{"title":"代谢和家庭综合症患者的全面服务:案例研究","authors":"Erlina Wijayanti","doi":"10.33476/jky.v26i2.391","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Seorang lelaki, Tn. A berusia 31 tahun mengalami sindrom metabolik ditandai dengan tanda obesitas sentral, hipertensi, dan hiperglikemi. Tn. A memiliki seorang istri dan 3 orang anak yang masih balita. Status gizi istri dan anak masih dalam batas normal (berdasarkan IMT untuk istri dan BB/U untuk anak). Akan tetapi pola makan keluarga sering memilih makanan berlemak. Aktivitas fisik istri tergolong kurang aktif. Selain itu, pola asuh keluarga lebih menyukai anak balita yang gemuk. Peran keluarga sebelum pembinaan memiliki nilai coping score 2. Kemudian dilakukan pembinaan dengan prinsip pencegahan komprehensif pada pasien dan keluarganya. Pada Tn. A dilakukan pencegahan tersier dengan terapi dan perbaikan gaya hidup. Sedangkan pada keluarganya dilakukan pencegahan primer agar berpola hidup sehat (aktivitas fisik, mengurangi konsumsi lemak dan karbohidrat) dan memperbaiki persepsi mengenai pola asuh anak. Pencegahan sekunder berupa penilaian status gizi, pemeriksaan tanda vital dan pemeriksaan gula darah serta profil lipid. Metode pembinaan yang digunakan berupa family conference, konseling dan pendampingan. Pasca pembinaan, coping score meningkat dari skor 2 menjadi lebih dari 4. Kondisi pasien membaik dan keluarga mulai memperbaiki pola hidupnya. Artikel ini juga membahas mengenai natural history of disease dan level of prevention pada sindrom metabolik.","PeriodicalId":347843,"journal":{"name":"Jurnal Kedokteran YARSI","volume":"6 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2018-10-19","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"Pelayanan Komprehensif Terhadap Seorang Penderita Sindrom Metabolik dan Keluarga: Studi Kasus\",\"authors\":\"Erlina Wijayanti\",\"doi\":\"10.33476/jky.v26i2.391\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Seorang lelaki, Tn. A berusia 31 tahun mengalami sindrom metabolik ditandai dengan tanda obesitas sentral, hipertensi, dan hiperglikemi. Tn. A memiliki seorang istri dan 3 orang anak yang masih balita. Status gizi istri dan anak masih dalam batas normal (berdasarkan IMT untuk istri dan BB/U untuk anak). Akan tetapi pola makan keluarga sering memilih makanan berlemak. Aktivitas fisik istri tergolong kurang aktif. Selain itu, pola asuh keluarga lebih menyukai anak balita yang gemuk. Peran keluarga sebelum pembinaan memiliki nilai coping score 2. Kemudian dilakukan pembinaan dengan prinsip pencegahan komprehensif pada pasien dan keluarganya. Pada Tn. A dilakukan pencegahan tersier dengan terapi dan perbaikan gaya hidup. Sedangkan pada keluarganya dilakukan pencegahan primer agar berpola hidup sehat (aktivitas fisik, mengurangi konsumsi lemak dan karbohidrat) dan memperbaiki persepsi mengenai pola asuh anak. Pencegahan sekunder berupa penilaian status gizi, pemeriksaan tanda vital dan pemeriksaan gula darah serta profil lipid. Metode pembinaan yang digunakan berupa family conference, konseling dan pendampingan. Pasca pembinaan, coping score meningkat dari skor 2 menjadi lebih dari 4. Kondisi pasien membaik dan keluarga mulai memperbaiki pola hidupnya. Artikel ini juga membahas mengenai natural history of disease dan level of prevention pada sindrom metabolik.\",\"PeriodicalId\":347843,\"journal\":{\"name\":\"Jurnal Kedokteran YARSI\",\"volume\":\"6 1\",\"pages\":\"0\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2018-10-19\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Jurnal Kedokteran YARSI\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.33476/jky.v26i2.391\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Kedokteran YARSI","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.33476/jky.v26i2.391","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
Pelayanan Komprehensif Terhadap Seorang Penderita Sindrom Metabolik dan Keluarga: Studi Kasus
Seorang lelaki, Tn. A berusia 31 tahun mengalami sindrom metabolik ditandai dengan tanda obesitas sentral, hipertensi, dan hiperglikemi. Tn. A memiliki seorang istri dan 3 orang anak yang masih balita. Status gizi istri dan anak masih dalam batas normal (berdasarkan IMT untuk istri dan BB/U untuk anak). Akan tetapi pola makan keluarga sering memilih makanan berlemak. Aktivitas fisik istri tergolong kurang aktif. Selain itu, pola asuh keluarga lebih menyukai anak balita yang gemuk. Peran keluarga sebelum pembinaan memiliki nilai coping score 2. Kemudian dilakukan pembinaan dengan prinsip pencegahan komprehensif pada pasien dan keluarganya. Pada Tn. A dilakukan pencegahan tersier dengan terapi dan perbaikan gaya hidup. Sedangkan pada keluarganya dilakukan pencegahan primer agar berpola hidup sehat (aktivitas fisik, mengurangi konsumsi lemak dan karbohidrat) dan memperbaiki persepsi mengenai pola asuh anak. Pencegahan sekunder berupa penilaian status gizi, pemeriksaan tanda vital dan pemeriksaan gula darah serta profil lipid. Metode pembinaan yang digunakan berupa family conference, konseling dan pendampingan. Pasca pembinaan, coping score meningkat dari skor 2 menjadi lebih dari 4. Kondisi pasien membaik dan keluarga mulai memperbaiki pola hidupnya. Artikel ini juga membahas mengenai natural history of disease dan level of prevention pada sindrom metabolik.