Retno Purwanti, Balai Arkeologi Sulawesi Selatan
{"title":"BAHASA AUSTRONESIA DARI SUMATERA","authors":"Retno Purwanti, Balai Arkeologi Sulawesi Selatan","doi":"10.24164/PROSIDING.V3I1.7","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Austronesia merupakan suku bangsa terbesar yang mendiami wilayah Indonesia. Kajian mengenai tanah asal suku bangsa melayu-polynesia ini menarik dikaji dari berbagai aspek, baik dari arkeologi, sejarah, dan bahasa. Bahasa sebagai alat untuk menyampaikan ide dan pesan antar manusia mulai muncul pada permulaan abad ke Sembilan belas. Marsden berpendapat bahwa penduduk kepulauan Pasifik berasal dari Asia (dari wilayah Tartar). Hanya penduduk dibagian barat kepulauan pasifik yang ia maksudkan tentu Melanesia kemungkinan besar berasal dari irian. Tonggak pegangan Marsden lebih condong pada pertimbangan terhadap kesukubangsaan dari pada fakta kebahasaan. Setelah itu muncul beberapa teori mengenai asal usul bahasa. Kajian terbaru menganggap bahwa asal usul bahasa Austronesia dari Kalimantan. Bahkan ada yang mengatakan dari Sumatera. Hampir semua kajian bahasa didasarkan pada aspek linguistik dan tidak menyertakan data materi. Penelitian terhadap prasasti dan manuskrip yang terdapat di Sumatera bagian Selatan sejak tahun 2009-2019 memberikan gambaran bahwa bahasa Melayu sudah digunakan di daerah ini pada abad ke-7 Masehi. Prasasti-prasasti dari masa Kedatuan Sriwijaya sebagian besar menggunakan bahasa Melayu. Pada masa kemudian ditemukan prasasti-prasasti yang dituliskan pada timah, tanduk, rotan, dan bambu yang ditulis dengan menggunakan aksara lokal dan menggunakan bahasa Melayu. Di Sumatera Selatan sampai tahun 2019 ini tercatat ada 54 bahasa pengakuan (Melayu). Jumlah tersebut belum termasuk bahasa yang digunakan pada prasasti-prasasti dan manuskrip yang ditemukan di Jambi dan Bengkulu. Berdasarkan bukti-bukti prasasti dan manuskrip dapat diduga bahwa bahasa Melayu berasal dari Sumatera.","PeriodicalId":413787,"journal":{"name":"Prosiding Balai Arkeologi Jawa Barat","volume":"29 1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2020-12-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Prosiding Balai Arkeologi Jawa Barat","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.24164/PROSIDING.V3I1.7","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0

摘要

Austronesia是居住在印尼地区的最大的民族部落。对鱼类-polynesia祖先土地的研究吸引了考古学、历史和语言等各个方面的研究。语言作为一种传达思想和信息的工具,在19世纪初开始出现。马斯登认为太平洋岛屿上的居民来自亚洲(鞑靼地区)。他提到的太平洋岛屿西部的美拉尼西亚人可能来自爱尔兰。马斯登的木柄更倾向于考虑语言事实。随后出现了关于语言起源的一些理论。最近的研究表明,Austronesia语起源于加里曼丹。甚至有人说他来自苏门答腊。几乎所有的语言研究都是基于语言,不包括数据材料。从2008年到2019年在苏门答腊南部发现的铭文和手稿的研究表明,马来语在公元7世纪就已经在这个地区使用了。Sriwijaya开业时的铭文主要使用马来语。后来,人们在锡、角、甘蔗和竹子上发现了铭文,这些铭文是用当地文字和马来语写的。截至2019年,在南苏门答腊,有54种公认的语言(马来语)。这个数字不包括在Jambi和Bengkulu发现的铭文和手稿上使用的语言。根据铭文和手稿的证据,马来语可能起源于苏门答腊。
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
BAHASA AUSTRONESIA DARI SUMATERA
Austronesia merupakan suku bangsa terbesar yang mendiami wilayah Indonesia. Kajian mengenai tanah asal suku bangsa melayu-polynesia ini menarik dikaji dari berbagai aspek, baik dari arkeologi, sejarah, dan bahasa. Bahasa sebagai alat untuk menyampaikan ide dan pesan antar manusia mulai muncul pada permulaan abad ke Sembilan belas. Marsden berpendapat bahwa penduduk kepulauan Pasifik berasal dari Asia (dari wilayah Tartar). Hanya penduduk dibagian barat kepulauan pasifik yang ia maksudkan tentu Melanesia kemungkinan besar berasal dari irian. Tonggak pegangan Marsden lebih condong pada pertimbangan terhadap kesukubangsaan dari pada fakta kebahasaan. Setelah itu muncul beberapa teori mengenai asal usul bahasa. Kajian terbaru menganggap bahwa asal usul bahasa Austronesia dari Kalimantan. Bahkan ada yang mengatakan dari Sumatera. Hampir semua kajian bahasa didasarkan pada aspek linguistik dan tidak menyertakan data materi. Penelitian terhadap prasasti dan manuskrip yang terdapat di Sumatera bagian Selatan sejak tahun 2009-2019 memberikan gambaran bahwa bahasa Melayu sudah digunakan di daerah ini pada abad ke-7 Masehi. Prasasti-prasasti dari masa Kedatuan Sriwijaya sebagian besar menggunakan bahasa Melayu. Pada masa kemudian ditemukan prasasti-prasasti yang dituliskan pada timah, tanduk, rotan, dan bambu yang ditulis dengan menggunakan aksara lokal dan menggunakan bahasa Melayu. Di Sumatera Selatan sampai tahun 2019 ini tercatat ada 54 bahasa pengakuan (Melayu). Jumlah tersebut belum termasuk bahasa yang digunakan pada prasasti-prasasti dan manuskrip yang ditemukan di Jambi dan Bengkulu. Berdasarkan bukti-bukti prasasti dan manuskrip dapat diduga bahwa bahasa Melayu berasal dari Sumatera.
求助全文
通过发布文献求助,成功后即可免费获取论文全文。 去求助
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
0
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
确定
请完成安全验证×
copy
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
右上角分享
点击右上角分享
0
联系我们:info@booksci.cn Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。 Copyright © 2023 布克学术 All rights reserved.
京ICP备2023020795号-1
ghs 京公网安备 11010802042870号
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术官方微信