{"title":"Upsus Pajale政策:能否扩大Pajale生产基地省?","authors":"Dany Juhandi, A. Enre","doi":"10.21776/ub.habitat.2019.030.3.15","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Berbagai kebijakan untuk mencapai swasembada pangan sudah dilakukan sejak era pemerintahan Presiden Soekarno hingga Presiden Joko Widodo. Namun, hanya kebijakan era Presiden Soeharto yang mampu swasembada beras. Pada era Presiden Joko Widodo melalui Kementerian Pertanian mengeluarkan peraturan Menteri Pertanian No.14 Tahun 2015 untuk mempercepat swasembada padi, jagung dan kedelai dalam empat tahun. Dengan adanya kebijakan tersebut hampir seluruh provinsi di Indonesia didorong untuk meningkatkan produksi padi, jagung dan kedelai. Namun sampai saat ini tujuan swasembada tersebut belum mampu tercapai. Penelitian ini bertujuan untuk (1) menganalisis provinsi-provinsi yang menjadi basis komoditi pajale sebelum dan setelah program UPSUS Pajale, (2) menganalisis terjadinya penyebaran dan pemusatan produksi komoditi pajale sebelum dan setelah program UPSUS Pajale, dan (3) menganalisis provinsi-provinsi yang menjadi prioritas komoditi pajale sebelum dan setelah UPSUS Pajale. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif dengan menggunakan data sekunder tahun 2012 – 2017. Alat analisis yang digunakan yaitu Location Quotien, Specialization and Localization Quotien. Dari hasil penelitian ditemukan bahwa (1) Terjadi penambahan provinsi basis produksi pajale setelah adanya program UPSUS Pajale, (2) hampir di semua provinsi tidak terjadi spesialisasi dan pemusatan produksi komoditi pajale setelah adanya program UPSUS Pajale, dan (3) Provinsi-provinsi yang menjadi prioritas komoditi pajale tidak banyak berubah baik sebelum dan setelah adanya program UPSUS Pajale.","PeriodicalId":190161,"journal":{"name":"The Habitat","volume":"55 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2019-12-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"1","resultStr":"{\"title\":\"Kebijakan Upsus Pajale: Mampukah Menambah Provinsi Basis Produksi Pajale?\",\"authors\":\"Dany Juhandi, A. Enre\",\"doi\":\"10.21776/ub.habitat.2019.030.3.15\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Berbagai kebijakan untuk mencapai swasembada pangan sudah dilakukan sejak era pemerintahan Presiden Soekarno hingga Presiden Joko Widodo. Namun, hanya kebijakan era Presiden Soeharto yang mampu swasembada beras. Pada era Presiden Joko Widodo melalui Kementerian Pertanian mengeluarkan peraturan Menteri Pertanian No.14 Tahun 2015 untuk mempercepat swasembada padi, jagung dan kedelai dalam empat tahun. Dengan adanya kebijakan tersebut hampir seluruh provinsi di Indonesia didorong untuk meningkatkan produksi padi, jagung dan kedelai. Namun sampai saat ini tujuan swasembada tersebut belum mampu tercapai. Penelitian ini bertujuan untuk (1) menganalisis provinsi-provinsi yang menjadi basis komoditi pajale sebelum dan setelah program UPSUS Pajale, (2) menganalisis terjadinya penyebaran dan pemusatan produksi komoditi pajale sebelum dan setelah program UPSUS Pajale, dan (3) menganalisis provinsi-provinsi yang menjadi prioritas komoditi pajale sebelum dan setelah UPSUS Pajale. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif dengan menggunakan data sekunder tahun 2012 – 2017. Alat analisis yang digunakan yaitu Location Quotien, Specialization and Localization Quotien. Dari hasil penelitian ditemukan bahwa (1) Terjadi penambahan provinsi basis produksi pajale setelah adanya program UPSUS Pajale, (2) hampir di semua provinsi tidak terjadi spesialisasi dan pemusatan produksi komoditi pajale setelah adanya program UPSUS Pajale, dan (3) Provinsi-provinsi yang menjadi prioritas komoditi pajale tidak banyak berubah baik sebelum dan setelah adanya program UPSUS Pajale.\",\"PeriodicalId\":190161,\"journal\":{\"name\":\"The Habitat\",\"volume\":\"55 1\",\"pages\":\"0\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2019-12-01\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"1\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"The Habitat\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.21776/ub.habitat.2019.030.3.15\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"The Habitat","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.21776/ub.habitat.2019.030.3.15","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 1
摘要
从苏加诺总统时代到佐科·维多多总统,实现粮食自给自足的政策一直在执行。然而,只有苏哈托总统时代的政策才能自给自足。在农业部长佐科·维多多(Joko Widodo)的时代,日本农业部(ministry of agriculture)颁布了2015年14年农业部长的法令,四年内加速自给自足水稻、玉米和大豆。随着该政策的实施,印度尼西亚几乎所有省份都受到鼓励,增加水稻、玉米和大豆的产量。但到目前为止,自给自足的目标还没有实现。本研究旨在分析(1)项目之前和之后的省份成为商品基地pajale UPSUS pajale,(2)分析和传播的程序集中的商品生产之前和之后pajale UPSUS pajale,(3)分析了商品的优先省份pajale之前和之后UPSUS pajale。本研究采用2012 - 2017年的定量描述性数据方法。使用的分析工具是报价Location, Specialization and Localization引用。从研究结果发现(1)发生后增补省pajale生产基地项目存在UPSUS pajale在几乎每一个省,(2)没有发生后专业化和集中的商品生产pajale UPSUS项目pajale,(3)商品优先pajale变化不大好的省份项目之前和之后的UPSUS pajale。
Kebijakan Upsus Pajale: Mampukah Menambah Provinsi Basis Produksi Pajale?
Berbagai kebijakan untuk mencapai swasembada pangan sudah dilakukan sejak era pemerintahan Presiden Soekarno hingga Presiden Joko Widodo. Namun, hanya kebijakan era Presiden Soeharto yang mampu swasembada beras. Pada era Presiden Joko Widodo melalui Kementerian Pertanian mengeluarkan peraturan Menteri Pertanian No.14 Tahun 2015 untuk mempercepat swasembada padi, jagung dan kedelai dalam empat tahun. Dengan adanya kebijakan tersebut hampir seluruh provinsi di Indonesia didorong untuk meningkatkan produksi padi, jagung dan kedelai. Namun sampai saat ini tujuan swasembada tersebut belum mampu tercapai. Penelitian ini bertujuan untuk (1) menganalisis provinsi-provinsi yang menjadi basis komoditi pajale sebelum dan setelah program UPSUS Pajale, (2) menganalisis terjadinya penyebaran dan pemusatan produksi komoditi pajale sebelum dan setelah program UPSUS Pajale, dan (3) menganalisis provinsi-provinsi yang menjadi prioritas komoditi pajale sebelum dan setelah UPSUS Pajale. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif dengan menggunakan data sekunder tahun 2012 – 2017. Alat analisis yang digunakan yaitu Location Quotien, Specialization and Localization Quotien. Dari hasil penelitian ditemukan bahwa (1) Terjadi penambahan provinsi basis produksi pajale setelah adanya program UPSUS Pajale, (2) hampir di semua provinsi tidak terjadi spesialisasi dan pemusatan produksi komoditi pajale setelah adanya program UPSUS Pajale, dan (3) Provinsi-provinsi yang menjadi prioritas komoditi pajale tidak banyak berubah baik sebelum dan setelah adanya program UPSUS Pajale.