{"title":"认知地位与老年人生活质量水平的关系,在班古鲁的Tresna w报道中心","authors":"Pussof Yayazucah Titanic, M. Rumawas","doi":"10.24912/tmj.v4i2.17721","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Kualitas hidup merupakan persepsi individu tentang posisi mereka dalam kehidupan dalam konteks budaya dan sistem nilai, di mana mereka hidup dan dalam kaitannya dengan tujuan, harapan, standar, dan kekhawatiran mereka. Kualitas hidup dapat dipengaruhi berbagai faktor termasuk fungsi kognitif, yaitu suatu kemampuan penafsiran dan pengenalan individu terhadap lingkungan seperti memori, bahasa, perhatian, serta fungsi memutuskan. Pada lansia, terganggunya fungsi kognitif diduga dapat mempengaruhi kualitas hidup. Tujuan studi ini untuk mengetahui hubungan antara status kognitif dengan tingkat kualitas hidup lansia di Panti Sosial Tresna Werdha, Bengkulu. Studi ini melibatkan 35 responden yang dipilih dengan metode non-random consecutive sampling. Data dikumpulkan melalui wawancara, menggunakan kuesioner Mini-Mental State Examination (MMSE) untuk menilai status kognitif dan World Health Organization Quality of Life (WHOQOL-BREF) untuk menilai kualitas hidup. Data dianalisa menggunakan metode statistik Fisher- exact test. Dari total 35 responden, 28 (80%) responden mengalami gangguan kognitif dan 21 (75%) responden diantaranya dengan kualitas hidup buruk; sedangkan dari 7 (20%) responden yang tidak mengalami gangguan kognitif, terdapat 2 (28,8%) responden diantaranya dengan kualitas hidup buruk. Hasil studi didapatkan hubungan yang bermakna antara status kognisi dan kualitas hidup, lansia yang mengalami gangguan kognitif berisiko memiliki kualitas hidup buruk 2,67 kali lebih besar dari pada lansia yang tidak mengalami gangguan kognitif (PR = 2,67, nilai p = 0,033). ","PeriodicalId":416279,"journal":{"name":"Tarumanagara Medical Journal","volume":"7 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-04-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"1","resultStr":"{\"title\":\"Hubungan status kognitif dengan tingkat kualitas hidup lansia di Panti Sosial Tresna Wreda Kota Bengkulu\",\"authors\":\"Pussof Yayazucah Titanic, M. Rumawas\",\"doi\":\"10.24912/tmj.v4i2.17721\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Kualitas hidup merupakan persepsi individu tentang posisi mereka dalam kehidupan dalam konteks budaya dan sistem nilai, di mana mereka hidup dan dalam kaitannya dengan tujuan, harapan, standar, dan kekhawatiran mereka. Kualitas hidup dapat dipengaruhi berbagai faktor termasuk fungsi kognitif, yaitu suatu kemampuan penafsiran dan pengenalan individu terhadap lingkungan seperti memori, bahasa, perhatian, serta fungsi memutuskan. Pada lansia, terganggunya fungsi kognitif diduga dapat mempengaruhi kualitas hidup. Tujuan studi ini untuk mengetahui hubungan antara status kognitif dengan tingkat kualitas hidup lansia di Panti Sosial Tresna Werdha, Bengkulu. Studi ini melibatkan 35 responden yang dipilih dengan metode non-random consecutive sampling. Data dikumpulkan melalui wawancara, menggunakan kuesioner Mini-Mental State Examination (MMSE) untuk menilai status kognitif dan World Health Organization Quality of Life (WHOQOL-BREF) untuk menilai kualitas hidup. Data dianalisa menggunakan metode statistik Fisher- exact test. Dari total 35 responden, 