{"title":"在Batak Toba的传统中重读福音和文化","authors":"Irvan Hutasoit","doi":"10.46362/jrsc.v4i1.91","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"How can theology rationalize an irrational object, namely: God? If the effort to study theology wants to rationalize these irrational objects, then theology cannot be separated from scientific branches outside of itself. This article aims to re-read the Bible and Culture in the Toba Batak tradition. The research method used is the cultural sociology approach. While the result of this research is that the church is confronted with the postmodern perception of the human mind. In it there is an awareness that on earth there are many truths that are scattered. Each truth does not conflict with each other, but complements one another, because the existence of one truth is only real when it is side by side with other truths. This belief must of course be expressed in the utterances of words and sentences in the church rites room, both verbally and in writing. \n \nBagaimana teologi bisa merasionalkan suatu objek yang tidak rasional, yaitu: Allah? Apabila usaha pembelajaran teologi hendak merasionalkan objek yang tidak rasional tersebut, maka teologi tidak bisa lepas dari cabang keilmuan di luar dirinya. Artikel ini bertujuan membaca ulang Injil dan Kebudayaan dalam tradisi Batak Toba. Metode penelitian yang digunakan dengan pendekatan sosiologi budaya. Sednag hasil penelitian ini adalah gereja diperhadapkan pada persepsi pikiran manusia yang Postmodern. Di dalamnya ada kesadaran bahwa di muka bumi banyak kebenaran yang bertebaran. Masing-masing kebenaran tidak saling bertentangan, tetapi mengisi antara yang satu dengan lainnya, sebab eksistensi kebenaran yang satu baru nyata apabila bersanding dengan kebenaran yang lainnya. Keyakinan ini tentu harus dituangkan dalam tuturan-tuturan kata serta kalimat dalam ruang ritus gereja, baik secara verbal maupun tertulis. \n ","PeriodicalId":194583,"journal":{"name":"Journal of Religious and Socio-Cultural","volume":"149 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-01-19","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"Membaca Ulang Injil Dan Kebudayaan Dalam Tradisi Batak Toba\",\"authors\":\"Irvan Hutasoit\",\"doi\":\"10.46362/jrsc.v4i1.91\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"How can theology rationalize an irrational object, namely: God? If the effort to study theology wants to rationalize these irrational objects, then theology cannot be separated from scientific branches outside of itself. This article aims to re-read the Bible and Culture in the Toba Batak tradition. The research method used is the cultural sociology approach. While the result of this research is that the church is confronted with the postmodern perception of the human mind. In it there is an awareness that on earth there are many truths that are scattered. Each truth does not conflict with each other, but complements one another, because the existence of one truth is only real when it is side by side with other truths. This belief must of course be expressed in the utterances of words and sentences in the church rites room, both verbally and in writing. \\n \\nBagaimana teologi bisa merasionalkan suatu objek yang tidak rasional, yaitu: Allah? Apabila usaha pembelajaran teologi hendak merasionalkan objek yang tidak rasional tersebut, maka teologi tidak bisa lepas dari cabang keilmuan di luar dirinya. Artikel ini bertujuan membaca ulang Injil dan Kebudayaan dalam tradisi Batak Toba. Metode penelitian yang digunakan dengan pendekatan sosiologi budaya. Sednag hasil penelitian ini adalah gereja diperhadapkan pada persepsi pikiran manusia yang Postmodern. Di dalamnya ada kesadaran bahwa di muka bumi banyak kebenaran yang bertebaran. Masing-masing kebenaran tidak saling bertentangan, tetapi mengisi antara yang satu dengan lainnya, sebab eksistensi kebenaran yang satu baru nyata apabila bersanding dengan kebenaran yang lainnya. Keyakinan ini tentu harus dituangkan dalam tuturan-tuturan kata serta kalimat dalam ruang ritus gereja, baik secara verbal maupun tertulis. \\n \",\"PeriodicalId\":194583,\"journal\":{\"name\":\"Journal of Religious and Socio-Cultural\",\"volume\":\"149 1\",\"pages\":\"0\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2023-01-19\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Journal of Religious and Socio-Cultural\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.46362/jrsc.v4i1.91\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Journal of Religious and Socio-Cultural","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.46362/jrsc.v4i1.91","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
摘要
神学如何合理化一个不合理的对象,即:上帝?如果研究神学的努力想要使这些非理性的对象合理化,那么神学就不能与它自身之外的科学分支分开。本文旨在重新阅读托巴巴塔克传统中的圣经和文化。研究方法为文化社会学方法。而这项研究的结果是,教会面临着后现代人类思想的感知。在它里面有一种意识,在地球上有许多真理是分散的。每个真理并不相互冲突,而是相互补充,因为只有当一个真理与其他真理并存时,它的存在才是真实的。这种信仰当然必须在教堂仪式室的话语和句子中表达出来,包括口头和书面。巴盖马纳的地质学家们,他们的地质学家们,他们的物理学家,他们的物理学家,他们的物理学家,他们的物理学家。Apabila usaha penbelajaran地质学家的研究对象是地质学家的研究对象,地质学家的研究对象是地质学家的研究对象,地质学家的研究对象是地质学家的研究对象。Artikel ini bertujuan membaca ulang Injil dan Kebudayaan dalam tradisi Batak Toba。方法:阳迪古纳坎,登高,登高,登高,登高,登高。senag hasil penelitian ini adalah gereja diperhadapkan pada persepi pikiran manusia yang后现代。Di dalamnya ada kesadaran bahwa Di muka buyak kebenaran yang bertebaran。Masing-masing kebenaran tidak saling bertenangan, tetapi mengisi antara yang satu dengan lainnya, sebab eksistensi kebenaran yang satu baru nyata apabila berding dengan kebenaran yang lainnya。Keyakinan ini tentu harus dittuangkan dalam tuturan-tuturan kata serta kalimat dalam ruang ritus gereja, baik secara verbal maupun tertulis。
Membaca Ulang Injil Dan Kebudayaan Dalam Tradisi Batak Toba
How can theology rationalize an irrational object, namely: God? If the effort to study theology wants to rationalize these irrational objects, then theology cannot be separated from scientific branches outside of itself. This article aims to re-read the Bible and Culture in the Toba Batak tradition. The research method used is the cultural sociology approach. While the result of this research is that the church is confronted with the postmodern perception of the human mind. In it there is an awareness that on earth there are many truths that are scattered. Each truth does not conflict with each other, but complements one another, because the existence of one truth is only real when it is side by side with other truths. This belief must of course be expressed in the utterances of words and sentences in the church rites room, both verbally and in writing.
Bagaimana teologi bisa merasionalkan suatu objek yang tidak rasional, yaitu: Allah? Apabila usaha pembelajaran teologi hendak merasionalkan objek yang tidak rasional tersebut, maka teologi tidak bisa lepas dari cabang keilmuan di luar dirinya. Artikel ini bertujuan membaca ulang Injil dan Kebudayaan dalam tradisi Batak Toba. Metode penelitian yang digunakan dengan pendekatan sosiologi budaya. Sednag hasil penelitian ini adalah gereja diperhadapkan pada persepsi pikiran manusia yang Postmodern. Di dalamnya ada kesadaran bahwa di muka bumi banyak kebenaran yang bertebaran. Masing-masing kebenaran tidak saling bertentangan, tetapi mengisi antara yang satu dengan lainnya, sebab eksistensi kebenaran yang satu baru nyata apabila bersanding dengan kebenaran yang lainnya. Keyakinan ini tentu harus dituangkan dalam tuturan-tuturan kata serta kalimat dalam ruang ritus gereja, baik secara verbal maupun tertulis.