 2) Menghasilkan model bimbingan kelompok berbasis daring (online) untuk meningkatkan konsep diri positif siswa di SMA, 3) Mendeskripsikan hasil uji coba model bimbingan kelompok berbasis daring (online) untuk meningkatkan konsep diri positif siswa di SMA, 4) Mengetahui efektivitas model bimbingan kelompok berbasis daring (online) untuk meningkatkan konsep diri positif siswa di SMA. Penelitian ini menggunakan metode penelitian Research and Development (R&D) dengan langkah penelitian 1) Tahap studi pendahuluan; 2) Perencanaan; 3) Tahap pengembangan model hipotetik; 4) penelaahan model hipotetik, 5) uji lapangan, 6) uji akhir produk. Sampel 10 orang siswa SMA dipilih secara purposif sampling. Teknik analisis data menggunakan data kualitatif dan kuantitatif.Hasil penelitian menunjukkan bahwa skala konsep diri positif siswa diperoleh data awal 5 siswa (14.41%) tinggi, 23 siswa (62.16%) sedang, 6 siswa (15.31%) kurang, dan 3 siswa (8.10%) dengan rendah. Penjelasan diatas dapat diasumsikan bahwa konsep diri positif siswa berada pada kategori “sedang” serta perlu ditingkatkan. Simpulan setelah diberikan perlakuan terhadap subyek yang diteliti maka didapat perbedaan skor evaluasi awal (160,2 poin) dan evaluasi akhir (217,7 poin), dimana ada peningkatan skor konsep diri positif siswa sebelum dan sesudah diberikan layanan bimbingan kelompok berbasis daring (online) dengan peningkatan sebesar 56,6 poin atau sama dengan 20,21%. Kata Kunci: Model Bimbingan Kelompok; Daring; Online; Konsep Diri Positif How to Cite: Hendrik., & Ema, S. (2021). Model bimbingan kelompok berbasis daring (online) meningkatkan konsep diri positif siswa SMA. Jurnal Bahana Manajemen Pendidikan, 10(2), 115-119. doi:10.24036/jbmp.v10i2 This is an open access article distributed under the Creative Commons 4.0 Attribution License, which permits unrestricted use, distribution, and reproduction in any medium, provided the original work is properly cited. ©2021 by author. 1. Pendahuluan Cara pandang individu terhadap dirinya akan membentuk suatu konsep tentang diri sendiri. Konsep tentang diri merupakan hal yang penting bagi kehidupan individu karena konsep diri menentukan bagaimana individu bertindak dalam berbagai situasi. Konsep diri merupakan seperangkat instrumen pengendali mental Hendrik, Ema Sukmawati Model bimbingan kelompok berbasis daring (online) meningkatkan konsep diri positif siswa SMA 116 Jurnal Bahana Manajemen Pendidikan. Volume 10 Nomor 2 Tahun 2021 dan karenanya mempengaruhi kemampuan berpikir seseorang. Adi W. Gunawan (2005:46) menyebutkan bahwa seseorang yang mempunyai konsep diri positif akan menjadi invidu yang mampu memandang dirinya secara positif, berani mencoba dan mengambil risiko, selalu optimis, percaya diri, dan antusias menetapkan arah dan tujuan hidup. Secara rasional, konsep diri sangatlah penting bagi aktivitas siswa sebagai pelajar. Hasil-hasil penelitian yang dilakukan oleh Shupe dan Yager dan Yeung dan Marsh dalam Mayaza dan Supradewi, (2011:13) menunjukkan bahwa konsep diri dan pencapaian akademik siswa adalah dua hal yang saling mempengaruhi. Hasil-hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa dalam berbagai tingkatan mulai dari sekolah dasar sampai dengan perguruan tinggi, seseorang dengan konsep diri yang positif cenderung memiliki pencapaian akademik yang lebih baik. Berdasarkan hasil observasi melalui Daftar Cek Masalah (DCM) aspek kebisaaan belajar, didapat data bahwa 53,3% malas belajar, 50% hanya belajar di malam hari, 40% belajar tidak teratur waktunya, dan 30% mengantuk jika belajar. Hasil tersebut ditindak lanjuti peneliti dengan melakukan wawancara kepada sepuluh siswa, didapatkan informasi bahwa siswa masih merasa kurang percaya diri dengan kemampuannya, pesimis terhadap hasil belajar, merasa bahwa belajar adalah kegiatan yang membosankan terlebih di masa Covid-19, tidak berani mencoba hal baru yang bisa menunjang aktivitas belajar, dan kurang antusias dalam memandang karir ke depannya. Permasalahan tersebut di atas bisa diatasi dengan meningkatkan konsep diri yang positif pada siswa. Asumsinya dengan memiliki konsep diri yang