松巴松巴婚姻中比利斯文化的神学研究

Yunus Selan, Apliana Beili, S. Harti
{"title":"松巴松巴婚姻中比利斯文化的神学研究","authors":"Yunus Selan, Apliana Beili, S. Harti","doi":"10.46558/bonafide.v4i1.156","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Penelitian ini membahas tentang kajian teologis terhadap praktik pemberian belis dalam perkawinan masyarakat Sumba. Budaya atau kebiasaan ini sudah dilakukan secara turun-temurun dan selalu bersinggungan dengan pernikahan gereja. Hal ini dilakukan karena terdapat begitu beragam tanggapan terhadap belis dalam perkawinan masyarakat Sumba, terutama dari kalangan orang Kristen. Metode penelitian yang digunakan adalah studi pustaka. Obyek kajian adalah pemberian mahar dalam pernikahan Ishak dan Ribka, Yakub dan Rahel, Daud dan Mikhal, serta Sikhem dan Dina. Refleksi teologis yang diperoleh dari kajian ini: Pertama, mahar dalam Alkitab diberikan sebagai tanda penghargaan kepada perempuan dan kepada keluarganya. Kedua, mahar sebenarnya bukanlah sebuah paksaan tetapi lebih kepada kemampuan seseorang pria untuk membuktikan rasa cintanya kepada perempuan yang hendak dijadikan istrinya. Sebab itu jika diterapkan terhadap budaya belis pada masyarakat Sumba, belis sebenarnya tidak bertentangan dengan iman Kristen dan belis memiliki hal positif yang bertujuan untuk saling menolong, saling membantu antara satu dengan yang lain. Implikasinya antara lain: Pertama, belis harus diberikan sesuai kemampuan pihak laki-laki. Kedua, belis tidak boleh diadakan untuk memenuhi ambisi pribadi pihak mempelai atau keluarganya. Pembayaran belis harus dilakukan untuk kepentingan bersama. Ketiga, belis diberikan dengan cara yang terhormat. Tidak perlu menghalalkan segala cara hanya demi membuktikan kemampuan membayar belis dengan harga mahal. \n ","PeriodicalId":325759,"journal":{"name":"BONAFIDE: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen","volume":"210 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-06-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"KAJIAN TEOLOGIS TERHADAP BUDAYA BELIS DALAM PERKAWINAN MASYARAKAT SUMBA\",\"authors\":\"Yunus Selan, Apliana Beili, S. Harti\",\"doi\":\"10.46558/bonafide.v4i1.156\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Penelitian ini membahas tentang kajian teologis terhadap praktik pemberian belis dalam perkawinan masyarakat Sumba. Budaya atau kebiasaan ini sudah dilakukan secara turun-temurun dan selalu bersinggungan dengan pernikahan gereja. Hal ini dilakukan karena terdapat begitu beragam tanggapan terhadap belis dalam perkawinan masyarakat Sumba, terutama dari kalangan orang Kristen. Metode penelitian yang digunakan adalah studi pustaka. Obyek kajian adalah pemberian mahar dalam pernikahan Ishak dan Ribka, Yakub dan Rahel, Daud dan Mikhal, serta Sikhem dan Dina. Refleksi teologis yang diperoleh dari kajian ini: Pertama, mahar dalam Alkitab diberikan sebagai tanda penghargaan kepada perempuan dan kepada keluarganya. Kedua, mahar sebenarnya bukanlah sebuah paksaan tetapi lebih kepada kemampuan seseorang pria untuk membuktikan rasa cintanya kepada perempuan yang hendak dijadikan istrinya. Sebab itu jika diterapkan terhadap budaya belis pada masyarakat Sumba, belis sebenarnya tidak bertentangan dengan iman Kristen dan belis memiliki hal positif yang bertujuan untuk saling menolong, saling membantu antara satu dengan yang lain. Implikasinya antara lain: Pertama, belis harus diberikan sesuai kemampuan pihak laki-laki. Kedua, belis tidak boleh diadakan untuk memenuhi ambisi pribadi pihak mempelai atau keluarganya. Pembayaran belis harus dilakukan untuk kepentingan bersama. Ketiga, belis diberikan dengan cara yang terhormat. Tidak perlu menghalalkan segala cara hanya demi membuktikan kemampuan membayar belis dengan harga mahal. \\n \",\"PeriodicalId\":325759,\"journal\":{\"name\":\"BONAFIDE: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen\",\"volume\":\"210 1\",\"pages\":\"0\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2023-06-29\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"BONAFIDE: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.46558/bonafide.v4i1.156\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"BONAFIDE: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.46558/bonafide.v4i1.156","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0

