Nurul Uly Rosyidah, Anna Mailasari Kusuma Dewi, Dwi Marliyawati, Kanti Yunika, Herlina Suryawati, Rery Budiarti
{"title":"FAKTOR RISIKO KEJADIAN OBSTRUCTIVE SLEEP APNEA PADA PASIEN STROKE ISKEMIK","authors":"Nurul Uly Rosyidah, Anna Mailasari Kusuma Dewi, Dwi Marliyawati, Kanti Yunika, Herlina Suryawati, Rery Budiarti","doi":"10.36408/mhjcm.v9i3.826","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"LATAR BELAKANG: Obstructive Sleep Apnea (OSA) memiliki hubungan dua arah dengan stroke iskemik. OSA yang tidak diobati dapat menyebabkan stroke berulang. Penanganan OSA adalah kunci untuk preventif pada pasien stroke. \nTUJUAN: Mengetahui bahwa IMT, lingkar leher besar, deviasi septum, hipertrofi konka, hipertrofi tonsila palatina, makroglosia, obstruksi saluran nafas atas merupakan faktor risiko kejadian OSA pasien stroke iskemik. \nMETODE: Penelitian observasional dengan desain cross sectional, subjek sebanyak 86 pasien stroke iskemik di Poli Neurologi dan THT-KL RSUP Kariadi Semarang bulan Desember 2021-Juli 2022. Data diperoleh melalui kuesioner, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan nasolaringoskopi fleksibel. Analisis menggunakan uji chi-square dan uji regresi multivariat. \nHASIL: Didapatkan 86 subjek terdiri dari 42 laki-laki(48,8%) dan perempuan 44 (51,2%), usia rerata 54 th, dan 61 subjek (70,9%) stroke iskemik pertama. IMT (p= 0,191), lingkar leher (p= 0,402), septum deviasi (p= 0,020), hipertrofi konka inferior (p= 0,021), makroglosia (p= 0,012), hipertrofi tonsila palatina (p= 0,013), dan obstruksi saluran nafas atas (p= 0,035) berisiko terhadap kejadian OSA pada pasien stroke iskemik. Septum deviasi berisiko 6,1x, konka inferior hipertrofi berisiko 4,1x, dan hipertrofi tonsila palatina berisiko 8,8x terhadap kejadian OSA pada pasien stroke iskemik. \nKESIMPULAN: Septum deviasi, konka inferior hipertrofi, makroglossia, hipertrofi tonsila palatina, makroglosia, dan obstruksi saluran nafas atas merupakan faktor resiko terhadap kejadian OSA pasien stroke iskemik. Hipertrofi tonsila palatina merupakan faktor risiko yang paling dominan terhadap kejadian OSA pasien stroke iskemik. \nKata Kunci: OSA, faktor risiko, stroke iskemik.","PeriodicalId":117574,"journal":{"name":"Medica Hospitalia : Journal of Clinical Medicine","volume":"86 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-11-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Medica Hospitalia : Journal of Clinical Medicine","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.36408/mhjcm.v9i3.826","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
FAKTOR RISIKO KEJADIAN OBSTRUCTIVE SLEEP APNEA PADA PASIEN STROKE ISKEMIK
LATAR BELAKANG: Obstructive Sleep Apnea (OSA) memiliki hubungan dua arah dengan stroke iskemik. OSA yang tidak diobati dapat menyebabkan stroke berulang. Penanganan OSA adalah kunci untuk preventif pada pasien stroke.
TUJUAN: Mengetahui bahwa IMT, lingkar leher besar, deviasi septum, hipertrofi konka, hipertrofi tonsila palatina, makroglosia, obstruksi saluran nafas atas merupakan faktor risiko kejadian OSA pasien stroke iskemik.
METODE: Penelitian observasional dengan desain cross sectional, subjek sebanyak 86 pasien stroke iskemik di Poli Neurologi dan THT-KL RSUP Kariadi Semarang bulan Desember 2021-Juli 2022. Data diperoleh melalui kuesioner, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan nasolaringoskopi fleksibel. Analisis menggunakan uji chi-square dan uji regresi multivariat.
HASIL: Didapatkan 86 subjek terdiri dari 42 laki-laki(48,8%) dan perempuan 44 (51,2%), usia rerata 54 th, dan 61 subjek (70,9%) stroke iskemik pertama. IMT (p= 0,191), lingkar leher (p= 0,402), septum deviasi (p= 0,020), hipertrofi konka inferior (p= 0,021), makroglosia (p= 0,012), hipertrofi tonsila palatina (p= 0,013), dan obstruksi saluran nafas atas (p= 0,035) berisiko terhadap kejadian OSA pada pasien stroke iskemik. Septum deviasi berisiko 6,1x, konka inferior hipertrofi berisiko 4,1x, dan hipertrofi tonsila palatina berisiko 8,8x terhadap kejadian OSA pada pasien stroke iskemik.
KESIMPULAN: Septum deviasi, konka inferior hipertrofi, makroglossia, hipertrofi tonsila palatina, makroglosia, dan obstruksi saluran nafas atas merupakan faktor resiko terhadap kejadian OSA pasien stroke iskemik. Hipertrofi tonsila palatina merupakan faktor risiko yang paling dominan terhadap kejadian OSA pasien stroke iskemik.
Kata Kunci: OSA, faktor risiko, stroke iskemik.