{"title":"Analisis Penggunaan Model Pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) Pada Kompetensi Dasar Memahami Komunikasi Kantor di SMK Krian 2 Sidoarjo","authors":"Rizqika Arisendy, Durinta Puspasari","doi":"10.26740/jpap.v9n1.p211-223","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penggunaan model pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) dalam Kompetensi Dasar Memahami Komunikasi Kantor kelas X OTKP 2 di SMK Krian 2 Sidoarjo. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Subjek penelitian adalah 3 siswa sebagai sumber wawancara, dan 2 siswa sebagai sumber triangulasi. Teknik pengumpulan data penelitian menggunakan observasi, wawancara, dan kuesioner. Teknik uji validasi menggunakan triangulasi. Analisis mekanis data yang digunakan oleh peneliti dalam analisis model data Miles dan Huberman yang terdiri dari: pengumpulan data, reduksi data, tampilan data, dan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) dalam Kompetensi Dasar Pemahaman Komunikasi Kantor kelas X OTKP 2 di SMK Krian 2 Sidoarjo mendapat respon positif dari siswa. Hal ini disebabkan situasi yang terjadi pada aktivitas belajar yang optimal dan kreatif dan tidak motonous situasi tersebut memberikan kesempatan kepada siswa untuk berinteraksi dengan guru dan berinteraksi dengan siswa. Sehingga dalam proses pembelajaran bisa lebih cepat rasa nyaman dan senang dalam mengikuti proses belajar sehingga materi yang diberikan lebih mudah dipahami. Hal ini disebabkan situasi yang terjadi pada aktivitas belajar yang optimal dan kreatif dan tidak motonous situasi tersebut memberikan kesempatan kepada siswa untuk berinteraksi dengan guru dan berinteraksi dengan siswa. Sehingga dalam proses pembelajaran bisa lebih cepat rasa nyaman dan senang dalam mengikuti proses belajar sehingga materi yang diberikan lebih mudah dipahami. Hal ini disebabkan situasi yang terjadi pada aktivitas belajar yang optimal dan kreatif dan tidak motonous situasi tersebut memberikan kesempatan kepada siswa untuk berinteraksi dengan guru dan berinteraksi dengan siswa. Sehingga dalam proses pembelajaran bisa lebih cepat rasa nyaman dan senang dalam mengikuti proses belajar sehingga materi yang diberikan lebih mudah dipahami. ","PeriodicalId":423135,"journal":{"name":"Jurnal Pendidikan Administrasi Perkantoran (JPAP)","volume":"54 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2020-08-14","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Pendidikan Administrasi Perkantoran (JPAP)","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.26740/jpap.v9n1.p211-223","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
Analisis Penggunaan Model Pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) Pada Kompetensi Dasar Memahami Komunikasi Kantor di SMK Krian 2 Sidoarjo
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penggunaan model pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) dalam Kompetensi Dasar Memahami Komunikasi Kantor kelas X OTKP 2 di SMK Krian 2 Sidoarjo. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Subjek penelitian adalah 3 siswa sebagai sumber wawancara, dan 2 siswa sebagai sumber triangulasi. Teknik pengumpulan data penelitian menggunakan observasi, wawancara, dan kuesioner. Teknik uji validasi menggunakan triangulasi. Analisis mekanis data yang digunakan oleh peneliti dalam analisis model data Miles dan Huberman yang terdiri dari: pengumpulan data, reduksi data, tampilan data, dan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) dalam Kompetensi Dasar Pemahaman Komunikasi Kantor kelas X OTKP 2 di SMK Krian 2 Sidoarjo mendapat respon positif dari siswa. Hal ini disebabkan situasi yang terjadi pada aktivitas belajar yang optimal dan kreatif dan tidak motonous situasi tersebut memberikan kesempatan kepada siswa untuk berinteraksi dengan guru dan berinteraksi dengan siswa. Sehingga dalam proses pembelajaran bisa lebih cepat rasa nyaman dan senang dalam mengikuti proses belajar sehingga materi yang diberikan lebih mudah dipahami. Hal ini disebabkan situasi yang terjadi pada aktivitas belajar yang optimal dan kreatif dan tidak motonous situasi tersebut memberikan kesempatan kepada siswa untuk berinteraksi dengan guru dan berinteraksi dengan siswa. Sehingga dalam proses pembelajaran bisa lebih cepat rasa nyaman dan senang dalam mengikuti proses belajar sehingga materi yang diberikan lebih mudah dipahami. Hal ini disebabkan situasi yang terjadi pada aktivitas belajar yang optimal dan kreatif dan tidak motonous situasi tersebut memberikan kesempatan kepada siswa untuk berinteraksi dengan guru dan berinteraksi dengan siswa. Sehingga dalam proses pembelajaran bisa lebih cepat rasa nyaman dan senang dalam mengikuti proses belajar sehingga materi yang diberikan lebih mudah dipahami.