{"title":"DAKWAH KULTURAL TAKMIR MASJID ASSALAFIYAH KEDUNG BARUK PADA ACARA SELAMATAN DESA","authors":"Achmad Al Farisi","doi":"10.55372/inteleksiajpid.v8i2.178","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Dakwah adalah upaya internalisasi, transmisi informasi dan difusi nilai-nilai Islam dari dai kepada mad’uw dengan memperimbangkan beragam aspek dari mad’uw, termasuk aspek budaya. Takmir Masjid Assalafiyah Kedung Asem, Kelurahan Kedung Baruk, Surabaya melaksanakan dakwah kultural dengan memasukkan nilai-nilai Islam pada acara tradisi Jawa selamatan desa. Kegiatan tersebut berhasil menghadirkan jemaah kurang lebih 3000 orang meskipun dilaksanakan di lingkungan perkotaan. Keberhasilan kegiatan dakwah kultural tersebut dapat menjadi pelajaran bagi masjid atau lembaga dakwah lainnya dalam pelaksanaan kegiataan dakwah kultural di masyarakat. Tulisan ini mendeskripsikan dakwah kultural dalam kegiatan selamatan desa yang diadakan takmir Masjid Assalafiyah. Dipandu oleh konsep dakwah kultural dari Acep Aripudin dan M. Sulthon. Tulisan ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan teknik analisis transkip hasil wawancara, reduksi data, analisis, interpretasi data dan triangulasi. Data diperoleh dari wawancara takmir, dokumentasi, dan observasi. Hasilnya dakwah kultural yang dilaksanakan melalui kegiatan selamatan desa merupakan akomodasi antara dua budaya yg berbeda, yaitu takmir Masjid Assalafiyah yang membawa nilai-nilai budaya Islam dan masyarakat Kedung Asem, yang kini didominasi warga pendatang dengan budaya Jawa Matraman. Bentuk interaksi yang terjadi secara umum bersifat akulturasi. Takmir Masjid berhasil memasukkan kegiatan yang bernuansa lebih Islami dalam tradisi selamatan desa Kedung Asem. Kegiatan dakwah kultural dapat digolongkan sebagai dakwah ummah dan terlaksana secara bottom-up.","PeriodicalId":246613,"journal":{"name":"INTELEKSIA - Jurnal Pengembangan Ilmu Dakwah","volume":"94 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2018-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"INTELEKSIA - Jurnal Pengembangan Ilmu Dakwah","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.55372/inteleksiajpid.v8i2.178","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
摘要
“大华”指的是伊斯兰价值观从戴到疯狂秀的内化、传播和传播,同时平衡了“疯狂uw”的许多方面,包括文化方面。Takmir Masjid Assalafiyah Kedung Asem, Baruk bend,泗水通过将伊斯兰价值观融入Jawa hh村的传统习俗来实施文化活动。尽管在城市环境中进行,活动还是成功地吸引了3000名朝圣者。这种文化活动的成功可能是清真寺或其他高等教育机构在社区内实施文化活动的一个教训。这篇文章描述了在阿萨菲亚清真寺takmir村的庆祝活动中文化的不同。由Acep Aripudin和M. Sulthon的文化理念指导。这篇文章采用了一种定性研究方法,包括采访结果的转录分析、数据还原、分析、数据解释和三角分析。数据来自takmir的采访、文件和观察。通过村庄契约实施的文化戒律是两种不同文化之间的住所,这两种文化是takmir Masjid Assalafiyah,它带来了伊斯兰文化价值观和Kedung a闪人社区,后者现在被移民统治着爪哇Matraman文化。这种相互作用的一般形式是水产养殖的。Takmir Masjid成功地将更伊斯兰化的活动融入了异教救恩村的传统。文化活动可以被归类为“dakwah ummah”,并进行自下而上的活动。
DAKWAH KULTURAL TAKMIR MASJID ASSALAFIYAH KEDUNG BARUK PADA ACARA SELAMATAN DESA
Dakwah adalah upaya internalisasi, transmisi informasi dan difusi nilai-nilai Islam dari dai kepada mad’uw dengan memperimbangkan beragam aspek dari mad’uw, termasuk aspek budaya. Takmir Masjid Assalafiyah Kedung Asem, Kelurahan Kedung Baruk, Surabaya melaksanakan dakwah kultural dengan memasukkan nilai-nilai Islam pada acara tradisi Jawa selamatan desa. Kegiatan tersebut berhasil menghadirkan jemaah kurang lebih 3000 orang meskipun dilaksanakan di lingkungan perkotaan. Keberhasilan kegiatan dakwah kultural tersebut dapat menjadi pelajaran bagi masjid atau lembaga dakwah lainnya dalam pelaksanaan kegiataan dakwah kultural di masyarakat. Tulisan ini mendeskripsikan dakwah kultural dalam kegiatan selamatan desa yang diadakan takmir Masjid Assalafiyah. Dipandu oleh konsep dakwah kultural dari Acep Aripudin dan M. Sulthon. Tulisan ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan teknik analisis transkip hasil wawancara, reduksi data, analisis, interpretasi data dan triangulasi. Data diperoleh dari wawancara takmir, dokumentasi, dan observasi. Hasilnya dakwah kultural yang dilaksanakan melalui kegiatan selamatan desa merupakan akomodasi antara dua budaya yg berbeda, yaitu takmir Masjid Assalafiyah yang membawa nilai-nilai budaya Islam dan masyarakat Kedung Asem, yang kini didominasi warga pendatang dengan budaya Jawa Matraman. Bentuk interaksi yang terjadi secara umum bersifat akulturasi. Takmir Masjid berhasil memasukkan kegiatan yang bernuansa lebih Islami dalam tradisi selamatan desa Kedung Asem. Kegiatan dakwah kultural dapat digolongkan sebagai dakwah ummah dan terlaksana secara bottom-up.