{"title":"肯塞尔文化和高中学生意识的现象在泗水的舞台表演","authors":"Yusufil Hamdhani Akbar","doi":"10.30659/jikm.v11i2.28916","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Twitter melalui fitur trending topiknya kian digemari untuk mengungkapkan gagasan pribadi terhadap isu populer. Beragamnya gagasan seringkali membentuk penerimaan dan penolakan apalagi jika melibatkan publik figur. Salah satu gagasan penolakan populer dengan sebutan cancel culture yang dilakukan di Twitter. Di setiap terjadinya cancel culture, beragam komentar penolakan terekam dalam jejak digital pengguna Twitter. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana fenomena cancel culture dan kesadaran netiket pelajar SMA di Surabaya pada aksi panggung musisi. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan data secara primer berupa wawancara mendalam dan data sekunder berupa hasil studi literatur pada penelitian sebelumnya. Hasil penelitian menunjukkan telah terjadi cancel culture yang dilakukan oleh pelajar SMA di Surabaya pada aksi panggung musisi Pamungkas di Twitter. Cancel culture dilakukan yaitu mulai dari meng-unfollow akun media sosial, berhenti menikmati lagunya, sampai melakukan ujaran kebencian di Twitter, baik berupa komentar di akun lain maupun membuat tweet di timeline-nya. Setiap informan memahami dan menerapkan netiket yang berbeda satu sama lain, sehingga para pelajar SMA khususnya informan dalam penelitian ini masih membutuhkan evaluasi dan edukasi agar bisa lebih bijak lagi dalam menggunakan media sosial khususnya Twitter. Boleh berkomentar sebagai tanggapan atas aksi orang lain namun harus tetap ada dalam koridor yang sesuai dengan etika.Kata Kunci: Disonansi Kognitif, Cancel Culture, Twitter","PeriodicalId":142752,"journal":{"name":"Jurnal Ilmiah Komunikasi Makna","volume":"75 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-08-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"Fenomena Cancel Culture dan Kesadaran Netiket Pelajar SMA di Surabaya pada Aksi Panggung Musisi\",\"authors\":\"Yusufil Hamdhani Akbar\",\"doi\":\"10.30659/jikm.v11i2.28916\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Twitter melalui fitur trending topiknya kian digemari untuk mengungkapkan gagasan pribadi terhadap isu populer. Beragamnya gagasan seringkali membentuk penerimaan dan penolakan apalagi jika melibatkan publik figur. Salah satu gagasan penolakan populer dengan sebutan cancel culture yang dilakukan di Twitter. Di setiap terjadinya cancel culture, beragam komentar penolakan terekam dalam jejak digital pengguna Twitter. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana fenomena cancel culture dan kesadaran netiket pelajar SMA di Surabaya pada aksi panggung musisi. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan data secara primer berupa wawancara mendalam dan data sekunder berupa hasil studi literatur pada penelitian sebelumnya. Hasil penelitian menunjukkan telah terjadi cancel culture yang dilakukan oleh pelajar SMA di Surabaya pada aksi panggung musisi Pamungkas di Twitter. Cancel culture dilakukan yaitu mulai dari meng-unfollow akun media sosial, berhenti menikmati lagunya, sampai melakukan ujaran kebencian di Twitter, baik berupa komentar di akun lain maupun membuat tweet di timeline-nya. Setiap informan memahami dan menerapkan netiket yang berbeda satu sama lain, sehingga para pelajar SMA khususnya informan dalam penelitian ini masih membutuhkan evaluasi dan edukasi agar bisa lebih bijak lagi dalam menggunakan media sosial khususnya Twitter. Boleh berkomentar sebagai tanggapan atas aksi orang lain namun harus tetap ada dalam koridor yang sesuai dengan etika.Kata Kunci: Disonansi Kognitif, Cancel Culture, Twitter\",\"PeriodicalId\":142752,\"journal\":{\"name\":\"Jurnal Ilmiah Komunikasi Makna\",\"volume\":\"75 1\",\"pages\":\"0\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2023-08-31\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Jurnal Ilmiah Komunikasi Makna\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.30659/jikm.v11i2.28916\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Ilmiah Komunikasi Makna","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.30659/jikm.v11i2.28916","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
Fenomena Cancel Culture dan Kesadaran Netiket Pelajar SMA di Surabaya pada Aksi Panggung Musisi
Twitter melalui fitur trending topiknya kian digemari untuk mengungkapkan gagasan pribadi terhadap isu populer. Beragamnya gagasan seringkali membentuk penerimaan dan penolakan apalagi jika melibatkan publik figur. Salah satu gagasan penolakan populer dengan sebutan cancel culture yang dilakukan di Twitter. Di setiap terjadinya cancel culture, beragam komentar penolakan terekam dalam jejak digital pengguna Twitter. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana fenomena cancel culture dan kesadaran netiket pelajar SMA di Surabaya pada aksi panggung musisi. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan data secara primer berupa wawancara mendalam dan data sekunder berupa hasil studi literatur pada penelitian sebelumnya. Hasil penelitian menunjukkan telah terjadi cancel culture yang dilakukan oleh pelajar SMA di Surabaya pada aksi panggung musisi Pamungkas di Twitter. Cancel culture dilakukan yaitu mulai dari meng-unfollow akun media sosial, berhenti menikmati lagunya, sampai melakukan ujaran kebencian di Twitter, baik berupa komentar di akun lain maupun membuat tweet di timeline-nya. Setiap informan memahami dan menerapkan netiket yang berbeda satu sama lain, sehingga para pelajar SMA khususnya informan dalam penelitian ini masih membutuhkan evaluasi dan edukasi agar bisa lebih bijak lagi dalam menggunakan media sosial khususnya Twitter. Boleh berkomentar sebagai tanggapan atas aksi orang lain namun harus tetap ada dalam koridor yang sesuai dengan etika.Kata Kunci: Disonansi Kognitif, Cancel Culture, Twitter