positif maka siswa dapat mencapai tujuan belajar dengan optimal, karena mereka memiliki sikap optimis, semangat, dan percaya terhadap kemampuan diri. Salah satu langkah strategis yang bisa digunakan adalah melalui layanan bimbingan dan konseling melalui layanan bimbingan kelompok. Layanan bimbingan secara daring (online) diberikan dalam rangka untuk mencegah kesulitan-kesulitan maupun untuk mengatasi persoalan-persoalan yang dihadapi oleh siswa. Ini berarti bimbingan dapat diberikan baik untuk mencegah agar kesulitan itu tidak terjadi, tetapi juga dapat diberikan untuk mengatasi kesulitankesulitan yang telah menimpa siswa. Namun demikian bimbingan lebih bersifat pencegahan dan pengembangan dari pada penyembuhan (Bimo Walgito, 2005:68). Akan tetapi perlu diakui bahwa selama ini fokus layanan bimbingan dan konseling di SMA lebih didominasi oleh layanan klasikal yang belum memanfaatkan media daring (online). Layanan yang bersifat kelompok dan individu cenderung difokuskan pada siswa yang bermasalah saja. Oleh karena itu dibutuhkan kejelian dan ketepatan dalam pelaksanaan bimbingan kelompok sehingga nantinya melalui layanan tersebut siswa benar-benar memperoleh kesempatan menumbuhkan optimisme, semangat belajar, percaya diri dan menciptakan hubungan yang baik antar sesamanya. 2. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode mixed method Adapun tujuan akhir dari penelitian ini adalah tersusunnya rumusan model bimbingan kelompok berbasis daring (online) untuk meningkatkan konsep diri positif siswa SMA. Kerangka model ini disusun berdasarkan kajian teoritis, empiris dan kondisi aktual tentang bimbingan kelompok dan karakteristik perkembangan remaja. Oleh sebab itu, penelitian ini menggunakan metode dan desain penelitian pengembangan (research and development) yang didasarkan pada prinsip-prinsip dan langkah-langkah Borg dan Gall, dengan penyederhanaan langkah-langkah menjadi enam tahapan (Samsudi, 2009:92) yaitu: 1) Tahap studi pendahuluan; 2) Perencanaan; 3) Tahap pengembangan model hipotetik; 4) penelaahan model hipotetik, 5) uji lapangan, 6) uji akhir produk. Dengan subjek yang dipilih siswa SMA. Penelitian ini memiliki dua variabel utama, yaitu bimbingan kelompok dan konsep diri positif siswa. Adapun teknik pengumpulan data nya menggunakan data kualitatif dan kuantitatif. Pada penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dan kuantitatif secara terpadu, maka teknik analisis data yang dilakukan juga secara terpadu. Analisis data dalam penelitian ini diarahkan dalam tiga tahapan, yaitu: tahap pertama, analisa data kualitatifnya akan dilakukan dengan analisis deskriptif yang terkait dengan model bimbingan kelompok berbasis daring (online). Prosedur kuantitatif dilakukan dengan menghitung presentase Konsep diri posistif siswa. Prosedur kualitatif di lakukan untuk memaknai deskripsi kondisi objektif tentang: (1) kebutuhan akan peningkatan konsep diri positif siswa; (2) pelaksanaan layanan bimbingan kelompok di sekolah. Tahap kedua, analisis data pada tahapan ini menggunakan prosedur kualitatif. Bentuk analisisnya adalah menelaah kondisi objektif kebutuhan siswa akan pengembangan konsep diri positif, dan pelaksanaan layanan bimbingan kelompok sebagai dasar untuk merumuskan model awal layanan bimbingan kelompok berbasis daring (online). Analisis ini di pertajam dengan masukan dan hasil validasi. Tahap ketiga, bentuk analisis kualitatif yang dilakukan adalah menelaah proses implementasi model yang akan digunakan sebagai dasar untuk menyusun model akhir bimbingan kelompok berbasis daring (online) untuk meningkatkan konsep diri positif siswa di SMA. Untuk mengetahui tingkat konsep diri positif siswa digunakan kategorisasi dari Hadi (2004:150), yakni: mean ideal + 1,5 SD ke atas dikategorikan tinggi, mean ideal sampai Hendrik, Ema Sukmawati Model bimbingan kelompok berbasis daring (online) meningkatkan konsep diri positif siswa SMA 117 Jurnal Bahana Manajemen Pendidikan. Volume 10 Nomor 2 Tahun 2021 dengan mean ideal + 1,5 SD dikategorikan sedang, mean ideal – 1,5 SD sampai dengan mean ideal dikategorikan Kurang, mean ideal – 1,5 SD ke