摘要

本研究涉及松巴婚姻实践的神学研究。这种文化或习俗是世袭的,总是与教会婚姻有关。这是因为在Sumba人的婚姻中,尤其是在基督徒中,对belis的反应非常多样化。采用的研究方法是库研究。这研究的物件是以撒和利百加,雅各,拉结,大卫,米甲,示剑,底拿的聘礼。从这项研究中获得的神学反思:首先,圣经的嫁妆是用来奖励妇女和她们的家庭的。其次,嫁妆实际上不是一种强迫,而是一种男人向他想要成为妻子的女人证明爱的能力。因此,当把拜利斯文化应用到苏巴社会时,贝利斯实际上并没有与基督教信仰相矛盾,贝利斯有一个积极的目标,那就是互相帮助,互相帮助。其含义包括:首先,必须根据男性的能力给予自由意志。其次,应避免举行婚礼,以满足新郎或他的家庭的个人野心。支付秘书必须代表共同利益进行。第三,蜜蜂以一种光荣的方式给予。没有必要为了证明支付白酒的能力而不择手段。
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
KAJIAN TEOLOGIS TERHADAP BUDAYA BELIS DALAM PERKAWINAN MASYARAKAT SUMBA
Penelitian ini membahas tentang kajian teologis terhadap praktik pemberian belis dalam perkawinan masyarakat Sumba. Budaya atau kebiasaan ini sudah dilakukan secara turun-temurun dan selalu bersinggungan dengan pernikahan gereja. Hal ini dilakukan karena terdapat begitu beragam tanggapan terhadap belis dalam perkawinan masyarakat Sumba, terutama dari kalangan orang Kristen. Metode penelitian yang digunakan adalah studi pustaka. Obyek kajian adalah pemberian mahar dalam pernikahan Ishak dan Ribka, Yakub dan Rahel, Daud dan Mikhal, serta Sikhem dan Dina. Refleksi teologis yang diperoleh dari kajian ini: Pertama, mahar dalam Alkitab diberikan sebagai tanda penghargaan kepada perempuan dan kepada keluarganya. Kedua, mahar sebenarnya bukanlah sebuah paksaan tetapi lebih kepada kemampuan seseorang pria untuk membuktikan rasa cintanya kepada perempuan yang hendak dijadikan istrinya. Sebab itu jika diterapkan terhadap budaya belis pada masyarakat Sumba, belis sebenarnya tidak bertentangan dengan iman Kristen dan belis memiliki hal positif yang bertujuan untuk saling menolong, saling membantu antara satu dengan yang lain. Implikasinya antara lain: Pertama, belis harus diberikan sesuai kemampuan pihak laki-laki. Kedua, belis tidak boleh diadakan untuk memenuhi ambisi pribadi pihak mempelai atau keluarganya. Pembayaran belis harus dilakukan untuk kepentingan bersama. Ketiga, belis diberikan dengan cara yang terhormat. Tidak perlu menghalalkan segala cara hanya demi membuktikan kemampuan membayar belis dengan harga mahal.  
求助全文
通过发布文献求助,成功后即可免费获取论文全文。 去求助
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
0
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
确定
请完成安全验证×
copy
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
右上角分享
点击右上角分享
0
联系我们:info@booksci.cn Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。 Copyright © 2023 布克学术 All rights reserved.
京ICP备2023020795号-1
ghs 京公网安备 11010802042870号
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术官方微信