28 (80%) responden mengalami gangguan kognitif dan 21 (75%) responden diantaranya dengan kualitas hidup buruk; sedangkan dari 7 (20%) responden yang tidak mengalami gangguan kognitif, terdapat 2 (28,8%) responden diantaranya dengan kualitas hidup buruk. Hasil studi didapatkan hubungan yang bermakna antara status kognisi dan kualitas hidup, lansia yang mengalami gangguan kognitif berisiko memiliki kualitas hidup buruk 2,67 kali lebih besar dari pada lansia yang tidak mengalami gangguan kognitif (PR = 2,67, nilai p = 0,033). \",\"PeriodicalId\":416279,\"journal\":{\"name\":\"Tarumanagara Medical Journal\",\"volume\":\"7 1\",\"pages\":\"0\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2022-04-30\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"1\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Tarumanagara Medical Journal\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.24912/tmj.v4i2.17721\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Tarumanagara Medical Journal","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.24912/tmj.v4i2.17721","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 1
摘要
生活质量是个体对自己在文化和价值观体系中所处位置、生活环境以及与自己的目标、期望、标准和担忧相关的看法。生活质量可能受到各种因素的影响,包括认知功能,个人对环境的解释能力和识别,如记忆、语言、注意力和决策功能。对老年人来说,认知功能的干扰被认为会影响生活质量。本研究的目的是确定认知地位与班古鲁Tresna Werdha社会生活质量水平之间的关系。该研究包括35名被选中的非随机结块采样方法的受访者。通过采访收集数据,使用Mini-Mental State examtion (MMSE)评估生活质量和世界卫生组织(whoqbel bref)的认知地位和生活质量。他用费舍尔的统计方法进行分析。在35名受访者中,28人(80%)患有认知障碍,21人(75%)的受访者生活质量很差;在7(20%)无认知障碍的受访者中,有2(288%)的受访者生活质量较差。研究发现,认知地位与生活质量之间存在有意义的联系。患有认知障碍的老年人的生活质量比没有认知障碍的老年人差2.67倍(PR = 2.67, p值= 0.033)。
Hubungan status kognitif dengan tingkat kualitas hidup lansia di Panti Sosial Tresna Wreda Kota Bengkulu
Kualitas hidup merupakan persepsi individu tentang posisi mereka dalam kehidupan dalam konteks budaya dan sistem nilai, di mana mereka hidup dan dalam kaitannya dengan tujuan, harapan, standar, dan kekhawatiran mereka. Kualitas hidup dapat dipengaruhi berbagai faktor termasuk fungsi kognitif, yaitu suatu kemampuan penafsiran dan pengenalan individu terhadap lingkungan seperti memori, bahasa, perhatian, serta fungsi memutuskan. Pada lansia, terganggunya fungsi kognitif diduga dapat mempengaruhi kualitas hidup. Tujuan studi ini untuk mengetahui hubungan antara status kognitif dengan tingkat kualitas hidup lansia di Panti Sosial Tresna Werdha, Bengkulu. Studi ini melibatkan 35 responden yang dipilih dengan metode non-random consecutive sampling. Data dikumpulkan melalui wawancara, menggunakan kuesioner Mini-Mental State Examination (MMSE) untuk menilai status kognitif dan World Health Organization Quality of Life (WHOQOL-BREF) untuk menilai kualitas hidup. Data dianalisa menggunakan metode statistik Fisher- exact test. Dari total 35 responden, 28 (80%) responden mengalami gangguan kognitif dan 21 (75%) responden diantaranya dengan kualitas hidup buruk; sedangkan dari 7 (20%) responden yang tidak mengalami gangguan kognitif, terdapat 2 (28,8%) responden diantaranya dengan kualitas hidup buruk. Hasil studi didapatkan hubungan yang bermakna antara status kognisi dan kualitas hidup, lansia yang mengalami gangguan kognitif berisiko memiliki kualitas hidup buruk 2,67 kali lebih besar dari pada lansia yang tidak mengalami gangguan kognitif (PR = 2,67, nilai p = 0,033).